Terima Fasilitas Sosial/Fasilitas Umum dari ‘Klaras Cimanggung Hils’

Berkat Kolaborasi Kementan dan Petani, NTP Februari Naik 0,15 Persen

Selasa, 01 Maret 2022 – 19:58 WIB
Komoditas yang dominan dalam memengaruhi kenaikan NTP adalah bawang merah dan cabai merah. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Nilai Tukar Petani (NTP) nasional pada Februari 2022 naik tinggi. Yakni, 108,83 atau naik 0,15 persen.

NTP naik karena ada kenaikan pada indeks harga yang diterima petani sebesar 0,26 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

BACA JUGA: Pemkot Jaktim Sebut Langkah Kementan Bangun Urban Farming Dianggap Tepat

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto menjelaskan, kenaikan tersebut dipengaruhi NTP subsektor hortikultura yang mencapai 101,75 atau naik 2,08 persen.

Indeks yang diterima petani hortikultura naik 2,24 persen atau lebih besar daripada kenaikan indeks yang dibayarkan petani. Peningkatannya mencapai 0,15 persen.

BACA JUGA: Kementan Siapkan Benih, Petani Tanam Kedelai Asalkan Ada Jaminan Harga dan Pasar

"Komoditas yang dominan dalam memengaruhi kenaikan NTP adalah bawang merah dan cabai merah," ujar Setyanto dalam Berita Resmi Statistik yang digelar melalui streaming, Selasa, 1 Maret 2022.

Selain bawang merah dan cabai merah, kelapa sawit dan karet disebut sebagai komoditas penyumbang kenaikan NTP nasional.

BACA JUGA: Kementan Berharap Penangkar Benih di Jatim dan Jateng Penuhi Produksi Kedelai Lokal

Setyanto juga mengatakan, NTP yang paling tinggi terjadi di Provinsi Riau dengan kenaikan tertinggi 2,50 persen jika dibandingkan dengan kenaikan NTP di provinsi lain.

Selain itu, Setyanto turut memaparkan potensi luas panen di sepanjang Januari sampai April 2022 mencapai 4,81 juta hektare atau meningkat 8,58 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

"Angka tersebut kami hitung berdasarkan pengamatan KSA (kerangka sample area). Hasilnya, ada peningkatan potensi luas panen 0,38 juta hektare atau setara 8,58 persen," katanya.

Kenaikan potensi luas panen itu juga berdampak pada peningkatan produksi.

BPS mencatat, produksi padi Januari–April 2022 mencapai 25,4 juta ton gabah kering giling (GKG). Angkanya meningkat 7,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sekitar 23,58 juta ton GKG.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri mengatakan, kenaikan prognosa produksi padi patut disyukuri bersama karena selama pandemi para petani terus bekerja.

"Alhamdulillah, kolaborasi pemerintah dan petani terus terjaga sehingga ketersediaan pangan dan kesejahteraan petani meningkat," tandasnya. (mrk/jpnn)


Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler