Berita Terbaru Imbas Kecelakaan Kereta Api Sancaka di Ngawi

Senin, 09 April 2018 – 08:11 WIB
Imbas kecelakaan kereta api Sancaka, calon penumpang terpaksa menunggu kedatangan kereta yang terlambat datang di Stasiun Madiun, Minggu (8/4). Foto: Bagas Bimantara/Radar Madiun/JPNN.com

jpnn.com, MADIUN - Penumpukan penumpang sebagai imbas kecelakaan kereta api Sancaka di Sambirejo, Mantingan, Ngawi, Jatim, masih terjadi hingga Minggu (8/4).

Perjalanan sedikitnya 31 kereta api yang melalui jalur selatan molor mencapai lima hingga sepuluh jam. Penumpukan penumpang tak terhindarkan. PT KAI DAOP VII Madiun terpaksa melakukan rekayasa pelayanan untuk mengurai penumpukan.

BACA JUGA: Asisten Masinis Kereta Api Sancaka Selamat dari Kecelakaan

’’Penumpukan diurai lewat pengalihan ke kereta lain,’’ tutur Manajer Humas PT KAI DAOP VII Madiun Supriyanto.

Supriyanto menerangkan, proses evakuasi lokomotif dan gerbong KA Sancaka dikebut Sabtu lalu (7/4). Hingga sekitar pukul 22.00, seluruh lokomotif dan gerbong sudah berhasil diangkat dari rel. Saat diuji coba pukul 22.40, saat itu KAI menyatakan rel siap dilalui.

BACA JUGA: Istri Mustofa Diangkat jadi Karyawan PT KAI

Namun, dengan catatan kecepatan kereta api yang melintas dibatasi. ’’Memasuki TKP, kecepatan maksimal lima hingga 20 kilometer per jam, untuk seluruh jenis kereta,’’ jelasnya.

Kereta api pertama yang melintasi jalur tersebut pasca KA Sancaka menabrak truk trailer yakni KA Malioboro Ekspres jurusan Surabaya-Jogjakarta sekitar pukul 01.19 dini hari kemarin. Kecepatan kereta api saat melintas terekam lima kilometer per jam.

BACA JUGA: Ketua KNKT Diminta Lakukan Investigasi Kecelakaan KA Sancaka

Usai KA Malioboro Ekspres, sebut Supriyanto, hingga pukul 14.00 kemarin sudah ada 31 kereta api yang melintas dari arah timur ke barat maupun sebaliknya. ‘’Masih belum kecepatan optimal,’’ kata dia.

Hingga pukul 11.00 kemarin, KAI masih melakukan sejumlah perbaikan untuk mengoptimalkan kembali rel di Sambirejo. Menurut Supriyanto, pihaknya melakukan penguatan di tubuh rel, termasuk bagian bantalan.

Karenanya, kecepatan kereta api yang melintas pun belum bisa tinggi. ‘’Kecepatan seluruh kereta api masih dibatasi, karena perbaikan juga masih berlangsung. Itu pula yang membuat jalur belum sepenuhnya pulih,’’ ujarnya.

Supriyanto berharap jalur dapat secepatnya kembali normal. Pasalnya, diakuinya, dampak kecelakaan yang menewaskan Mustofa, masinis KA Sancaka, itu begitu besar. Tidak sekadar kerugian akibat kerusakan lokomotif, gerbong kereta, maupun rel yang nilainya sampai miliaran rupiah.

Lebih dari itu, perjalanan kereta api turut terdampak. ’’Kerugian sampai sekarang belum dihitung. Yang jelas, efeknya besar,’’ ungkapnya.

Pantauan Jawa Pos Radar Madiun, Minggu (8/4, ratusan calon penumpang memadati Stasiun Madiun. Sebagian besar di antara mereka merupakan calon penumpang yang sudah mengantongi tiket. Diakui Supriyanto, pihaknya perlu berbuat taktis mengurai penumpukan tersebut.

Para penumpang itu, lanjutnya, dialihkan menggunakan kereta lain. Asalkan tujuan kereta yang dinaiki sama dengan tiket yang dipegang para calon penumpang. Kebijakan itu hanya berlaku kemarin.

’’Tidak masalah beda kelas, misal dari ekonomi ke eksekutif, yang penting terangkut dulu. Kami juga tidak bisa saklek dengan aturan,’’ kata Supriyanto. (naz/c1/ota)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Kecelakaan di Ngawi, Jarak Berdekatan


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler