Berkat Riset, 3 Pelajar SWA Raup Pendanaan Global dari Swiss

Sabtu, 28 Mei 2022 – 22:39 WIB
Para siswa Sinarmas World Academy (SWA) yang merayakan kelulusannya. Foto: dokumentasi SWA

jpnn.com, JAKARTA - Tiga pelajar Sinarmas World Academy (SWA) memperoleh pendanaan dari International Baccalaureate Middle Years Programme (IB MYP) Student Innovators, yaitu organisasi IB di Jenewa, Swiss.

Hasil riset ketiga pelajar ini dinilai memberikan solusi bagi masalah global.

BACA JUGA: Pemimpin Tiga Agama Ini Desak Bank Setop Mendanai Kegiatan Pemicu Perubahan Iklim

"MYP Personal Project menuntut siswa-siswi untuk melakukan banyak riset, percobaan, survei, dan mengaplikasikannya dengan kreatif," kata General Manager SWA Deddy Djaja Ria, dalam keterangan kepada media, Sabtu (28/5).

Ketiga siswa itu mendapat pendanaan masing-masing mencapai USD10,000 per siswa. Para pemenang ini kemudian menggunakan pendanaan ini untuk melanjutkan penelitian dan penemuannya sambil membangun profil akademisnya untuk persiapan pengajuan ke perguruan tinggi.

BACA JUGA: Riset untuk Film Srimulat: Hil yang Mustahal, Erick Estrada Sempat Diusir Tessy

Menurut Deddy, berbicara tentang kelulusan, banyak orang masih beranggapan nilai adalah satu-satu hal penting.

Memang, kata dia, nilai merupakan cara yang terukur untuk menentukan seberapa banyak ilmu yang siswa kuasai.

BACA JUGA: Mendagri Tito Jelaskan Pentingnya Riset dalam Membuat Kebijakan

Namun, ada sisi lain yang sama pentingnya dengan nilai, sesuatu yang disebut dengan portfolio akademis. Universitas mencari siswa-siswi yang mampu menyeimbangkan antara kesuksesan akademis yang diwakili dengan nilai dan perbuatan yang nyata di lingkungan atau komunitas sekitarnya.

Contohnya adalah Kyra Hendarmin Husen, salah satu lulusan SWA tahun ini yang diterima di Cornell University jurusan Rekayasa Biologi. Kyra melakukan eksperimen dengan membuat bahan pengganti plastik yang ramah lingkungan dengan menggunakan campuran susu, cuka putih, dan natrium hidroksida.

Serupa dengan Kyra, Rania Wanandi, yang juga diterima di Cornell University jurusan Lingkungan dan Pelestarian Alam. Rania juga menjadi salah satu dari 30 pemenang IB MYP Student Innovator, bersama dengan dua rekannya, Yu Tung Lee (Chris) dan Leon Noah Hariyanto.

"Rania memiliki perhatian pada polusi plastik, melakukan riset mengenai bagaimana salah satu jenis jamur bisa mengurai plastik. Hasil dari penguraian ini juga memiliki potensi menjadi alternatif bahan agrikultur, bahkan bahan makanan," terang Deddy Djaja.

Sementara, Chris juga menyelidiki peluang untuk memanfaatkan plastik menjadi hal lain yang berguna. Menggunakan pendekatan yang berbeda, Chris, yang tertarik dengan cabang biologi sintetis, mengombinasikan penguraian plastik oleh bakteri menjadi energi listrik.

Beberapa pendapat umum sering kali berpikir bahwa pendidikan hanya tentang ilmu eksak. 

"Ini membuat siswa-siswi lain yang memiliki keterampilan berkaitan dengan otak kanan sering terasa ditinggalkan," ujar Deddy Djaja.

Jika siswa mendapatkan dukungan dan perhatian penuh dari pihak sekolah, lanjutnya, mereka bisa tampil lebih antusias dalam mengekspresikan kreativitasnya. Hal ini juga bisa menjadi motivasi untuk mereka dapat menghasilkan performa lebih baik bahkan di pelajaran lain.

Di angkatan tahun ini juga ada Tiffany Audrey Yuswardy. Seorang seniman muda dari SWA yang diterima di Parsons, School of the Art Institute of Chicago, dan Pratt Institute dengan beasiswa total sebesar USD247,000 semuanya di jurusan Ilustrasi. 

Menurut QS World University Rankings, ketiga perguruan tinggi ini masuk peringkat 10 besar perguruan tinggi jurusan seni di seluruh dunia. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ratusan Polisi Menyekat Perbatasan Bekasi-Jakarta, Pelajar SMA Jangan Nekat Ikut Demo


Redaktur : Friederich Batari
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Pelajar SMA   Riset   pendanaan   global  

Terpopuler