Beredar Video Murid Rundung Guru, Ini Sikap KPAI

Minggu, 10 Februari 2019 – 20:15 WIB
Komisioner KPAI bidang Pendidikan Retno Listyarti. Foto: dok jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendalami video yang berisi dugaan beberapa murid melakukan perundungan terhadap seorang guru. Video tersebut viral melalui berbagai media sosial (medsos) dan perpesanan instan. KPAI juga menerima kiriman video tersebut dari banyak pihak sejak Sabtu (9/2) malam.

Dalam video berdurasi 22 detik tersebut tampak suasana kelas di mana seorang guru terlihat menghampiri siswanya dan seperti menegur. Namun, siswa yang ditegur malah melawan dan cenderung bertindak agresif seperti menantang sang guru berkelahi. Ada 2 siswa yang tampak berdiri seperti hendak menyerang sang guru.

BACA JUGA: KPAI: Yang Pasti Bukan Tyas Mirasih

Ada dugaan bahwa peristiwa tersebut terjadi di salah satu SMP swasta di Gresik. KPAI kemudian mencoba menelusuri dari berbagai sumber yang bisa dipercaya dan akhirnya mendapatkan kepastian bahwa benar lokasi kejadian adalah di salah satu sekolah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

"KPAI menyampaikan keprihatinan atas sikap dan perilaku siswa yang mencerminkan ketidaksatunan dan tidak semestinya seorang siswa bersikap demikian pada gurunya, apalagi sang guru tampaknya hanya menegur, bukan berteriak membentak apalagi memukul," beber Komisioner KPAI bidang Pendidikan Retno Listyarti, Minggu (10/2).

BACA JUGA: KPAI Bakal Sambangi SD Penghukum Push-Up Siswinya

Teguran sang guru, lanjutnya, pasti ada alasannya. Sebagai pendidik, mungkin sang guru ingin menegur dalam rangka mendisiplinkan siswa tersebut.

Retno menyebutkan, kemungkinan ada dua faktor yang menyebabkan kejadian murid melakukan kekerasan terhadap guru. Pertama disebabkan karakter siswa yang kurang terbina dengan baik di rumah maupun sekolah.

BACA JUGA: Tak Terima Di-bully, Audi Marissa Ancam Lapor Polisi

Biasanya sikap anak seperti itu, ada pengaruh kuat dari pola asuh di rumah. Bisa juga karena siswa sudah kecanduan game online yang mengandung unsur kekerasan misalnya, sehingga anak jadi tidak bisa membedakan antara perilaku di dunia maya dengan di dunia nyata.

Terkait faktor pertama ini, tentu saja dibutuhkan assessment psikologis terhadap ananda untuk mencari faktor penyebab yang bersangkutan berperilaku agresif seperti dalam video tersebut.

Kedua, bisa saja berasal dari gurunya. Seperti rendahnya kompetensi paedagogik guru, terutama dalam penguasaan di kelas serta dalam menciptakan suasana belajar yang kreatif, menyenangkan dan menantang kreativitas serta minat siswa. Manajemen penguasaan kelas diantaranya adalah bagaimana guru mengatasi kelasnya dengan karakter siswa yang bermacam-macam.

"Kemampuan manajemen penguasaan kelas perlu dilatih dan hal ini merupakan tanggung jawab Dinas Pendidikan dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)," tegas Retno

Itu sebabnya menurut Retno, rehabilitasi terhadap siswa penting dilakukan agar (siswa) belajar dari kesalahan, dan mau memerbaiki diri. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Terduga Pelaku Penculikan di Tambun Masih Kelas 3 SMP


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler