Beri Klarifikasi soal Makam Nabi, Dubes Arab Saudi Temui Muhaimin

Senin, 08 September 2014 – 14:18 WIB
Ketua DPP PKB Muhaimin Iskandar (paling kiri) bersama Duta Besar Arab Saudi di Jakarta, Mustafa Ibrahim Al-Mubarak (tengah) dan Ketua Dewan Syura PKB KH Azis Mansyur (paling kanan) usai pertemuan di DPP PKB, Senin (8/9). Foto: Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com - JAKARTA - Reaksi keras DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terhadap isu pemindahan makam Rasulullah SAW di Madinah ternyata mendapat perhatian khusus dari pemerintah Arab Saudi. Hari ini (8/9), Duta Besar Arab Saudi di Jakarta, Mustafa Ibrahim Al-Mubarak mendatangi kantor DPP PKB guna memberikan klarifikasi atas kabar tentang pemindahan makam Nabi Muhammad itu.

Demi klarifikasi itu, Mustafa menemui langsung Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar dan Ketua Dewan Syura PKB, KH Azis Mansyur guna menepis kabar tentang pemindahan makam Nabi Muhammad. Berbicara menggunakan Bahasa Arab dan melalui penerjemah, Mustafa mengatakan bahwa tak mungkin pemerintah Arab Saudi membongkar makam Nabi Muhammad dan memindahkannya. “Itu hanya isu. Tidak mungkin terjadi,” ujar Mustafa sebagaimana dikutip dari siaran pers DPP PKB.

BACA JUGA: Panselnas: Banyak Pelamar CPNS yang Salah Input Data

Ditegaskannya, pemerintah Arab Saudi justru tetap berkomitmen menjaga keutuhan makam sesuai dengan wasiat Rasulullah. Karenanya, lanjut Mustafa, pemerintahan di negeri kerajaan itu tak punya pemikiran untuk memindahkan makam Nabi Muhammad SAW. “Jangankan membiarkan membongkar, menyentuh saja tidak diperbolehkan,” tegasnya.

Penjelasan Mustafa itu pun membuat lega Muhaimin dan jajaran petinggi PKB lainnya. Cak Imin -sapaan Muhaimin- mengatakan, sikap tabbayun atau mencari klarifikasi yang dilakukan PKB itu bukan demi kepentingan partai, tapi justru demi umat Islam di Indonesia. “Ini penting untuk membangun rasa kepercayaan,” katanya.

BACA JUGA: Polisi Bekuk Otak Mafia BBM di Hotel

Lebih lanjut Muhaimin mengatakan, Mustafa dalam pertemuan itu justru mengungkapkan ketertarikannya terhadap para ulama di Indonesia yang mengajarkan keberagaman. Menurut Muhaimin, salah satu nama yang disebut Mustafa dalam pertemuan itu adalah KH Hasyim As’ary, tokoh pendiri Nahdlatul Ulama. “Beliau (Mustafa, red) sampai mengaku siap menjadi anggota kehormatan NU,” ucap Muhaimin.(jpnn)

BACA JUGA: Dahlan Cari Penyebab Dirut AP I Ditetapkan Tersangka

BACA ARTIKEL LAINNYA... PAN Anggap Pilkada di DPRD Bisa Kurangi Defisit Anggaran


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler