Kapolda Sumut Marah-marah Sama Wartawan

Wisjnu Dinilai Tak Layak Jadi Kapolda Sumut

Minggu, 21 Agustus 2011 – 08:19 WIB

MEDAN- Sikap Kapolda Sumatera Utara (Sumut) Irjen Wisjnu Amat Sastro yang marah-marah saat beberapa wartawan mencoba mewawancarainya, Jumat (19/8) lalu, mendapat tanggapan dari anggota Komisi III DPR, Desmond Junaidi MahesaPolitisi dari Partai Gerindra itu mengaku tidak kaget jika Wisjnu bersikap arogan.

"Wajar kalau dia emosional, karena memang dia itu jenderal yang belum matang," ujar Desmond Mahesa saat dihubungi Sumut Pos (Grup JPNN), Sabtu (20/8)

BACA JUGA: Sambut Lebaran, Jateng Operasikan Tol Baru



Mantan aktivis 1998 ini menilai, sebelum menjadi Kapolda Sumut, prestasi Wisjnu di kepolisian biasa-biasa saja, tidak ada yang menonjol
Pengalamannya pun, lanjutnya, masih minim

BACA JUGA: Mamin Kadaluarsa Marak Dijual di Pasar



"Karier Pak Wisjnu itu biasa-biasa saja, tak punya prestasi, pengalaman kurang, sehingga tidak memiliki sifat kepemimpinan yang matang," beber Desmond.
Kok bisa jadi Kapolda Sumut" Anggota dewan yang membidangi hukum itu mengatakan, karena nasib baik saja Wisjnu bisa menjadi Kapolda di wilayah besar seperti Sumut
Wisjnu, imbuhnya, bisa menjadi Kapolda hanya karena dia teman dekat Jenderal Pol Timur Pradopo

BACA JUGA: H-7 Lebaran, Pasar Tumpah Ditertibkan



"Jadi hanya karena faktor pertemanan, faktor perkoncoan saja dia bisa jadi KapoldaMenurut saya dia tak layak menjadi KapoldaEmosinya juga belum matang sebagai seorang perwira, apalagi Kapolda di Medan," ungkapnya.

Desmond menilai, sikap yang seperti itu sudah mencerminkan bahwa Wisjnu belum punya sifat kepemimpinan yang baikJustru yang ditunjukkan adalah arogansi"Kalau dia mengaku nggak takut, ya memang dia nggak takut, karena yang ditakuti hanya Timur Pradopo, yang menjadikan dia sebagai Kapolda," kata Desmond lagi.

Desmond mengatakan, begitu Timur menduduki jabatan Kapolri, sempat beredar kabar Wisjnu akan menjadi Kapolda Kaltim"Eh, ternyata malah jadi Kapolda Sumut," kata Desmond

Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan, Nuriyono SH menyatakan, sebaiknya Kapolri Jenderal Timor Pradopo mengambil langkah untuk mengevaluasi Kapolda Sumut Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro"Bagi Kapolri, kalau ditemukan kesalahan, kapolda harus dievaluasi atau paling tidak diingatkan untuk mengawal kebijakan dan sikapnyaKarena, arogansi itu menunjukkan atau menimbulkan  ketidakpercayaan kepada masyarakat dan terutama kalangan mediaDan sikap itu dapat merugikan institusi kepolisian dalam mengemban tugasnya,"  tegasnya.

Lebih lanjut Nuriyono menyatakan, seharusnya dalam menjalankan fungsi keamanan dan ketertiban, Polisi harus dekat dengan siapa saja, terutama mediaKarena itu sangat penting untuk menjalankan fungsi," terangnya.

Salah satunya, sambung Nuriyono, jika ada kasus atau tindak kejahatan yang dilakukan oleh personel polisi, Kapolda bisa tahu dari media"Segala tindakan polisi itu selalu disorotMedia sebagai filter untuk menjalankan fungsi keamanan dan ketertiban ituSeperti misalnya ada kasus atau tindak pidana yang dilakukan oknum polisi, Kapolda bisa tahu dari peran media.  Karena, tidak mungkin Kapolda bisa  menjangkau itu semua, tanpa peran mediaJadi, sangat tidak tepat kalau kapolda mengambil jarak dengan media dan wartwan pasti akan ada dampak, terutama dengan pimpinan media," tambahnyaMaka dari itu, lanjut Nuriyono, sangat tidak tepar bila Kapolda Sumut mendiskreditkan peran media.

Saat ditanya, ada pernyataan Kapolda Sumut yang menyebut-nyebut nama institusi lain, Nuriyono juga menyatakan, sikap dan pernyataan itu bukanlah sebuah kearifan dari seorang pimpinan terlebih lagi pimpinan kepolisian.  "Sangat tidak tepat membandingkan dengan institusi lainItu menunjukan ketidakarifanHarusnya Kapolda itu merangkul," cetusnya

Sekadar diketahui, sebelumnya Kapolda Sumut Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro marah-marah saat beberapa wartawan coba mewawancarainyaKepada salah seorang wartawan media cetak terbitan Medan, Wisjnu sempat mempertanyakan identitasnya.

"Kamu wartawan mana, mana kartu wartawan mu," ujar Wisjnu meminta wartawan itu memperlihatkan identitasnya, Jumat (19/8) lalu di Mapolda Sumut.
Kapolda mengingatkan kepada wartawan, bahwa di Polda Sumatera Utara, ada struktur kerja organisasi yang mempunyai kewenangan dan tugas masing-masing.

"Kenapa harus saya yang kalian temuiIni kan ada struktur organisasi, ingat loh, jadi kalau ada humas ya humas, nanti kalau nggak dikasih laporkan ke sayaSaya banyak kerjaan, bukan kalian sajaItu di ingat baik-baikJadi, jangan harus saya," ujar Wisjnu dengan nada tinggi.

Sembari berbicara, wartawan yang ia minta menunjukkan identitasnya pun memberikan surat tugasnya sebagai wartawan di Unit Polda Sumut"Mana kau punya, soalnya banyak wartawan-wartawan nggak jelas," kata Wisjnu, sembari melihat secarik kertas yang ditunjukkan wartawan dari salah satu media cetak.

"Ini kalian cek, kalau nggak jelas kasih keluarCoba tengok mulainya bulan Agustus, berarti baru ini kanHarusnya punya kartu, lain kali saya nggak akan layani, tolong dicek ya," ujar Wisjnu memerintahkan pada anggota Provost yang mendampinginya.

Wartawan yang ada persis berada di sebelah kiri wartawan itu, juga sempat memperlihatkan Id Card tugasnya kepada KapoldaNamun Kapolda tak mau melihatnya.
"Nggak usah," ujar WisjnuWisjnu menyebutkan, banyak wartawan nggak jelas, kerjanya nakut-nakuti.

"Saya nggak takut, ku cari kalian kalau macam-macamSama kita anak Medan, aku juga anak MedanSampai ke lubang semut saya cari kau, saya lepas pangkat saya, saya cari kamuItu loh, jadi mari kita sama-sama saling menghargai," ujar Wisjnu yang mengarahkan wajahnya pada semua wartawan yang berada di situ saat ituWisjnu sempat menggeluarkan dompetnya dan menunjukkan identitasnya pada wartawan.

"Saya kasih contoh, saya juga ada KTP, SIM, KTA, lengkap iniKarena banyak sekarang Polisi gadungan, wartawan juga ada gadungan," kata Wisjnu yang mengenakan baju kaos hitam berkerahNamun, tak lama berselang, Wisjnu tampak mulai mau diwawancarai"Mau tanya apa?" tanya Wisjnu

Setelah panjang lebar menjelaskan terkait bantuan mobil dan kereta dinas, termasuk mobil dinas baru yang akan ia gunakanWartawan kembali mempertanyakan seputaran kasus yang melibatkan anggotanya, yakni kasus penipuan Rp3,5 miliar, yang dilaporkan seorang wanita bernama OK Elvindri alias NonaMendengar pertanyaan itu, Wisjnu kembali menjawab dengan nada tinggi.

"Sekarang ku tanya sama kalian baik-baik, banyak masalah orang lain, kenapa tidak ditanyaKok, Polisi kalian tanya saja," ujar Wisjnu sembari menyebutkan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan terkait kasus tersebut"Lagi saya periksa, kita periksa kok" katanya

Lalu Wisjnu kembali menyebutkan, kalau instansi lain berbuat begituDia sempat menantang wartawan"Berani kalian, kalau ada instansi lain buat gitu, selain Polisi, berani kalianJadi, jangan

Polisi yang kalian cari-cari saja salahnyaTolong jangan kita ini terus didesakKecuali saya nggak kerja, ini kan kita lagi periksa," ujar Wisjnu kembali dengan nada tinggi"Kalau kau memang mencari berita untuk membangun bangsa ini sama kan semua, itu lohIni apa dikit, PolisiTadi aja kalian kejar saya terus buru-buruKalau kau memang niat membangun bangsa ini, ya semua kau tanyakanTanya kan sama instansi lain, apa yang sudah dibuatSaya tantang kalian," ujar Wisjnu, sembari mengucapkan nada-nada nasehat."Jadi tolonglah, seolah-olah Polisi ini nggak berguna lagi dengan masyarakat," kata Wisjnu mengakhiri.

Lantas apa kata Kapolda Sumut soal tindakannya kepada wartawan? Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro kepada wartawan kembali menunjukkan sikap arogannya dengan memarahi wartawan Sumut Pos ketika dihubungi melalui ponselnya, Sabtu (20/8)Wisjnu seolah tidak menganggap itu menjadi masalah.  "Kenapa rupanya" Terserah kalian kalau mau kalian muat," ungkapnya.

Saat kembali ditanya ternyata ponselnya langsung dimatikannya"Udah, terima kasih," katanya singkat(ari/sam)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pabrik Kerupuk Ludes Terbakar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler