Berita Duka, Putra Terbaik Sekaligus Pelaku Pertempuran Laut Aru Wafat

Senin, 04 Februari 2019 – 14:00 WIB
Upacara pelepasan jenazah alm Peltu (Purn) I Dewa Made Pegeg, Minggu (3/2). Dispen Lantamal V for JPNN.com

jpnn.com, BALI - Kabar duka datang dari dunia militer. Salah satu pejuang sekaligus putra terbaik Bali dan pelaku sejarah pertempuran Laut Aru atau perairan Arafuru Peltu (Pur) I Dewa Made Pegeg wafat.

Veteran yang juga pengawak atau juru mesin dan senjata KRI Matjan Kumbang (653), ini meninggal dunia pada, Jumat (1/2) lalu di Rumah Sakit Bali Med Denpasar pada pukul 10.12 Wita.

BACA JUGA: Siap Mati untuk Perang, tapi Jangan Sampai Kita Mati Sia-Sia

Pegeg wafat setelah berjuang melawan sakit yang dideritanya. Atas kepulangan Pegeg ke peristirahatan terakhir, Komandan Pangkalan TNI AL (Lanal) Denpasar Bali Lantamal V, Kolonel Laut (P) Henricus Prihantoko selaku Inspektur Upacara Perabuan menyampaikan bela sungkawa mendalam.

Menurut Kolonel Henricus, sosok ayah empat putra dan satu putri semasa hidupnya, adalah pelaku sejarah pertempuran di Laut Arafuru yang bertugas di KRI Matjan Kumbang yang ikut bertempur secara heroik di medan pertempuran melawan kapal perang Destroyer Belanda di Laut Arafuru pada 15 Januari tahun 1962 atau 57 tahun silam.

BACA JUGA: Kisah Veteran 93 Tahun, Lawan Perintah Jenderal Ahmad Yani Demi Sahabat

Bukti kesetiaan Pegeg terhadap NKRI itu di antaranya, penganugerahan tanda jasa yang dimiliki SL.VIII Th, SL.XVI Th, SL.XXIV Th, SL. Nararya, SL. Seroja, SL. Wira Dharma (Dwi Warna), SL. Dwidyasista dan Veteran Pembela Pejuang Kemerdekaan RI.

Lebih lanjut, sebelum dikebumikan di pemakaman umum Desa Samsam Kecamatan Kerambitan, Tabanan, Bali, Minggu (3/2) sore, jenazah ayah kandung dari Kadiskesal Laksma TNI dr I Dewa Gede Nalendra Djaya Iswara, terlebih dahulu digelar upacara pelepasan jenazah.

BACA JUGA: Mengenang Pertempuran Laut Aru di Atas KRI Makassar

Upacara Pelapasan Jenazah Peltu (Pur) I Dewa Made Pegeg, Minggu (3/2). Foto: Dispen Lantamal V

"Pelepasan di kediaman, dilepas atas nama keluarga menyerahkan kepada negara untuk diupacarakan secara militer, kemudian di tempat pemakaman jenazah dilepas oleh negara untuk diserahkan kepada Ibu Pertiwi," terang Kolonel Henricus seperti dilansir Radar Bali (Jawa Pos Group).

BACA JUGA: Pertempuran 10 November, Bung Tomo Mundur ke Mojokerto

Usai upacara pelepasan jenazah dilanjutkan upacara perabuan yang dilaksanakan hari Minggu Sore pukul 18.00 Wita itu, diiringi tembakan senjata api (salvo) oleh enam prajurit TNI AL Lanal Bali sebagai bentuk penghormatan terakhir salah satu anggota pejuang Veteran RI tersebut.

Pelaksanaan upacara secara militer dipimpin Inspektur Upacara Komandan Pangkalan TNI AL Denpasar, dengan Komandan Upacara Kapten Laut (S) Santo Harefa, dengan melibatkan 1 pleton Perwira Lanal Denpasar, 1 regu Korsik Ajendam IX/Udayana, 1 pleton Kodim 1619/Tabanan, 1 pleton Ba/Ta Lanal Denpasar, 1 pleton Baminkamtibmas Polres Tabanan.

Turut hadir dalam upacara perabuan, tampak hadir Laksda TNI (Pur) Ari Atmaja (Mantan Asops Kasal), Dandim 1619/Tabanan, Ketua Jalasenastri Cabang 10 Lanal Denpasar, Palaksa Lanal Denpasar, serta para Perwira Staf dan keluarga almarhum.

Upacara perabuan disaksikan rombongan keluarga, kolega dan ratusan pelayat dari masyarakat.(rb/pra/mus/JPR/fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler