jpnn.com, JAKARTA - SIAPA yang tidak suka mengonsumsi mi instan. Makan mi instan ditambah dengan telor saat cuaca sedang dingin memang sangat nikmat.
Mi instan juga tersedia dalam berbagai rasa, sehingga membuat banyak orang makin tergoda mencobanya.
BACA JUGA: 3 Tips Hilangkan Kecanduan Makan Mi Instan
Namun, seperti yang kita telah ketahui sebelumnya, mengonsumsi mi instan secara berlebihan juga tidak baik.
Berikut ini penjelasannya, seperti dikutip laman Thehealthsite.
BACA JUGA: Jangan Terlalu Sering Konsumsi Mi Instan, Ini Lho Risikonya
1. Mengandung pengawet berbahaya
Butylated hydroxyanisole (BHA) dan tersier-butyl hydroquinone (TBHQ) pengawet kimia yang berasal dari industri perminyakan - biasanya ditambahkan dalam mie instan agar bisa digunakan lebih lama.
BACA JUGA: Bahaya Mengerikan Sering Konsumsi Mi Instan Bagi Penderita Tekanan Darah Tinggi
Asupan bahan kimia ini secara teratur bisa menyebabkan masalah kesehatan yang parah.
Sebuah studi tahun 2005 yang diterbitkan dalam Drug Metabolism and Disposition memperingatkan paparan konstan jangka panjang terhadap TBHQ bisa terbukti bersifat karsinogenik.
Hal ini juga bisa menyebabkan asma, kecemasan, diare dan memengaruhi hati dan organ reproduksi.
BHA termasuk dalam daftar bahan kimia dengan kemungkinan efek mengganggu endokrin.
Gangguan pada sistem endokrin bisa menyebabkan beberapa efek perkembangan, kekebalan, neurologis dan reproduksi yang merugikan.
2. Terbuat dari maida tepung putih
Kebanyakan mie instan terbuat dari maida atau tepung terigu olahan.
Karena maida sangat diproses, itu tidak memiliki nutrisi apa pun tetapi memiliki banyak kalori.
Konsumsi tepung putih yang berlebihan atau teratur telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kenaikan berat badan, obesitas, diabetes tipe 2, resistensi insulin dan peningkatan kolesterol.
Sebuah penelitian di Korea Selatan juga menyimpulkan konsumsi mi instan yang berlebihan bisa memicu obesitas dan penyakit metabolik seperti diabetes, tekanan darah tinggi, hipertensi, dan masalah jantung.
3. Mengandung lemak jahat
Karena mi instan digoreng dengan minyak kelapa sawit atau mentega sebelum dikemas, mi biasanya mengandung lemak jenuh yang tinggi.
Bumbu mi instan juga juga mungkin mengandung minyak tinggi lemak jenuh.
Lemak jenuh, jika dikonsumsi secara berlebihan atau teratur bisa meningkatkan kadar lipoprotein densitas rendah (LDL atau kolesterol jahat) dalam darah.
Kolesterol tinggi meningkatkan risiko penyakit jantung serta diabetes tipe 2.
4. Tinggi natrium
Sodium sangat penting untuk berfungsinya tubuh Anda, tetapi terlalu banyak tidak baik untuk kesehatan Anda.
Asupan natrium berlebih bisa menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi), yang, pada gilirannya, meningkatkan risiko penyakit jantung, gagal jantung, dan stroke.
5. Mengandung MSG
Beberapa merek mie instan menambahkan Monosodium Glutamate (MSG) sebagai bahan dalam paket rasa yang menyertai mie instan.
Penambah rasa ini populer digunakan dalam masakan Tiongkok, Jepang dan Korea.
Penelitian telah menghubungkan konsumsi MSG yang tinggi selama bertahun-tahun dengan penambahan berat badan berlebih.
Konsumsi pengawet ini juga bisa menyebabkan gejala seperti sakit kepala, mual, tekanan darah tinggi, lemas, otot tegang dan kemerahan pada kulit pada beberapa orang.(fny/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fany