Berobat di Surabaya Tak Kalah Manjur Dibanding RS Luar Negeri

Senin, 18 Agustus 2014 – 14:46 WIB
TAK KALAH: Tenaga medis dan fasilitas kesehatan National Hospital Surabaya yang makin mumpuni. (DImas Alif/Jawa Pos)

jpnn.com - BEROBAT ke luar negeri masih menjadi pilihan sebagian warga Surabaya, terutama mereka yang berduit. Namun, perlahan-lahan hal tersebut mulai berkurang. Banyak di antara mereka makin percaya bahwa kemampuan dokter dan rumah sakit di Surabaya tak kalah dibanding yang ada di luar negeri.

*****

BACA JUGA: Kibarkan Merah Putih di Bawah Laut

Tjoa Bie Giok Anna merupakan salah seorang warga Surabaya yang kerap berobat ke luar negeri seperti Singapura dan Malaysia. Begitu juga keluarga dan rekan-rekannya. Alasan utamanya, banyak orang mengatakan bahwa pengobatan di luar negeri jauh lebih bagus dibanding dalam negeri. Tapi, itu dulu.

Kini Anna semakin cinta berobat di dalam negeri. Tepatnya sejak penyakitmeningioma atau tumor otak dia derita pada 2013 hingga membuat tangan dan kaki kirinya melemah.

BACA JUGA: Pikap Angkut 17 Orang Tabrak Pohon, 2 Pemain Bola Tewas

Awalnya, perempuan 51 tahun itu mencoba berobat ke Malaysia dengan harapan sembuh. Lantas, dokter saraf di salah satu rumah sakit di Malaysia memintanya melakukan magnetic resonance imaging (MRI). Hasilnya mencengangkan. Tumor otak tersebut sudah sebesar kepalan tangan dan harus dioperasi.

Tidak puas dengan hal itu, Anna berniat berobat ke Singapura sekaligus menjalani operasi pengangkatan tumor. Namun, hal tersebut diurungkan. Dia mencoba berobat di Surabaya. Saat itu, rumah sakit yang menjadi jujukan adalah National Hospital dan Anna pun langsung ditangani tim dokter Brain and Spain Center. ’’Awalnya saya lebih percaya berobat ke luar negeri karena pelayanannya terkenal lebih bagus. Tapi, kata hati saya bilang, di Surabaya saja,’’ ujarnya.

BACA JUGA: Nekat Rantai Anak Agar Tidak ke Warnet

Setelah berkonsultasi, Anna merasakan perbedaan pelayanan saat berobat ke luar negeri dan di dalam negeri. Ibu dua anak tersebut menemukan dokter yang profesional dan mampu menjelaskan kepada pasien dengan baik. Hingga akhirnya, Anna dioperasi di Surabaya.

Anna mengungkapkan, cara operasi yang dilakukan di Surabaya tergolong canggih. Saat itu, operasi dilakukan dengan teknik minimally invasivedalam mengambil tumor yang bersarang di kepala. Yakni, dengan keyhole sugery. Yaitu, membuat lubang kecil untuk mengeluarkan tumor secara bertahap. ’’Setelah operasi, saya bisa langsung beraktivitas seperti biasa. Rambut saya tidak gundul,’’ kisahnya. Hingga akhirnya, operasi pengangkatan tumor pada otak Anna berhasil. Dia pun sembuh hingga sekarang.

Dari situlah, Anna menemukan pelayanan yang diinginkan. Yaitu, melayani pasien dengan hati. Dokter-dokter yang bertindak secara profesional tidak hanya didapat saat dirinya berobat di rumah sakit. Tetapi, pascaoperasi pun, Anna tetap merasakan kehangatan pelayanan para dokter. ’’Suster dan dokternya baik. Setelah operasi, saya juga masih sering telepon dan SMS, dan terus direspons baik. Itu yang membuat saya percaya bahwa di Surabaya juga ada rumah sakit yang profesional,’’ ujar pengusaha kuliner ternama di Surabaya tersebut.

Sebenarnya, lanjut dia, yang dibutuhkan seorang pasien saat berobat adalah rumah sakit dengan tim yang bisa melayani dengan hati. Hal tersebut dia dapatkan justru di Indonesia dengan sistem kekeluargaan. Dia berharap pelayanan dengan hati tidak hanya diperoleh pada satu rumah sakit, melainkan seluruh rumah sakit di Indonesia. Dengan begitu, pasien bisa percaya dengan berobat di dalam negeri.

’’Sistem kekeluargaan belum tentu saya dapatkan di luar negeri. Belum tentu juga saat libur saya bisa telepon atau SMS untuk konsultasi. Di Indonesia, saya menemukannya,’’ tambahnya.

Saking puasnya berobat di dalam negeri, kini Anna kerap merekomendasikan teman-temannya dan keluarga yang sebelumnya sering berobat ke luar negeri untuk berobat di dalam negeri, khususnya di Surabaya. Selain mampu menangani penyakit-penyakit kronis, biaya yang dikeluarkan tidak semahal jika berobat ke luar negeri. ’’Pasti biayanya lebih hemat,’’ ujarnya.

Menurut dia, sebagian masyarakat masih menganggap bahwa pelayanan di dalam negeri kurang bagus. Karena itu, mereka takut menjalani operasi besar di dalam negeri. Padahal, hal tersebut tidak semuanya benar. ’’Kebanyakan mereka takut. Tapi, sistem kekeluargaan dan kepandaian dokter menjelaskan kepada pasien sehingga rasa takut itu sirna,’’ paparnya.

Pengalaman berharga juga didapat Askan Halim. Pria 58 tahun itu juga mempunyai pengalaman sendiri berobat di luar negeri dan dalam negeri. Askan pernah menderita hemifacial spasm (HFS) yang mengakibatkan sebagian wajahnya terlihat peyot. Berawal pada 2001, saat itu tanpa disadari sebagian wajahnya mulai dahi, mata, hingga pipi berkedut. Awalnya perubahan di wajahnya tak dihiraukan.

Namun, lama-kelamaan hal tersebut membuatnya malu saat bertemu orang. Baru pada 2006, lelaki asal Surabaya itu menjajal berbagai pengobatan dan aneka diagnosis. ’’Saya sampai ke berbagai negera seperti Malaysia, Singapura, hingga Jepang,’’ kata lelaki yang akrab disapa Koh Chung itu. Dia juga sempat terbang ke Jepang untuk mencoba pengobatan akupunktur.

Namun, atas saran seorang teman, Chung diminta kembali ke tanah air dan menemui seorang dokter bedah saraf yang ahli. Di tangan dr M. Sofyanto SpBS, HFS yang disebabkan terganggunya saraf nomor tujuh itu teratasi.

Dengan hanya luka sepanjang satu sentimeter, wajah peyot tersebut kembali simetris. Senyum Koh Chung pun kembali bersinar. ’’Banyak dokter yang bilang kemungkinan buta bila operasi. Tapi, menurut Sofyanto, risikonya sembuh,’’ terangnya penuh semangat. Sejak itu, warga Dharmahusada tersebut langsung percaya dan membuktikan bahwa risiko itu terbukti. Dia sehat dan kembali beraktivitas tanpa rasa malu.

Ya, beberapa RS di Surabaya kini memiliki kualitas yang mumpuni. Mulai dokter, fasilitas, hingga kualitas pelayanan. Beberapa RS memiliki andalan sendiri-sendiri. Bukan hanya untuk penanganan penyakit-penyakit ringan, tapi juga penyakit berat.

RS Premiere, misalnya, memiliki andalan dalam penanganan penyakit jantung. Mulai bypass, ganti katup, sampai permasalahan aorta. Pada 2013, RS Premiere menjadi rumah sakit swasta terbanyak yang menerima pasien jantung. ’’Totalnya ada 36 kasus. Untuk tahun ini, sampai sekarang ada 14 kasus,’’ ujar dr Hartono Tanto MARS, direktur RS Premiere.

Bukan hanya jantung, ragam penyakit berat lain juga tertangani. Sebut saja berbagai operasi ortopedi, tumor otak, dan stroke. Tumor otak, terlebih di otak kecil, dikategorikan operasi sulit karena menyangkut banyak hal di pusat koordinasi dan keseimbangan tubuh. Sama halnya dengan stroke. Bahkan, penanganan khusus telah disiapkan dalam waktu dekat berupa peluncuran stroke unit, unit penanganan terpadu bagi penderita stroke.

Selain keahlian-keahlian itu, ungkap dr Hartono, salah satu pelayanan penting yang diutamakan RS Premiere adalah intensive care. Selain ICU,intensive care meliputi HCU (high care unit) dan NICU (neonatal intensive care unit). HCU ditujukan untuk meringankan beban ICU sebagai ruangan tempat pemulihan kondisi pasien pascaoperasi-operasi sulit. Sementara itu, NICU lebih dikhususkan sebagai perawatan intensif bagi bayi-bayi prematur atau berusia di bawah 28 hari.

’’Keberhasilan operasi bukan hanya di meja operasi. Tapi, lebih dari itu, kita harus punya ICU yang kuat untuk mendukung operasi yang sulit,’’ ujar dr Hartono.

Keberhasilan suatu operasi, ujar dia, tak berhenti setelah operasi berakhir. Penanganan setelah itu justru memegang peranan penting. Karena itulah, mengapa intensive care mendapat perhatian begitu istimewa sebagai penentu kesuksesan tindakan operasi. Pasien-pasien pascaoperasi akan dipindahkan secara bertahap melalui ICU dan HCU sebelum akhirnya dikembalikan ke kamar perawatan.

’’Kami juga menempatkan dokter-dokter yang tangguh di UGD. UGD merupakan filter pertama sebelum dialihkan ke unit lainnya. Time saving is life saving. Jadi, harus ada penanganan yang tepat saat golden time, atau tiga jam pertama di UGD,’’ ungkapnya.

RS Bedah Surabaya juga pantas jadi andalan. Selain menampung dokter-dokter hebat yang mampu bersaing dengan rumah sakit luar negeri, rumah sakit ini dilengkapi fasilitas terbaik. Salah satunya, memberikan fasilitas travel health service. Itu merupakan pelayanan antar jemput bagi pasien dari luar kota atau luar negeri dari bandara ke rumah sakit. ’’Kami ingin pasien yang akan berobat juga aman dan nyaman. Jadi, mereka bisa cepat sembuh,’’ kata dr Adityaningrum Purbo, marketing manager RS Bedah.

Selain itu, RS Bedah memberikan fasilitas ambulans bagi pasien yang membutuhkan penanganan khusus. Mereka akan dijemput dari bandara menuju RS dengan ambulans khusus bandara. Sementara itu, bagi keluarga pasien yang ikut menemani, mereka juga bisa mendapatkan layanan terbaik dari RS. Yakni, layanan City Tour of Surabaya.

Keluarga pasien bisa diantar berkeliling Kota Pahlawan sekaligus ke pusat-pusat perbelanjaan sembari mengisi waktu luang dan melepas rasa bosan. Fasilitas tersebut juga ditunjang dengan layanan hotel. ’’Bila ada yang butuh penginapan, kami bisa mengubah kamar pasien jadi hotel berbintang,’’ tambahnya. Layanan itu diberikan secara gratis kepada pasien. Tujuannya, pasien merasa betah dan nyaman.

Rumah sakit lain yang telah mendeklarasikan diri sebagai rumah sakit berkualitas internasional adalah National Hospital. Rumah sakit yang berada di kawasan Surabaya Barat tersebut tidak hanya mendesain bangunan rumah sakit dengan standar green building,tapi juga patient safety. Hal tersebut tidak hanya diterapkan dalam bidang medis, tetapi juga nonmedis. Misalnya, pemasangan central vacuum system sebagai bagian dari sanitasi di dalam gedung berlantai 10 itu.

Sistem tersebut merupakan salah satu fasilitas pengolahan limbah terpadu yang bertujuan membantu menekan angka infeksi dan persebaran penyakit melalui udara yang dapat membahayakan pasien serta pengunjung rumah sakit. ’’Hygine di rumah sakit menjadi hal terpenting untuk kesembuhan pasien,’’ kata dr M Sofyanto SpBS, dokter spesialis bedah saraf National Hospital.

Selain itu, penerapan electronic medical record (EMR) dilakukan sebagai catatan atau kumpulan sistematis informasi kesehatan pasien berbasis elektronik yang terhubung dan terintegrasi dengan sistem informasi dalam jejaring rumah sakit. Dengan begitu, riwayat medis, pengobatan, hasil uji laboratorium, dan radiologi terekam jelas. Bahkan, kenyamanan pasien terfasilitasi dalam beberapa zona. Yaitu, ruang bermain anak, ruang tunggu umum, hingga ruang layanan medical checkup.

Dari sisi kenyamanan, tidak hanya diwujudkan dalam bentuk fasilitas ruang dan alat medis. Sisi pelayanan pun menjadi kunci penting sebagai rumah sakit berkualitas. Tentunya, didukung kompetensi dokter yang melayani pasien dengan totally care team. Ada dua tim dokter yang diunggulkan, yaitu tim dokter bedah saraf dan tim dokter kelainan gerak. ’’Sistem pelayanan yang baik dilakukan secara tim,’’ imbuhnya.

National Hospital juga telah menjadi pusat pelatihan radiologi pertama di Asia Tenggara. Hal tersebut menambah jejak rumah sakit Surabaya yang semakin unggul. Pada 28 Oktober 2013, National Hospital menandatangani nota kesepakatan kerja sama General Electric (GE) ASEAN. Tujuannya, meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.(ayu/rim/bir/c17/nw)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 13 Turis dan ABK Forcase Ikan Biru Ditemukan Selamat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler