jpnn.com - JOGJA - Ade Komarudin menunjukkan kekuatan dukungan untuknya dalam bursa calon ketua umum Golkar. Pada acara Ikrar Politik Ade Komarudin di Alun-Alun Utara Keraton Yogyakarta, Jumat (11/3) malam, politikus yang lebih beken disapa dengan nama Akom itu semakin yakin atas keputusannya untuk maju menjadi calon ketua umum di partai berlambang beringin tersebut.
Acara pengucapan ikrar politik Akom dihadiri 24 pengurus Golkar tingkat provinsi atau dewan pimpinan daerah (DPD) I. Ada pula ratusan pengurus Golkar kabupaten/kota (DPD II).
BACA JUGA: Mantan Kepala BKN pun Bingung dengan Rasionalisasi PNS
Pengucapan ikrar Akom juga dihadiri Raja Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Bawono X dan para tokoh penting Golkar lainnya. Misalnya, Titiek Soeharto, Bobby Suhardiman, Ahmadi Noorsupit, Bambang Susatyo dan Firman Subagyo.
Akom dalam pidatonya sebelum mengucapkan ikrar menyatakan, dirinya hanya seorang anak kepala kantor urusan agama (KUA) di Kampung Benteng, Purwakarta, Jawa Barat. Ade yang kini menjadi ketua DPR, dulu bahkan harus berjalan menyusuri pematang sawah sejauh 7,5 kilometer untuk bisa menimba ilmu di SD dan SMP dan menjadi santi di pondok pesantren Nahdlatul Ulama.
BACA JUGA: KPK Tegaskan Kasus Sumber Waras Belum Cukup Bukti
“Dari pematang sawah, pesantren, Ketua DPR RI, dan sekarang saya berdiri di panggung kehormatan ini, di hadapan saudara-saudara semua, untuk menyampaikan ikrar Satu Golkar untuk Indonesia,” katanya.
Akom -sapannya- mengaku telah berkunjung ke 23 provinsi untuk bertemu DPD I dan DPD II. Ia menyerap berbagai aspirasi yang masuk. “Ikrar ini adalah jawaban terhadap aspirasi begitu banyak kader dan pimpinan daerah,”
BACA JUGA: Tiga Nilai Plus BNN Setara Kementerian
Ada lima poin ikrar yang diucapkan Ade. Ia menyebutnya sebagai Panca Karsa.
Inti dari ikrar politik Ade adalah tekadnya membawa Golkar menjadi partai terbuka, moderat dan berjiwa kekaryaan. Ia juga menjanjikan rekonsiliasi, konsolidasi dan kebersamaan dalam memajukan Partai Golkar ke depan.
Setelah pengucapan ikrar tuntas, Akom lantas menyatakan kesiapannya maju sebagai calon ketua umum Golkar. “Dengan ikrar ini, serta dengan mengucapkan Bismillahirrahmannirrahiim, pada malam hari ini saya menyatakan siap maju sebagai calon ketua umum Partai Golkar dalam munas yang akan datang. Saya siap memimpin partai yang kita cintai ini untuk merebut masa depan yang lebih baik lagi,” katanya.
Lebih lanjut Akom mengatakan, dirinya akan memegang teguh ikrar yang telah diucapkannya. Menurutnya, munas mendatang harus menjadi momentum untuk melakukan rekonsiliasi Golkar setelah setahun mengalami konflik internal yang cukup tajam. Sebab, tantangan yang dihadapi Golkar tidak mudah karena ada pilkada serentak 2017 dan pemilu 2019.
“Kita harus mencari persamaan, bukan perbedaan di antara kita. Marilah kita kembalikan Partai Golkar ke dalam semangat beringin yang sejati,” kata Akom di panggung dengan latar belakang pohon beringin Alun-Alun Utara Keraton Yogyakarta itu.
Pada bagian lain pidatonya Akom juga menyinggung para kompetitornya di bursa calon ketua umum Golkar. Menurutnya, sesama kader Golkar berarti berada dalam perahu dan tujuan yang sama.
Karena jika dalam munas nnati terjadi kompetisi, maka Akom inin mengadikannya sebagai persaingan yang sehat. “Marilah kita menjadikannya sebagai perlombaan untuk menawarkan kebaikan, sebuah persaingan yang akrab, terbuka, serta produktif bagi kemajuan partai yang kita cintai ini,” tegasnya. (ara/JPNN)
Isi Ikrar Politik Ade Komarudin (Panca Karsa):
- Bahwa kita semua harus kembali seperti cita-cita awal para pendiri, yaitu menjadikan Golkar sebagai partai yang moderat, bersih, dan berjiwa karya kekaryaan
- Bahwa kita semua akan membangun Partai Golkar yang modern yaitu partai yang terbuka, transparan dan partisipatif.
- Bahwa kita semua akan menjadikan semangat rekonsiliasi, konsolidasi dan kebersamaan dalam memajukan Partai Golkar ke depan.
- Bahwa kita semua akan mengutamakan semangat meritokrasi, kerjasama dan gotong-royong dalam Pemenangan Partai Golkar.
- Bahwa kita semua akan terus mendorong Partai Golkar sebagai jangkar stabilitas politik nasional untuk kesejahteraan rakyat.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengamat: Harusnya BNN Diberi Kewenangan Menyadap
Redaktur : Tim Redaksi