Berkorban demi Rakyat, Pak Presiden Nyatakan Siap Jadi Cawapres

Rabu, 25 Agustus 2021 – 22:25 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Rodrigo Duterte (kanan). Foto Biro pers

jpnn.com, MANILA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah setuju untuk menjadi calon wakil presiden (cawapresi) dari partai politik yang berkuasa dalam pemilihan umum 2022, kata partai PDP-Laban pada Selasa.

Langkah itu jadi solusi legal bagi pemimpin yang masih ingin tetap berkuasa setelah habis masa jabatannya.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Resmi Perpanjang PPKM 24-30 Agustus 2021

Partai PDP-Laban membuat pengumuman menjelang pertemuan majelis nasional pada 8 September.

Partai tersebut juga diharapkan mendukung ajudan Rodrigo Duterte dan senator petahana Christopher "Bong" Go untuk menjadi kandidat presidennya dalam pemilihan umum Filipina pada 2022.

BACA JUGA: Presiden Panggil Parpol Koalisi ke Istana, Bahas Hal Penting!

"Duterte telah membuat pengorbanan dan mengindahkan seruan rakyat," kata Wakil presiden eksekutif dari partai PDP-Laban Karlo Nograles dalam sebuah pernyataan.

Di Filipina, presiden dibatasi satu kali masa jabatan enam tahun dan masa jabatan Duterte akan berakhir pada Juni 2022.

BACA JUGA: Konon, Pasal Masa Jabatan Presiden Bakal Disusupkan di Amendemen UUD 1945

Namun, pencalonan diri Duterte sebagai wakil presiden dalam pemilu 2022 dipandang oleh para pengamat politik sebagai pintu belakang ke kursi kepresidenan.

Nograles mengatakan langkah itu akan menjamin kelangsungan program pemerintah selama lima tahun terakhir, termasuk yang dimaksudkan untuk mengatasi peredaran obat-obatan terlarang.

Para kritikus Duterte meyakini bahwa dia dapat membuat permainan untuk mempertahankan kekuasaan melalui kursi nomor dua di negara itu, dengan mengambil alih sebagai presiden jika sekutunya Go menang dan kemudian mengundurkan diri.

Duterte, yang menggambarkan dirinya sebagai presiden yang tanpa keinginan untuk berkuasa, dalam beberapa kesempatan mengatakan dia ingin Go menjadi penggantinya.

Dukungan Duterte untuk Go pada 2019 telah membantu Go menjadi senator, yakni sebuah jabatan yang ia emban di samping tugasnya sebagai ajudan pribadi Duterte.

Go telah menjadi asisten terdekat pria berusia 76 tahun itu sejak akhir 1990-an, yakni saat Duterte menjadi anggota kongres yang mewakili Kota Davao di selatan Filipina.

"Saya masih tidak tertarik (di kursi kepresidenan)," kata Go, yang memimpin komite kesehatan senat, kepada Reuters.

"Urusan vaksin dulu, sebelum politik," tambahnya.

Duterte mengatakan dia ingin melindungi dirinya dari kemungkinan tindakan hukum saat dia telah meninggalkan kantor kepresidenan.

Tindakan hukum itu dapat termasuk kemungkinan penyelidikan oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk kejahatan terhadap kemanusiaan.

Jaksa ICC telah meminta lampu hijau untuk meluncurkan penyelidikan formal atas pembunuhan yang dilakukan selama Duterte berperang melawan tindak kejahatan dan penyalahgunaan narkoba. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler