jpnn.com, SURABAYA - Dokter Spesialis Patologi Klinis sekaligus Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) dr Fauqa Arinil Aulia menemukan pasien positif Covid-19 dengan CT value yang ekstrem.
Pasien Covid-19 itu merupakan pekerja migran Indonesia (PMI). CT value 1,8 dinilai memiliki potensi penularan cukup tinggi.
BACA JUGA: Krisis Plasma Konvalesen, RSLI Kerahkan Alumninya Jadi Pendonor
Bahkan, ada beberapa PMI yang dirawat selama sepuluh hari masih di bawah 15 CT value-nya. Ada juga pasien yang sudah menjalani karantina selama dua minggu tak kunjung naik.
"Seharusnya ketika progres baik maka CT value naik, tetapi ini malah kebaikannya seperti mulai kembali terserang," kata dia, Jumat (10/9).
BACA JUGA: 70 Pasien COVID-19 di RSLI Sembuh, 180 Orang yang Mengantre Sudah Masuk
Terkait dugaan varian baru, dr Fauqa belum bisa memberikan penjelasan lantaran pihaknya masih menunggu hasil Whole Genome Sequencing (WGS) 78 sampel.
Sampai saat ini pihaknya masih terus memonitor pasien-pasien dengan CT value yang rendah.
BACA JUGA: Selama Juni 2021, Pasien COVID-19 di RSLI Didominasi Klaster Keluarga dan Institusi
”Kami tidak bisa berandai-andai, semua masih menunggu konfirmasi dari WGS sampel yang kami kirimkan," ujar dia.
Dia menjelaskan bahwa pada varian delta CT value di bawah 25 hingga menyentuh angka lima.
Untuk varian baru yakni Mu tidak seperti itu. Mutasi virus baru tersebut masih termasuk varian of interest (Vol). Karakteristik urutan dasar masih sama yaitu tidak mengubah sifat dasar virus.
"Jadi, tidak perlu terlalu dirisaukan," ucap dia.
Fauqa menyampaikan tidak perlu khawatir terhadap varian Mu. Sifatnya yang tidak berubah dari gejala klinis dan perkembangan penyakitnya karena terapi penyembuhan masih sama.
"Yang perlu diwaspadai adalah Varian of Concert (VoC), dan Varian of High Consequence (VoHC) yang sekarang memang belum ada," kata Fauqa. (mcr12/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur : Adek
Reporter : Arry Saputra