Berharap Tak Ada Lagi Kegaduhan di Kabinet

Kamis, 28 Juli 2016 – 10:08 WIB
Menteri-menteri hasil reshuffle jilid II bersama Presiden Joko Widodo di Istana Negara. Foto: dok Biro Pers Istana

jpnn.com - JAKARTA --  Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan Universitas Padjadjaran Muradi mengatakan perombakan menteri Kabinet Kerja harus menegaskan penguatan arah gerak pemerintahan.

Ia mengingatkan, perombakan kabinet bukan sekadar bagi-bagi kekuasaan atau membangun daya tawar dalam konteks penyeimbangan politik pemerintahan.

BACA JUGA: Sudirman Said Akui Penggantinya di ESDM Lebih Mumpuni

Menurut dia, menteri yang diangkat harus mampu menjembatani kepentingan politik presiden dengan harapan publik. "Kegaduhan dan miskomunikasi yang kerap terjadi diharapkan tidak lagi menjadi masalah karena kepentingan politik yang terbangun semata-mata untuk kepentingan rakyat," kata Muradi, Kamis (28/7).

Namun, lanjut Muradi, hal tersebut tidak mudah dilakukan mengingat waktu efektif pemerintahan hanya tinggal dua tahun. Sisa setahun lagi akan banyak digunakan untuk persiapan partai politik dalam menghadapi pemilihan legislatif dan presiden 2019. "Sehingga pemerintahan tidak lagi efektif," tegasnya.

BACA JUGA: Anak Aguan Mengaku Pusing, Tapi Pasrah

Karenanya, lanjut dia, butuh langkah-langkah strategis agar  arah gerak pemerintahan dapat efektif. "Serta mampu mengimplementasikan program dan harapan publik," kata dia. (boy/jpnn)

BACA JUGA: Jumlah Penduduk Miskin Turun 500 Ribu

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dicopot, Ternyata Yuddy tak Dikasih Tahu Langsung


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler