Beredar Kabar Tes Covid-19 Menggunakan Alat Bekas Antigen, Seperti Menjebak Rakyat

Rabu, 28 April 2021 – 19:42 WIB
Ilustrasi - Calon penumpang menjalani tes cepat antigen COVID-19 di Stasiun Madiun, Jawa Timur, Rabu (23/12/2020). (ANTARA FOTO/Siswowidodo/foc)

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Melkiades Laka Lena menyoroti kabar tentang layanan tes Covid-19 yang menggunakan alat antigen bekas di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara, Selasa (27/4) malam.

Melki, sapaan akrab Melkiades Laka Lena meminta polisi tidak lembek dan memberikan toleransi atas kabar tersebut.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Mata Munarman Ditutup, Tangan Diborgol, TNI-Polri Beraksi, Lima Orang Tewas

"Kami minta aparat hukum memberikan sanksi sekeras-kerasnya terhadap yang terlibat persoalan itu," kata Melki melalui layanan pesan, Rabu (28/4).

Di sisi lain, Melki meminta dilakukannya pemeriksaan ulang orang yang pernah menjalani tes dengan alat antigen bekas di Bandara Kualanamu tersebut.

BACA JUGA: Ada Dugaan Daur Ulang Antigen Kimia Farma, Mufti Anam: Sesak Rasanya Dada Ini

Legislator fraksi Golkar itu tidak ingin tes membuat langkah antisipasi penularan Covid-19 menjadi sia-sia.

"Harus dipastikan semua yang dites itu harus dites lagi dan gimana kondisinya. Apakah mereka tertular melalui pemakaian antigen bekas," tutur dia.

BACA JUGA: Butuh Biaya Nikah, Honorer Puskesmas Palsukan Surat Hasil Tes Antigen

Di sisi lain, anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam mendukung kepolisian mengusut dugaan daur ulang penggunaan antigen di Bandara Kualanamu yang dilakukan oleh BUMN farmasi PT Kimia Farma Tbk melalui kelompok usahanya, yaitu PT Kimia Farma Diagnostika.

”Miris sekali saya mendengar informasi ini. BUMN seharusnya membantu rakyat dengan pelayanan murah dan terbaik, tetapi ini malah menjebak rakyat. Dengan adanya temuan polisi, bahwa ada dugaan daur ulang penggunaan alat antigen. Sesak rasanya dada ini,” kata Mufti Anam, Rabu (28/4).

Mufti mengatakan, dugaan pelanggaran tersebut menunjukkan ada tiga masalah serius di BUMN farmasi khususnya Kimia Farma.

Pertama, kata dia, lemahnya sistem pengawasan. Kedua terkait rendahnya pelaksanaan prosedur operasi standar di Kimia Farma.

Ketiga, ujarnya, Kimia Farma tidak taat pada pembenahan nilai dan budaya BUMN yang digariskan Menteri BUMN Erick Thohir, yaitu AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif). (ast/jpnn)


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler