Bergaya Medan Tapi Tidak Pas

Senin, 22 Agustus 2011 – 00:17 WIB

JAKARTA -- Kapolda Sumatera Utara (Sumut) Irjen Wisjnu Amat Sastro belum bisa mengendalikan diri, sehingga keluar karakter aslinyaWisjnu belum bisa menempatkan diri, kapan bersikap sebagai Kapolda, dan kapan bersikap sebagai seorang warga kelahiran Medan dengan gaya khasnya yang terbuka

BACA JUGA: Arteri Pengganti Porong Dipaksa untuk Lebaran

Koordinator Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengingatkan Wisjnu agar tidak gampang emosional.

"Saya kenal dekat dengan Pak Wisjnu
Ya itulah gaya Medan, blak-blakan

BACA JUGA: Tiket Pesawat Diborong Calo

Tapi harus sesuai porsinya
Ketika menghadapi wartawan, menghadapi masyarakat, ya harus lebih arif

BACA JUGA: Kapolda Sumut Marah-marah Sama Wartawan

Sebagai seorang pejabat publik, Pak Wisjnu harus bisa menempatkan diri pada situasi, kapan bergaya Medan dan kapan tidakSaya juga orang Medan kok ," ujar Neta S Pane, Minggu (21/8), menanggapi sikap Irjen Wisjnu Amat Sastro yang marah-marah saat beberapa wartawan mencoba mewawancarainya, Jumat (19/8).

Saat ditemui sejumlah wartawan di Mapolda Sumut, Wisjnu menyebutkan, banyak wartawan enggak jelas dan kerjanya menakut-nakuti"Saya nggak takut,ku cari kalian kalau macam-macamSama kita anak Medan, aku juga anak MedanSampai ke lobang semut saya cari kau, saya lepas pangkat saya, saya cari kamuItu lho, jadi mari kita sama-sama saling menghargai," ujar Wisjnu yang mengarahkan wajahnya pada semua wartawan yang berada disitu.

Neta menyebutkan, setidaknya ada dua dampak buruk dari pernyataan yang disampaikan Wisjnu ituPertama, merusak citra kepolisian sebagai sebuah institusiKonsep polisi adalah melayani, melindungi, dan mengayomi masyarakatJika seorang Kapolda bersikap arogan, maka masyarakat akan menilai polisi arogan.

"Karena seorang Kapolda harus bisa menjalankan fungsi kehumasan, public relations, bagi kepolisianKalau dia emosional, ya berarti fungsi kehumasannya nggak jalanYang didapat malah citra buruk," beber Neta.

Dampak kedua, pernyataan Wisjnu bisa ditafsirkan oleh anak buah secara berlebihanJika Kapolda menunjukkan ketidaksukaan kepada wartawan, maka para anak buahnya akan lebih keras lagi ketika berhadapan dengan wartawan"Kalau Kapoldanya arogan, anak buah bisa dua tiga kali lebih arogan, lebih represifIni yang bahaya," imbuh Neta.

IPW berharap Wisjnu bisa memetik pelajaran dari masalah ini dan tidak mengulanginya lagi di hari-hari mendatang"Pak Wisjnu pernah menjadi Wakapolda Sulawesi Selatan, yang karakter masyarakatnya juga kerasNah, itu mestinya bisa menjadi bekal untuk bersikap lebih arif ketika bertugas di Medan," kata Neta.

Sebelumnya, anggota Komisi III DPR Desmond Junaidi Mahesa menilai, kepemimpinan Wisjnu belum matang"Wajar kalau dia emosional, karena memang dia itu jenderal yang belum matang," ujar Desmond Mahesa saat dihubungi JPNNi, Sabtu (20/8).

Mantan aktivis 1998 ini menilai, sebelum menjadi Kapolda Sumut, prestasi Wisjnu di kepolisian biasa-biasa saja, tidak ada yang menonjolPengalamannya pun, lanjutnya, masih minim"Karier Pak Wisjnu itu biasa-biasa saja, tak punya prestasi, pengalaman kurang, sehingga tidak memiliki sifat kepemimpinan yang matang," beber Desmond.

Menurut Neta, dari segi pengalaman sebenarnya Wisjnu sudah cukup"Karena pernah menjadi Wakapolda Sulsel," kata Neta(sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sambut Lebaran, Jateng Operasikan Tol Baru


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler