jpnn.com, LOMBOK TIMUR - Presiden Jokowi mengirim staf kepresidenan, Rabu (23/5), meninjau kasus penyerangan sejumlah rumah dan kendaraan milik warga jemaah Ahmadiyah di Dusun Gerepek Desa Gereneng, Kecamatan Sakra Timur, Lombok Timur, NTB.
Kehadiran staf kepresidenan itu untuk menyelesaikan persoalan ini agar tidak berlarut-larut. Mengingat, saat ini sekitar 23 warga Ahmadiyah masih diungsikan di Loka Latihan Kerja (LLK) Lombok Timur (Lotim). Di satu sisi, warga Desa Gereneng Kecamatan Sakra Timur masih menolak warga untuk kembali.
BACA JUGA: Usut Penyerangan Ahmadiyah, Polri Kedepankan Upaya Persuasif
“Saat ini warga memang masih menolak. Itu sudah kami sampaikan kepada staf kepresidenan yang datang meninjau lokasi rumah warga jamaah ahmadiyah yang dirusak,” ungkap Kepala Desa Gereneng Budi Harlin kepada Lombok Post.
Namun demikian, penolakan warga ini bukanlah harga mutlak. Masih bisa dilakukan komunikasi antara kedua belah pihak jika memang jemaah ahmadiyah berjanji memenuhi kesepakatan bersama. Tidak lagi melanggar perjanjian seperti yang sudah dilakukan.
BACA JUGA: Jemaah Ahmadiyah Diserang, Ini Reaksi Kemenag
Karena hal itu dikawatirkan kembali memicu terjadinya konflik susulan. “Besok (hari ini, Red) rencananya akan ada pertemuan yang dimediasi staf kepresidenan,” tutur Budi Harlin.
Pjs Bupati Lombok Timur H Ahsanul Khalik juga membenarkan akan digelarnya pertemuan antara staf kepresidenan dengan sejumlah pihak. Bahkan, pertemuan yang akan berlangsung di Kantor Bupati Lotim ini juga akan melibatkan pihak Kemenag RI. Namun sejauh ini, Pemkab Lotim masih menunggu suasana kondusif terlebih dulu baru mengambil langkah.
BACA JUGA: Pelaku Kekerasan pada Jemaah Ahmadiyah Harus Dipidana
Misalnya saja mengembalikan warga Ahmadiyah ke Desa Gereneng atau memperbaiki rumah mereka yang rusak. Mengingat warga Ahmadiyah saat ini bersikeras kembali ke rumah mereka.
BACA JUGA: Kronologis Warga Dusun Serbu Permukiman Ahmadiyah
Khalik juga menepis adanya kemungkinan untuk merelokasi jemaah Ahmadiyah ini ke wilayah lainnya yang ada di Lotim. “Belum ada rencana sama sekali,” tegasnya.
Sementara Kemenag Lotim bersama Bakesbangpoldagri dan Kejari Lotim kemarin juga menggelar pertemuan membahas persoalan ini. Kepala Kemenag Lotim H Azharudin mengaku akan bekerja sama dengan sejumlah pihak termasuk ahli psikologi agama melakukan pendekatan dalam kasus ini. Hal ini agar warga Ahmadiyah ini bisa kembali menjalankan syariat agama sesuai ketentuan yang ada.
Merujuk pada SKB tiga menteri dan Majselis Ulama Indoensia. Kemenag Lotim lebih mengutamakan pendekatan kekeluargaan, keagamaan dan sosiologi. Bahkan, muncul wacana untuk merelokasi warga dari tempat asalanya ke wilayah terpisah dari Desa Gereneng. Agar tidak menimbulkan konflik yang berkepanjangan.
“Kalau tujuannya untuk mengamankan kenapa tidak. Ketimbang dipulangkan terus diusir kembali,” terang H Azhar, sapaannya.
Namun demikian, Azhar menegaskan lebih utama dilakukan agar warga bisa kembali ke rumah mereka. Dengan catatan Jemaah Ahmadiyah ini mau melaksanakan kegiatan keagamaan secara wajar. Pembinaan mental dan spiritual juga dijanjikan Kemenag Lotim akan terus dilakukan secara khusus di Desa Gerereng maupun Kecamatan Sakra Timur.
“Termasuk di sejumlah wilayah lainnya seperti Sambelia yang terindikasi adanya jemaah ahmadiyah di sana,” bebernya. (ton/r2)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polri: Perusak Rumah Jemaah Ahmadiyah Berjumlah 50 Orang
Redaktur & Reporter : Soetomo