Berfilsafat bersama Karya-Karya Beethoven

Kamis, 07 Juli 2011 – 11:14 WIB

TIDAK banyak orang tahu, di balik kesibukannya sebagai Menko Perekonomian, Hatta Rajasa masih menyisakan waktu untuk mengasah rasaRupanya dia pengagum 9 simfoni, 32 sonata piano, 5 piano concerto, 10 sonata untuk piano dan biola karya legenda Ludwig van Beethoven

BACA JUGA: Hatta Ajak Belanda Bangun Tembok Penahan Air Laut Jakarta

Klasik instrumentalia berada dalam ranking pertama, yang paling membuat hatinya ikut beresonansi
Repertoar karya komponis asli Belanda ini, menurut Hatta, memiliki kedalaman makna, totalitas perasaan dan kesempurnaan tata rencana

BACA JUGA: Awasi Ketat Proyek Jumbo BUMN

”Saya mengimajinasikan karya- karya Beethoven itu seperti sedang berfilsafat
Itulah yang membedakan dengan karya-karya Mozart yang dinamis, bertempo dan berkesan matematis

BACA JUGA: Hatta Minta Tiongkok Inves di KA

jpnn.com - Saya apresiasi karya-karya abadi itu Tetapi kalau harus memilih, hati saya kok ke Beethoven ya,” aku Pria kelahiran Palembang 18 Desember 1953 iniBeethoven, menurut Hatta, bukan saja unik dari profil ketokohannya, tetapi juga komplit dalam berkarya seniSejak usia 20 tahun, dia tuliSyaraf pendengarannya tidak berfungsiBisa dibayangkan, betapa risaunya seorang komponis muda tapi telinganya tidak bisa mendengar musikSeperti pemain bola kehilangan kaki? Atau pemain tenis kehilangan tangan? Sebuah malapetaka dan putus asa yang sempat membuatnya nyaris bunuh diri“Tetapi karya-karyanya yang dia cipta pada saat dunia sunyi tanpa suara, justru lebih mendalam, lebih mengesankan dan penuh makna,” puji HattaAda hikmah besar di balik kehilangan asa, yakni spirit untuk tetap berkarya dan hidup dengan karya-karya besarnya

Ada keseimbangan dan daya pengaruh yang kuat pada komponiskomponis yang muncul belakangan, termasuk tokoh-tokoh yang memiliki gaya berbeda seperti Brahms, Wagner, Schubert dan TchaikovskyDia juga merintis jalan buat Berlioz, Gustav Mahler, Richard Strauss dan banyak lagi lainnya“Saya senang komposer Indonesia mulai bermunculan, seperti Addie MS dengan Twilite Orchestra-nya,” kata Hatta yang juga penggemar jazz iniMemang, tidak banyak konser klasik di Indonesia“Ini juga yang menjadi keprihatinan dan sekaligus mimpi saya.

Kita tidak punya gedung-gedung kesenian yang representative dan menjadi tempat seniman-seniman kita berkreasi Salah satu ciri bangsa besar adalah memiliki banyak karya seni dan budaya yang hebat dan menduniaDan kita punya potensi besar menuju ke sana!” ujar Ketua Umum DPP PAN iniTapi jangan dipikir Hatta bisa memainkan karya-karya Beethoven di depan pianoDia lebih sebagai penikmat dan penggemar seni“Kalau ditantang menyanyi lagu-lagu Indonesia, saya nggak takut? Kualitas lagu-lagu kita juga makin oke kan?” tutur Hatta sambil mempertontonkan dua jempolnya(don)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bangkitkan Ekonomi Bermodal Energi Sosial


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler