jpnn.com, JAKARTA - Pemimpin dari tiga agama, yakni agama Kristen, Islam dan Yahudi bergabung dengan pejabat PBB pada Senin (9/5) untuk mendesak institusi keuangan berhenti mendanai kegiatan yang memicu perubahan iklim.
Pemimpin dari Dewan Gereja Dunia, Dewan Tetua Muslim dan Dewan Rabi New York menandatangani pernyataan yang mengatakan bahwa bank, dana pensiun dan perusahaan asuransi memiliki kewajiban moral untuk tidak berkontribusi dalam perubahan iklim yang berdampak pada kehidupan bumi di masa depan.
BACA JUGA: BMKG Sebut Perubahan Iklim Indonesia Makin Kompleks
“Sudah terlalu lama sektor jasa keuangan telah memicu kecanduan dunia pada bahan bakar fosil,” kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam pernyataan itu.
“Kewajiban ilmiah dan moralnya jelas: tak perlu ada lagi investasi baru dalam perluasan bahan bakar fosil, termasuk produksi, infrastruktur dan eksplorasi," kata Guterres.
BACA JUGA: Mahfud MD: Jangan Pilih Pemimpin yang Menjual Agama
Para pemimpin agama itu mengatakan mereka akan meminta para penyedia jasa keuangan untuk menghentikan investasi bahan bakar fosil dan sebaliknya menanam modal dalam energi terbarukan.
Menggunakan bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak adalah sumber terbesar gas yang membuat panas iklim.
BACA JUGA: Puan Maharani Ajak Parlemen Dunia Ikut Atasi Perubahan Iklim yang Makin Mengkhawatirkan
Panel ilmuwan terkemuka tentang iklim di PBB mengatakan dalam laporan bulan lalu bahwa memangkas emisi tersebut secara cepat dan drastis akan menjadi satu-satunya cara mencegah bencana akibat perubahan iklim.
Para aktivis lingkungan dalam beberapa tahun terakhir telah mendesak produsen minyak dan perusahaan lain yang secara langsung ikut mengotori iklim untuk juga menekan investor dan institusi keuangan yang mendanai mereka.
Meskipun upaya tersebut telah membantu mendorong pemangku kepentingan untuk mengambil tindakan di sejumlah produsen minyak besar seperti Exxon Mobil Corp, usulan pemegang saham kepada bank untuk meningkatkan upaya terkait iklim hanya mendapat sedikit dukungan.(ant/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari