jpnn.com, KARAKAS - Lima hari. Itulah lama listrik yang lumpuh di Venezuela hingga kemarin, Senin (11/3). Cukup beberapa hari saja untuk membuat kondisi negara Amerika Latin itu layaknya adegan film tentang akhir zaman.
Senin lalu, lansir BBC, pemerintah mengeluarkan maklumat. Sekolah, kantor, dan toko masih harus ditutup. Secara tak langsung, itu menandakan bahwa pemerintah belum bisa menghidupkan kembali sistem listrik nasional.
BACA JUGA: Warga Tanjung Bunga Diamankan Lantaran Bawa 408 Liter Solar Ilegal
Padahal, kondisi Venezuela pada Minggu (10/3) sudah amburadul. Ratusan warga frustrasi karena harus mengantre bensin dan air bersih. Hidup mereka makin rumit dengan semua keterbatasan. Tak ada lagi ponsel, ATM, dan mesin kartu kredit.
"Makanan yang ada di kulkas kami sudah basi. Jelas kami sekarang sedang mengalami krisis kemanusiaan," ujar Ana Cerrato, 49, penduduk ibu kota yang ikut rombongan pendemo, kepada Reuters.
BACA JUGA: Listrik Venezuela Padam Total, Maduro Salahkan Penyusup
BACA JUGA: Listrik Venezuela Padam Total, Maduro Salahkan Penyusup
Soal bahan bakar, BUMN energi Venezuela PDVSA menegaskan bahwa suplai banyak. Namun, hanya 100 di antara total 1.800 SPBU yang berfungsi.
BACA JUGA: Banjir di Klaten, Penyaluran BBM dan LPG Dipastikan Aman
Permasalahan yang lebih runyam terjadi di supermarket. Beberapa toko ritel itu menyatakan hanya menerima dolar. Salah satunya, Supermarket Terrazas del Club Hipico di Karakas. "Kami tak menerima gaji dalam dolar. Yang kami dapatkan bolivars," tegas Majorie, pengunjung yang gagal membeli barang di supermarket.
Beberapa hari ini supermarket jadi sasaran penjarahan rakyat. Mungkin itu juga yang membuat supermarket harus tutup. Benar saja, Minggu malam Terrazas del Club Hipico menjadi korban penjarahan. (bil/c10/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bantu Oposisi, Dubes Jerman Diusir dari Venezuela
Redaktur & Reporter : Adil