Berlabuh ke Demokrat, PDIP Pecat Emil Dardak

Kamis, 23 November 2017 – 20:10 WIB
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Partai Demokrat telah berhasil menggaet salah satu kader PDIP Emil Dardak untuk maju di Pilgub Jawa Timur 2018. Emil akan mendampingi Khofifah Indar Parawansa. Hal itu yang menjadi alasan PDIP memecat Emil sebagai kader partai Banteng itu.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, penggaetan kader partai lain yang dilakukan Partai Demokrat dalam dunia politik sah-sah saja. Meski begitu, PDIP tak akan terpancing dengan strategi dari partai yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.

BACA JUGA: Bukan Emil, Harusnya Khofifah Gandeng Tokoh-Tokoh Ini

PDIP kata dia mencatat, dari 34 kepala daerah di bawah umur 40 tahun yang merupakan kader PDIP, hanya Emil Dardak yang tergiur jalan kekuasan dan “loncat pagar” meninggalkan harapan dan mimpi rakyat Trenggalek.

“Dalam kapasitas Pak SBY sebagai ahli strategi, pilihan jalan pintas saat ini memang merekrut tokoh di luar partai, termasuk anggota partai lain. Itu menjadi opsi utamanya,” kata dia di Jakarta, Kamis (23/11).

BACA JUGA: Bu Mega: Kader PDIP Harus Bantu Rakyat dengan Tulus

Menurut dia, hal itu dilakukan karena krisis kader partai berlambang mercy itu. Pasalnya, kebanyakan kader muda Demokrat sudah tersandung kasus seperti Andi Malarangeng, Nazaruddin, Choel Malarangeng dan Anas Urbaningrum.

Dia mengatakan, dalam karakter partai elektoral seperti Demokrat, strategi ''outsourcing'' memang sah-sah saja. Namun strategi yang berbeda justru ditunjukkan oleh PDI Perjuangan yang memilih dan berkomitmen membangun sekolah partai, sekolah kader dan melakukan pendidikan politik secara berjenjang sebagai proses kaderisasi sistemik yang dibangun di PDI Perjuangan.

BACA JUGA: Tunggu Resmi, PDIP Langsung Pecat Emil Dardak

“Partai (PDIP) tidak pernah terpancing dengan jurus Pak SBY, karena kami percaya pada mekanisme kaderisasi partai,” tegas dia.

Berpindahnya Emil Dardak yang menjabat Bupati Trenggalek untuk jabatan lebih tinggi, menurut Hasto Kristiyanto, tidak akan mengurangi semangat “politik terbuka” PDI Perjuangan terhadap hadirnya tunas-tunas baru yang memiliki visi kepemimpinan untuk bangsa dan negara.

''Bung Emil Dardak telah memilih jalan. Partai tentu otomatis memberikan sanksi pemecatan. Dia adalah gambaran sedikit dari orang muda yang memilih loncatan politik, meski baru menjabat 2 tahun menjabat Bupati,” papar dia.

Di PDIP kata dia masih banyak kader muda dan berbakat. Di antaranya adalah Walikota Surabaya Tri Rismaharini, Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo, Walikota Semarang Hendrar Prihadi, Walikota Badung Giri Prasta. Semuanya adala contoh pemimpin muda yang lebih memilih bekerja berprestasi melayani rakyat dengan minimal menyelesaikan masa jabatannya minimal 5 tahun.

“Mereka adalah kepada daerah yang menempatkan kepercayaan penih pada rakyat terhadap masa depan kepemimpinannya. 'Dengan demikian, peningkatan jenjang karir yang diyakini PDI Perjuangan adalah melalui dukungan dan kehendak rakyat, bukan melalui sertifikasi seorang tokoh,” kata Hasto.

PDI Perjuangan berjanji untuk menampilkan strategi terbaik di Pilgub Jatim, mengingat Gus Ipul dan Abdullah Aswar Anaz merupakan kombinasi kepemimpinan berprestasi. Keduanya menurut Hasto tidak hanya memiliki akar yang kuat, namun memiliki rekam jejak kepemimpinan yang merupakan kombinasi antara tradisi NU, yang dibalut dengan kedekatan gagasan dengan Gus Dur dan Megawati.

“Azwar Anas terbukti mampu menjabarkan gagasan PDI Perjuangan yang menampilkan Banyuwangi pada wajah kebudayaannya, wajah yang berkepribadian Indonesia. Gus Ipul dan Anas telah matang dalam kepemimpinan, suatu manifestasi kepemimpinan Merah Putih untuk memperkuat Presiden Jokowi,” tegas dia.(fan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Relawan Gus Ipul Sudah Bergerak, Baliho Bertebaran


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler