jpnn.com - MAKASSAR – Setelah melakukan program bakti sosial Pesantren Bersinar di Sukoharjo, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bekerja sama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) kembali meresmikan program serupa untuk pesantren-pesantren di Sulawesi Selatan.
Acara tersebut digelar di Aula Rapat Pimpinan Kantor Gubernur Sulawesi Selatan pada Rabu (28/9).
BACA JUGA: BNPB: Banyak Wisatawan tak mau Turun Gunung Rinjani, bahkan Bersembunyi
Melalui program ini, BNPT bersama BRI melanjutkan pendistribusian sebanyak 1000 Paket lampu LED dan 300 Paket lampu penerangan jalan, dan sepuluh genset yang ditujukan untuk sarana dan prasarana pesantren.
Yakni penerangan pondok pesantren, asrama santri, ruangan belajar santri, masjid, penginapan santri, akses jalan menuju pesantren dan di lingkungan pesantren.
BACA JUGA: Istri Video Call Dengan Suami, Masukin Terong ke Anunya
Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius mengatakan bahwa program Pesantren Bersinar merupakan wujud nyata kerja pihaknya dalam menanggulangi terorisme, utamanya dalam hal pencegahan.
“Program ini diharapkan mampu meningkatkan semangat dan efektivitas belajar para santri, sehingga mereka dapat belajar dengan maksimal dan tidak menjadi radikal,” ujar Suhardi.
BACA JUGA: Sistem Pengairan Hippa Tirta Berhasil Buat Petani Panen Berlimpah
Mantan Kabareskrim Polri ini menambahkan, terorisme adalah kejahatan luar biasa yang berpangkal pada kesalahan dalam memahami dan menggunakan ajaran agama.
Karenanya proses belajar menjadi salah satu fokus utama dalam upaya penanggulangan terorisme.
“Hal inilah yang mendorong kami dari BNPT untuk datang ke pesantren-pesantren guna memberi masukan dan bantuan untuk efektivitas belajar para santri,” ujar pria yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Utama (Sstama) Lemhanas ini .
Mantan Kapolda Jawa Barat dan Kepala Divisi Humas Mabes Polri ini mengatakan, program ini merupakan salah satu implementasi dari tugas pokok BNPT yang sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 46 tahun 2010.
“Tugas pokok BNPT itu sendiri antara lain adalah mengoordinasikan instansi pemerintah terkait dalam melaksanakan kebijakan di bidang penanggulangan terorisme yang meliputi pencegahan, perlindungan, deradikalisasi, penindakan, dan kesiapsiagaan nasional,” ujar mantan Kaporestro Jakarta Barat dan Depok ini menjelaskan.
Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo yang turut hadir dalam acara tersebut menanggapi positif apa yang dilakukan oleh BNPT yang bersinergi dengan BRI.
“BNPT yang tadinya cuma gebukin teroris kini coba melakukan pendekatan menghadirkan listrik di pesantren dan kemudian anak-anak santri diajar membuat listrik. Saya kira ini merupakan pedekatan yang harus direspons oleh kita,” ujar Syahrul
Syahrul juga mengatakan BNPT dan Pemprov sendiri akan menandatangani surat kesepahaman atau MoU untuk melakukan kemajuan transformasi keilmuan di pondok pesantren.
“Insha Allah kita tanda tangani MoU antara Pemprov dan BNPT untuk memanfaatkan listrik buatan pesantren,” kata Syahrul.
Dia menambahkan, setelah penandatanganan MoU tersebut, listrik yang dihasilkan oleh santri yang ada di pondok pesantren akan disalurkan ke desa yang belum tersentuh dengan listrik maupun desa yang terpengaruh dengan teroris.
“Jika nanti sudah ditandatangani MoU nya listriknya akan disalurkan ke desa-desa yang belum ada listriknya yang banyak teroris atau yang terpengaruh dengan teroris,” jelas Syahrul.
Kegiatan Bakti Sosial ini diawali dengan presentasi Ujang Koswara sebagai Pelopor Sistem Lampu Cerdas (SILAMDAS) dan Lampu Mandiri Rakyat (LIMAR).
Dalam persentasinya ia menampilkan video pendek antusiasme ratusan santri di Ponpes Munawarratus, Gowa, yang sedang mengikuti pelatihan cara pemasangan SILAMDAS dan LINMAR.
Turut hadir mendampingi Kepala BNPT yakitu Sestama BNPT Mayjen TNI R. Gautama Wiranegara, Deputi II BNPT bidang Pembinaan Kemampuan, Penindakan dan Penegakan Hulum Irjen Pol Arief Darmawan, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, Ketua Majelis Ulama Indonesia Sulsel, pimpinan wilayah BRI Sulawesi Selatan dan segenap jajaran pengurus Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Selatan.
Kesepuluh ponpes tersebut yaitu Ponpes Nahdlatul Ulum Jeneponto, Ponpes An Nuriyah Jeneponto, Ponpes Shirathal Mustaqim Sopeng, Ponpes Wahdaniyatillah Tanrlalili Maros, Ponpes Al Fakriyah Bulurokeng Makassar, Ponpes DDI As Salman Sidrap, Ponpes Darul Muttaqin Turikale Maros, Ponpes Penghafal Quran Jagong Pangkep, Ponpes Wadil Qurra Pakkatto Gowa dan Ponpes Munawarawatu Soleh Bonto Marannu Gowa.
Seperti diketahui, program ini memperkenalkan Sistem Lampu Cerdas (SILAMDAS) dan Listrik Mandiri Rakyat (LINMAR) yang ditujukan untuk efisiensi kualitas belajar santri dan pembiayaan.
Utamanya untuk pembayaran listrik tiap bulannya. Paket lampu yang dibagikan dalam program ini adalah lampu hemat energi dengan daya rendah, hanya 60 watt, namun tingkat cahayanya setara dengan lampu 600 watt. Dengan ini pesantren tentu bisa lebih berhemat. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cinta Pasangan Berkebutuhan Khusus yang tak Lekang Waktu
Redaktur : Tim Redaksi