Bermodal Kuali, Bripka Ade Nofrianto Melakukan Hal yang Sangat Luar Biasa

Kamis, 12 November 2020 – 16:16 WIB
Bripka Ade Nofrianto. Foto: diambil dari padek

jpnn.com, MENTAWAI - Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban masyarakat alias Bhabinkamtibmas Polsek Sipora, Kepulauan Mentawai Sumatera Barat Bripka Ade Nofrianto (38 tahun) membuat sebuah terobosan luar biasa.

Berkat inovasinya, kini hampir 100 kepala keluarga (KK) di Desa Sioban memanfaatkan hasil karya ciptaannya yakni berupa antena penangkap sinyal 4G.

BACA JUGA: Warga Margadana Tegal Tak Rela Aiptu Munadi Pergi

Bermula dari keterbatasan akses internet di Desa Sioban, Sipora Selatan, Kep. Mentawai, Bripka Ade terinspirasi menciptakan alat penangkap sinyal 4G.

Hanya dengan menggunakan peralatan dapur, seperti kuali masak berbahan aluminium, masyarakat Sioban akhirnya bisa mengakses internet.

BACA JUGA: Sempat Dilarang Istri, Brigadir Irvan Nekat Panjat Tower

“Awalnya saya prihatin melihat kondisi istri yang harus pergi ke tempat-tempat yang memiliki sarana internet untuk mempromosikan usahanya secara online," ungkap suami dari Nola Elfina (34) itu.

"Memang, awalnya untuk kepentingan pribadi dan juga untuk membantu pengiriman laporan ke Mapolres. Apalagi, juga melihat kondisi pelajar yang mesti antrean untuk mendapatkan akses internet, selama pandemi Covid-19 ini,” imbuh Bripka Ade.

BACA JUGA: Ini Baru Keren, Polres Meluncurkan Motor WiFi Gratis untuk Para Pelajar yang PJJ

Awal rangkaian bahan penangkap sinyal 4G tersebut adalah barang bekas aluminium antena UHF dan ditambah dengan rangkaian gulungan tembaga yang dipasang di atas tiang.

Butuh penelitian selama lebih kurang 40 hari, untuk bisa mulai merakit perangkat tersebut.

Sayangnya, rangkaian tersebut, belum membuahkan hasil sama sekali. Beberapa video yang ditontonnya melalui aplikasi juga tidak banyak membantu.

Akhirnya, salah seorang temannya menyarankan untuk mempelajari salah satu buku, yakni, hukum frekuensi atau gelombang karangan Heinrich Rudolf Hertz seorang fisikawan Jerman yang namanya diabadikan dalam satuan frekuensi hertz.

“Setelah membaca buku tersebut, saya makin penasaran dan tertantang. Bahkan, keseharian saya, selain piket, saya habiskan di gudang ini. Bahkan, saking kesalnya, istri sempat menyuruh saya tidur di gudang, karena sibuk di gudang terus. Namun, setelah mulai berhasil mendapatkan sinyal 4G, baru ada semangat lagi,” ungkap pria kelahiran Talang, 19 Juli 1982 tersebut.

Bripka Ade mengatakan, alat penangkap sinyal 4G ciptaannya tersebut, tetap bergantung kepada tower yang memiliki sinyal 4G.

Dia mengatakan, untuk wilayah Sioban, ada dua tower yang bisa diambil frekuensinya, yakni tower Desa Matobe dan tower 4G Desa Nemnemleleu.

“Untuk bisa mengambil frekuensi gelombang sinyal maksimal jarak tower dengan jarak tarik lurus 3 kilometer,” ujar ayah dari Asadul Usud (8).

Lebih dari jarak tersebut, kata Bripka Ade, sinyal tidak akan cukup optimal.

Saat ini, sambungnya, lebih kurang 80 rumah atau keluarga di Sioban menggunakan hasil karyanya tersebut. Semenjak memanfaatkan perangkat alat dapur tersebut, mulai muncul pameo yang berkembang di tengah masyarakat Sioban.

Biasanya, kuali masak ada di dapur, sekarang berada di atas tiang rumah.

Untuk karyanya tersebut, kata Ade, dirinya tidak memasang tarif apa pun kepada masyarakat. Sebab, karyanya tersebut, memang semula tidak ada niatnya untuk dikomersikan. Apa yang dilakukannya, hanya berdasarkan azas manfaat.

“Sesuai pesan orang tua saya. Belum berarti kita hidup, kalau belum bisa memberikan manfaat untuk orang banyak. Kalau masyarakat sudah merasakan manfaat dari yang kita perbuat itu sudah cukup. Biarlah, Tuhan yang membalasnya,” ungkap bintara lulusan tahun 2002 tersebut.

Kapolsek Sipora, Iptu Doni Putra, mengaku, bangga atas terobosan yang telah dilakukan anggotanya tersebut.

Dia mengatakan inovasi ini tercipta karena adanya keinginan yang kuat bagaimana wilayah Sioban sebagai pusat ibukota kecamatan dapat terjangkau oleh akses internet.

“Termasuk kondisi kami yang cukup kesulitan untuk mengirimkan laporan. Nah, dari kondisi tersebut, muncullah, ide untuk membuat antena penangkap sinyal 4G tersebut. Saat ini, tidak hanya perumahan yang memanfaatkan antena penangkap sinyal ini, tapi kuga perkantoran, seperti kantor Pos, KUA dan kantor panwascam,” ungkapnya.

Dia berharap, temuan itu, bisa memberikan manfaat yang banyak lagi untuk masyarakat dan akan melahirkan inovasi-inovasi lainnya yang dapat membantu masyarakat. (arif rahmat daud/padangekspres)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler