jpnn.com, JAKARTA - BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID memamerkan berbagai praktik ekonomi sirkular yang telah dilakukan oleh anak perusahaannya.
Pameran itu dilakukan dalam ajang Indonesia Sustainability Forum (ISF) yang diselenggarakan Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi bersama Kamar Dagang Indonesia (Kadin).
BACA JUGA: AIPF 2023: MIND ID Ajak ASEAN Amankan Rantai Pasok Industri Tambang
Acara bertajuk “Pursuing Sustainable and Inclusive Growth” tersebut berlangsung di Hotel Park Hyatt, Jakarta, 7-8 September 2023.
Sekretaris Perusahan BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID Heri Yusuf mengatakan praktik sirkular ekonomi menjadi salah satu keberhasilan grup MIND ID dalam menjalankan model bisnis berkelanjutan.
BACA JUGA: Bos MIND ID Sebut Permintaan Hasil Tambang Indonesia Meningkat 6 Kali Lipat
“Melalui penerapan sirkular ekonomi yang dijalankan oleh anggota Grup MIND ID, kami terus mendorong resource efficiency (efisiensi sumber daya). Ekonomi sirkular tidak hanya dimaknai sebagai daur ulang sampah, lebih dari itu MIND ID menerapkan konsep ekonomi sirkular di segala lini perusahaan,” kata Heri Yusuf.
Ekonomi sirkular yang diterapkan Grup MIND ID tercermin dari beberapa inisiatif dilakukan anggota grup dalam menjalankan aktivitas industri pertambangan berkelanjutan.
Di antaranya, ekonomi sirkular dihasilkan dari proses penambangan dengan mengedepankan recycle, reduce, and reuse (3R).
Grup MIND ID meminimalisir sisa hasil tambang, menggunakan kembali, dan pada akhirnya menghilangkan limbah dihasilkan dari proses pertambangan.
“Sesuai dengan yang tertera dalam ICMM yakni memiliki operasi memberikan kontribusi positif terhadap manusia dan planet ini, dan bekerja dengan masyarakat lebih luas rantai nilai logam untuk mendorong penggunaan dan pemulihan logam secara bertanggung jawab setelah memasuki pasar,” katanya.
ISF 2023 menjadi konferensi sustainability paling akbar di Indonesia yang mempertemukan sekitar 700 pemangku kebijakan, pakar ahli, serta investor dari seluruh dunia. Tujuannya, untuk membangun kemitraan di bidang sustainability dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi hijau.
Indonesia sebagai salah satu pusat ekonomi dunia berpotensi menjadi negara adidaya iklim, sehingga memiliki peran strategis dalam mengembangkan transisi energi bersih, penyerapan karbon, dan ekonomi hijau.
Adapun di antara ekonomi sirkular yang sudah dilakukan Grup MIND ID yakni melalui salah satu anggota perusahaan, PT Aneka Tambang Tbk., (Antam). Emiten ANTM mampu memanfaatkan tailing—bahan yang tertinggal setelah pemisahan fraksi bernilai bijih besi—sebanyak 61 persen menjadi material lantai bawah tanah area kerja.
Pemanfaatan tailing tersebut menyerap tailing yang dihasilkan oleh Unit Usaha Tambang emas Pongkor sekitar 235.000 wmt/tahun.
Terkini, Antam berhasil memproduksi bahan konstruksi berupa beton memanfaatkan tailing menjadi paving block, balok kerucut, batako, bata ringan, genteng, beton pracetak, gorong-gorong, paving blok pembatas jalan, panel dinding beton, parit UV, dan yang lainnya.
Tak hanya itu, Antam melalui Unit Usaha Feronikel Kolaka (smelter nikel) memanfaatkan sisa peleburan bijih nikel berupa slag atau terak yang andal dimanfaatkan untuk berbagai bahan konstruksi seperti beton pracetak dan yang lainnya. Terak nikel merupakan sisa bijih nikel setelah melalui pembakaran dan proses pemisahan.
Proses peleburan yang dilakukan Antam menghasilkan slag sebesar 1.205.078,4 ton/tahun. Saat ini produk hasil pengolahan terak digunakan di ANTAM Lokasi Izin Usaha Pertambangan (IUP), adalah sebagai berikut.
Pertama, pangkalan jalan untuk lokasi penambangan. Kemudian, yardbase untuk pembangkit listrik di lokasi pelabuhan, serta beton untuk sarana dan prasarana di lokasi ANTAM Sulawesi Utara, seperti lapangan olah raga, gedung, konstruksi, sekolah.
Antam pun mengembangkan program CSR berupa pemberdayaan masyarakat melalui industri Budidaya Kelapa Terpadu di Kecamatan Maba, Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara.
Praktik ekonomi sirkular dari program tersebut berupa pemanfaatan batok dan sabut kelapa yang notabene merupakan limbah kelapa disulap menjadi aneka produk olahan bernilai ekonomi.
Batok dan sabut kelapa diubah menjadi coconet dan cocopeat yang dimanfaatkan untuk media tanam di lahan reklamasi milik Antam. Program Pengembangan Industri Kelapa Terpadu menerapkan prinsip Creating Shared Value dan Creating Nilai Baru dengan melibatkan petani kelapa untuk mengembangkan masyarakat yang mandiri, sejahtera, dan berkelanjutan.
Selain itu, PT Freeport Indonesia (PTFI) melalui pemanfaatan tailing menjadi bahan campuran beton. PTFI bekerja sama dengan LAPI ITB untuk menjalankan praktik ekonomi sirkular dalam pembuatan bahan konstruksi berbahan dasar tailing.
Hingga Desember 2020, tailing yang dimanfaatkan untuk bahan baku beton siap pakai mencapai 14.798 ton. Selain itu, penggunaan tailing untuk konstruksi tambang bawah tanah Big Gossan mencapai 1.386.791 ton.
PTFI pun menjalankan program 3R sejalan dengan kebijakan lingkungan perusahaan dalam upaya mendukung upaya efisiensi energi juga pengurangan, penggunaan kembali, daur ulang, dan pengembangan bertanggung jawab dari produksi yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan.(mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul