Berinovasi dari Rumah Jadi Solusi di Tengah Krisis Akibat Pandemi Corona

Sabtu, 30 Mei 2020 – 01:05 WIB
Acara zoom!nar bertema “Industri Kreatif dan Alternatif Solusi Pendanaan” yang diselenggarakan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Foto: dok BRI

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Bisnis Mikro Bank BRI Supari menyampaikan bahwa Industri kreatif mengajarkan, hanya mereka yang berinovasi dari rumah yang bisa bertahan di masa pandemi virus corona.

Menurut Supari, pandemi ini hanya bisa dilewati dengan berjaga jarak dan menjadikan manusia teralienasi dan terisolasi.

BACA JUGA: Seorang Pengusaha Batu Bara Tertangkap Basah Tengah Asyik Berbuat Terlarang

“Kreativitas menjadi kata kunci untuk bisa bertahan dan keluar dari krisis yang sedang kita hadapi ini. Kolaborasi antara pihak perbankan dan industri kreatif bukan saja dapat mengusahakan terus begeraknya roda ekonomi, tetapi juga dapat memberikan solusi emosi di masa pandemi ini,” jelas Supari.

Hal itu disampaikan Supari di acara zoom!nar bertema “Industri Kreatif dan Alternatif Solusi Pendanaan” yang diselenggarakan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima pada Jumat (29/5), zoom!nar tersebut menghadirkan tiga pembicara utama.

BACA JUGA: Pembunuh Sadis Ini Cepat Tertangkap, Terima Kasih, Pak Polisi

Yakni Menteri Komunikasi dan Informatika, yang diwakili Staf Ahli Menteri Kominfo Bidang Digital dan Sumber Daya Manusia Dedy Permadi, Deputi Bidang Investasi dan Industri Kementerian PAREKRAF Fadjar Hutomo, dan Direktur Bisnis Mikro, Bank BRI Supari.

Hadir mewakili kalangan pelaku industri kreatif adalah formasi lengkap GIGI Band (Armand Maulana, Dewa Budjana, Thomas Ramdhan dan Gusti Hendy), dan Raul Renanda – Arsitek dan seniman.

BACA JUGA: Silaturahmi Berdarah, Remaja Ini Tega Sayat Leher dan Perut Bayi Pakai Silet

Sebanyak 765 pelaku industri kreatif dari 16 sektor ikut menyemarakkan acara tersebut.

Supari juga menepis keraguan para pegiat industri kreatif terkait kemungkinan untuk mendapatkan pendanaan dari sektor perbankan.

“Bank BRI hadir untuk memberikan solusi alaternatif pandanaan kepada seluruh lapisan masyarakat, termasuk industri kreatif. Tangible maupun intangible assets yang dihasilkan oleh industri kreatif tentunya memiliki nilai ekonomis dan mungkin bankable,” kata Supari.

Ia menambahkan selain melalui jalur frontline perbankan, instrumen lain yang bisa mendukung terjadinya kolaborasi antara dunia perbankan dan industri kreatif adalah melalui instrumen peer to peer lending melaui beberapa fintech rekanan Bank BRI.

Dedy Permadi saat membacakan pesan Menkominfo Johnny G Plate mengungkapkan, pihaknya mendukung dan mengapresiasi kegiatan video conference semacam zoom!nar, utamanya pada masa pandemi yang kini melanda dunia.

“Di saat berjaga jarak (physical distancing) menjadi keharusan dalam keberlangsungan kehidupan, jaringan internet yang andal dan aman merupakan sarana utama untuk bisa tetap melakukan kegiatan berkomunikasi dan berusaha.

“Demi menjaga keberlangsungan dunia usaha saat berdiam dan bekerja dari rumah di masa pandemi, pemerintah melalui Kominfo memastikan jaringan internet yang bisa diandalkan senantiasa hadir untuk masyarakat,” jelas Dedy.

Terkait apa yang disampaikan Supari, Raul Renanda seorang arsitek, desiner dan seniman yang dikenal melalui karyanya mendesain Gedung Taman Ismail Marzuki dan kini merambah ke industri desain piano modern, sepakat bahwa berinovasi dari rumah menjadi kunci untuk bisa keluar dari keterhimpitan di masa pandemi.

“Seorang seniman biasanya akan sangat kreatif dan kemudian menghasilkan master piece justru saat dia tertekan,” Jelas Raul.

Raul mendorong pihak perbankan untuk dapat terus berkomunikasi dengan industri kreatif untuk bisa hadir dengan alternatif solusi pendanaan.

“Tidak ada karya yang bisa menghasilkan nilai tambah 30 kali lebih besar dari modal tangible yang ia investasikan selain karya industri kreatif. Selama ini karya-karya industri kreatif terbukti memiliki nilai ekonomis yang sangat besar. It’s a high risk investment with highly returns,” tegas Raul.

Sementara,GIGI Band menyatakan, perlindungan hak intelektual dan hak cipta masih menjadi masalah di negara ini.

“Bentuk akhir dari karya musik adalah meta data di zaman digital sekarang. Perlindungan hak intelektual dan hak cipta masih menjadi pekerjaan serius untuk bisa ditangani agar tidak terus merugikan industri kreatif,” jelas Armand Maulana.

GIGI Band mengapresiasi terbitnya UU 24/2019 terkait industri kreatif yang diinisiasi oleh Kemenparekraf. GIGI juga berharap karya-karya intangible dapat disahkan dalam konteks fidusia dalam industri perbankan.

Menanggapi pernyataan Armand, Supari mengatakan, solusi emosi menjadi penting saat ini dan kebutuhan hiburan makin meningkat.

Tetapi lebih dari sekadar memberikan hiburan, kegiatan hiburan yang mendidik atau edutainment (educational entertainment) yang mengarah kepada dimungkinkannya berinovasi dari rumah adalah penting untuk dihadirkan ke hadapan masyarakat.

BACA JUGA: Tersangka Pembunuhan Sadis Ini Akhirnya Ditangkap Polisi, Lihat Fotonya

“Bank BRI akan terus melakukan kegiatan semacam ini baik dalam bentuk roadshow atau pun kegiatan virtual semacam zoom!nar ini,” kata Supari. (jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler