Berita Terkini Soal PT Nagano Tutup, Presdir Kabur ke Jepang

Jumat, 14 September 2018 – 03:31 WIB
Gedung PT Nagano Drillube Indonesia. Foto: batampos.co.id / dalil harahap

jpnn.com, BATAM - Kabar penutupan PT Nagano yang selama ini beroperasi di kawasan Industri Batamindo cukup mengejutkan banyak kalangan.

Tidak saja 52 pekerja yang mana gaji dan hak mereka belum dibayar tapi juga pengurusan Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) kota Batam.

BACA JUGA: Bisnis Properti Pelan-pelan Mulai Bangkit Lagi

Ketua Konsulat Cabang FSPMI Batam Alfitoni dijumpai di lokasi PT Nagano mengatakan, selama ini tidak ada gejolak atau tanda-anda apapun tentang rencana penutupan perusahaan asal Jepang itu.

Bahkan riak dari karyawan juga tak pernah terdengar sehingga kabar penutupan tersebut cukup mengagetkan banyak orang.

BACA JUGA: Bos PT Nagano Kabur ke Jepang, Disnaker Lakukan Langkah Ini

"Karyawan mereka saja kaget, apalagi kami. Benar-benar tak nyangka. Ini secara tiba-tiba dan sangat menyakitkan bagi kawan-kawan yang bekerja di sana," ujar Alfitoni, Rabu (12/9).

Senada disampaikan Sarni seorang pekerja yang ditemui saat berkumpul bersama rekan-rekan sekerja mereka di depan PT Nagano.

BACA JUGA: Presdir PT Nagano Kabur, Karyawan Amankan Aset Perusahaan

Kabar penutupuan perusahaan tempat kerjanya itu diketahui secara tiba-tiba saat mereka masuk kerja, Rabu (4/9) lalu. Saat itu perusahan sudah tak ada aktifitas produksi lagi. Bahkan aliran listrik juga sudah diputuskan.

"Padahal sehari sebelumnya masih masuk kerja kami. Benar-benar kaget kami," ujarnya.

Penutupan perusahaan itu sebenarnya bisa dimaklumi oleh Sarni dan kawan-kawannya sebab belakangan memang orderan untuk produksi menurun, namun yang disayangkan mereka kenapa harus mendadak dan tidak memberitahukan karyawan.

"Kami jadi lontang lantung begini. Hak-hak kami belum dibayar sementara perusahaan sudah tutup. Bosnya sudah kabur," ujarnya.

Dengan adanya kejadian itu karyawan juga menyayangkan sikap lima orang manajemen lokal yang dianggap sekongkol dengan sikap tak bertanggung jawab dari Futukana San, pemilik perusahaan yang diinformasikan sudah kabur ke negara asalnya di Jepang itu.

Lima manajemen lokal itu seharusnya tahu kondisi perusahaan dan jika memang dianggap sudah tak memungkinkan untuk beroperasi mereka juga seharunya menyampaikan ke instansi pemerintah terkait atapun karyawan sehingga bisa mengambil tindakan sebelum kabur atau tutup.

"Setiap bulan tentu ada rapat laporan berapa pemasukan dan pengeluaran. Mereka (manajemen lokal) pasti tahu dong kondisi perusahaan. Seharusnya mereka sampaikan biar tak seperti ini," tutur Alfitoni

Lima manajemen lokal itu belakangan malahan bergabung dengan 52 karyawan lain sebab hak-hak mereka juga tidak dibayar oleh pihak perusahaan sama seperti karyawan lainnya. "Sekarang baru nyesal mereka. Coba sejak awal dikasitahu tentu bisa ambil langkah antisipasinya," ujar Alfitoni.

Dengan adanya kejadian itu baik karyawan ataupun pengurus serikat pekerja di sana berharap agar pemerintah dalam hal ini Dinas Ketenaga Kerjaan kota Batam bisa mengambil tindakan yang tepat sehingga hak-hak karyawan bisa terpenuhi sesuai dengan undang-undang tenaga kerja yang berlaku.

Selain itu mereka juga berharap agar pemerintah semakin jelih lagi kedepannya untuk memantau dan mengawasi perusahaan asing, sehingga tidak terjadi seperti PT Nagano ini.

"Karena ada lagi satu perusahaan yang terindikasi akan seperti ini. Ini harus disikapi secara serius sehingga tak terulang lagi," ujar Alfitoni. (eja/rng/une/gas)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PT Nagano Tutup, Nasib Puluhan Karyawan Belum Jelas


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler