Berita Meninggalnya Imanda Simpang Siur

JAKARTA - Dalam keterangan resmi Kementerian Luar Negeri diungkap bahwa berita mengenai WNI yang bernama Imanda Amalia, yang bertugas di UNRWA meninggal dunia, di Mesir saat terjadi bentrok massa masih simpang siurWarga Australia keturunan Indonesia itu diberitakan tewas dalam bentrokan demonstran pendukung Presiden Hosni Mubarak dan yang anti Pemerintah.

Kementerian Luar Negeri bersama Perwakilan RI di Kairo, mengatakan pihak telah berupaya melakukan verifikasi terhadap informasi tersebut melalui kantor UNRWA di Kairo, Amman, New York, maupun kantor Perwakilan PBB di Jakarta

BACA JUGA: 5.300 WNI Masih di Lokasi Konflik

Hasilnya belum didapat informasi pasti

Berdasarkan upaya tersebut didapat data sebagai berikut, Dr Abeer Al-Khraisha, UNRWA, Head of Cairo Office, mengkonfirmasi bahwa tidak ada staf UNRWA Kairo atas nama Imanda Amalia

BACA JUGA: BKN Tunda Pemberkasan SK CPNS Daerah Bermasalah

Dr Al-Khraisha juga menginformasikan bahwa pihaknya belum mendapatkan informasi mengenai adanya staf UNRWA pusat maupun cabang lainnya yang menjadi korban pada unjuk rasa yang terjadi di Mesir.

Kepala UN-OCHA Jakarta menginformasikan bahwa tidak ada staf WNI di kantor UNRWA MesirDepartment of Security and Safety of the United Nations, Cairo Office, Security Advisor, Bogdan Kantorski menyatakan bahwa telah dilakukan pengecekan pada UNRWA di Kairo, Jordan maupun data base UN DSS di Mesir dan diperoleh kesimpulan bahwa nama Imanda Amalia bukan merupakan staf PBB dari organ dimaksud.

“Kementerian Luar Negeri tengah melakukan komunikasi dengan Pemerintah Australia untuk mengetahui mengenai kewarganegaraan yang bersangkutan,” kata Menlu Marty Natalegawa.

Dia mengimbau WNI di Kairo agar senantiasa meningkatkan kewaspadaan dan menghindari tempat-tempat kerumunan massa

BACA JUGA: Imlek, Bandara Soetta Ramai Pengunjung

“Masyarakat yang memiliki informasi tentang WNI di Mesir diminta agar menghubungi Kemlu dan Perwakilan RI di Kairo,” ujarnya.(gus/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Besok, Hengky Baramuli Menghadap KPK