Spesies terbaru dari dinosaurus asal Australia diduga memiliki paruh seperti beo dan telinga bagian dalam yang mirip dengan kura-kura. Kunbarrasaurus ieversi atau ankylosaurus primitif, kelompok dinosaurus herbivora berkaki 4 dengan kulit punggung berat dan ekor bergerigi.
Kerangka fosil yang terawat sangat baik -yang bahkan meliputi detil seperti tekstur kulit dan isi perut -ditemukan pada tahun 1989 di Richmond, Queensland.
BACA JUGA: Iklan McDonalds Dinobatkan sebagai Iklan Terburuk Dekade Ini
Kerangka itu awalnya dianggap satu genus dengan satu-satunya ankylosaurus Australia, Minmi.
Tapi setelah dua dekade mempersiapkan fosil untuk studi, para peneliti menyimpulkan bahwa ia bukan hanya spesies yang berbeda, tetapi genus yang sama sekali berbeda dari ankylosaurus.
BACA JUGA: Cicit Tsar Alexander III dari Mantan Kerajaan Rusia Dimakamkan di Darwin
Dalam studi ini, yang dipublikasikan (8/12) di ‘PeerJ’, para peneliti menggunakan CT scan untuk memeriksa kepala dan otak dinosaurus, yang mengungkap fitur yang membedakannya dari ankylosaurus lain yang ditemukan di berbagai tempat di dunia.
"Salah satu hal yang paling tak biasa tentang hal itu adalah labirin tulang telinga bagian dalam," kata paleontolog Universitas Queensland, Dr Steven Salisbury.
BACA JUGA: Belajar Bahasa Indonesia yang Menyenangkan di Canberra Grammar School
"Mereka besar, mereka begitu berbeda dari apapun yang telah kami lihat sebelumnya, kami benar-benar tak mempercayai penampakan mereka," tuturnya.
Bagian ini paling mirip dengan telinga bagian dalam dari reptil tuatara modern tapi Dr Steven mengatakan, para peneliti masih berjuang untuk memahami mereka.
Kunbarrasaurus juga memiliki hidung yang sangat berbeda dengan yang ditemukan pada ankylosaurus lebih besar dan lebih berkembang di Amerika Utara dan Asia, tambahnya.
Ia memiliki lubang hidung yang lebih kecil, yang dianggap sebagai bagian dari sistem pendinginan hewan ini untuk mengkompensasikan resiko kepanasan dari kulit beratnya.
Kulit lebih ringan membuat tengkorak mudah diteliti
Spesimen ini juga memiliki kulit bergerigi yang lebih sedikit menutupi tubuhnya, dan tak memiliki ekor khas dan familiar yang bergerigi.
Fakta bahwa Kunbarrasaurus memiliki kulit bergerigi yang berat, terutama pada kepalanya, telah benar-benar membuat lebih mudah untuk mempelajari tulang tengkoraknya, menurut penulis dan kandidat PhD, Lucy Leahey dari Universitas Queensland.
"Itu hanya salah satu dari empat tengkorak di dunia di mana Anda bisa melihat tulang tengkoraknya - banyak fosil seperti ini dari Amerika Utara dan Asia, kulitnya menempel di tengkorak," jelasnya.
Ia mengatakan, Kunbarrasaurus seukuran domba juga jauh lebih kecil ketimbang kerabatnya di belahan Bumi utara yang memiliki berat beberapa ton dan mungkin lebih primitif.
"Stegosaurus dan ankylosaurus berbagi nenek moyang yang sama dan sebagian besar contoh dari ankylosaurus cukup berkembang. Kunbarrasaurus cukup primitif sehingga lebih dekat ke arah nenek moyang yang bertubuh standar, ketimbang ke bentuk yang lebih maju," terang Lucy.
Nama Kunbarrasaurus berasal dari 'Kunbarra' - kata untuk 'perisai' dalam bahasa Mayi, masyarakat Wunumara lokal.
Nama belakang spesies ini, yakni ‘ieversi’, terinspirasi dari Ian Ivers, manajer properti yang awalnya menemukan fosil tersebut.
BACA ARTIKEL LAINNYA... VIDEO: Pasar Ikan di Sydney Jadi Pasar Ikan Terbesar Kedua Dunia