jpnn.com - Biliar bukan hobi eksklusif untuk kaum Adam. Stigma negatif saja yang membatasi perempuan untuk mencoba asyiknya bermain biliar.
Dari segelintir yang mau mencoba bermain, sedikit yang menjadikannya sebagai hobi untuk ditekuni. Dari hobi naik kelas menjadi atlet profesional, semakin sedikit lagi jumlahnya.
BACA JUGA: Langsung Serang Mutiara Hitam Sejak Menit Awal
POBSI Sulut hanya memiliki satu-satunya wakil perempuan untuk bertanding di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016. Dialah Claudia Warouw.
Claudia sendiri adalah mantan atlet basket saat masih di bangku SMA. Tapi, kini dia memilih ke Cabang Olahraga (Cabor) full entertainment itu.
BACA JUGA: Sriwijaya FC Target Menang agar Tenang saat Berlebaran
Claudia sendiri mengenal biliar sejak kecil. Karena, pamannya memiliki tempat penyewaan biliar.
Namun, keseriusannya di Cabor andalan Sulut itu, karena terinspirasi dari salah satu pebiliar nasional, Patricia Ulag. Dari proses itulah, akhirnya membentuk gaya bermainnya.
BACA JUGA: Sip! Awal Agustus KONI Daerah Ini Mulai Laksanakan Pelatprov
“Gaya bermain Patricia Ulag, ikut terbawa pada diri Claudia setiap bertanding,” tutur pelatihnya Steinly Takasanakeng.
Tahun demi tahun, Clau—sapaan akrabnya, terus menggeluti Cabor ini. Alhasil, gadis cantik kelahiran Manado 21 April 1992 itu, berhasil menyabet sejumlah gelar. Seperti Emas Single Putri dan Perak Double Mix di Pekan Olahraga Kota (Porkot) Manado 2014.
Bahkan, sekarang ini Clau menjadi salah satu pebiliar wanita Manado yang jago dalam penguasaan bola putih dan akurasi.
“Kalau Cuma penguasaan bola putih dan akurasi dia yang paling jago,” tuturnya Takasanakeng.
Namun, semua atlet pasti memiliki kelemahan. Menurut Takasanakeng, kelemahan perempuan berkulit putih ini adalah kurangnya power dalam menyodok bola.
“Untuk menutup kekurangan yang dimilikinya, kami menyiasati dengan lebih mempertajam akurasi dan penguasaan bola putih,” ucap Takasanakeng seperti dilansir Manado Post (JPNN Group).
Pelatih tersebut juga mengungkapkan kesulitan saat melatih perempuan penyuka musik alternative rock ini. Awalnya, Clau sangat kesulitan mengubah gaya stroke yang sudah menjadi kebiasaannya sejak mengenal permainan ini.
“Tapi seiring latihan, ia sudah bisa sedikit terbiasa mengubah gaya strokenya,” lanjutnya.
Proses Clau menjadi atlet biliar tentunya tidak lepas dari dukungan orang tua. Menurut wanitia yang hobi berpakaian simpel tersebut mengungkapkan, selama ini orang tua selalu mendukung penuh jalan yang diambilnya, selama itu berdampak positif.
"Saat bertanding dan latihan, mama sering datang melihat dan terus memberi semangat,” kata Clau.
Clau sendiri berhasil lolos di Pra-PON bukan karena proses quota. Tapi, karena hasil kerja keras. Fans pebiliar internasional Allison Fisher ini, akan bertanding di kategori single dan double mix bola sembilan pada PON mendatang.
"Saya berharap dapat membawa medali saat pulang dari kejuaraan itu,” ungkapnya. Dibalik kerja keras yang dilewati Clau, terdapat harapan yang disampaikannya untuk pemerintah.
“Saya berharap pemerintah dapat lebih memperhatikan semua atlet Sulut,” pungkasnya.(JPG/and/isw/fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Atlet Judo PON Kepri Manfaatkan Libur untuk Recovery
Redaktur : Tim Redaksi