Nekat Rantai Anak Agar Tidak ke Warnet

Senin, 18 Agustus 2014 – 14:25 WIB

jpnn.com - BANYAKNYA warnet yang buka hingga 24 jam sangat dikeluhkan para orangtua. Sebab pemilik wanet tidak membatasi pengunjung, bahkan anak usia 10 tahun pun dibiarkan bermain semalam suntuk.

Para orangtua mulai kewalahan mengantisipasi agar anaknya tidak bermain warnet, mulai dari membelikan video game hingga merantai anaknya agar malu keluar rumah.

BACA JUGA: 13 Turis dan ABK Forcase Ikan Biru Ditemukan Selamat

R (10) memilih untuk tidak keluar rumah, Sabtu (16/7). Ia hanya melihat adiknya, F (7) bermain di luar. Ia merasa berat dan malu melangkahkan kakinya untuk melewati pintu dan berjalan keluar rumah yang beralamat di Jalan Kandis, Kelurahan Tangkerang Utara, Kecamatan Bukitraya tersebut.

Pasalnya kaki sebelah kanannya terpasang rantai sepanjang lebih kurang satu meter yang telah digembok orangtuanya pada pergelangan kaki kanan.

BACA JUGA: Peringati Kemerdekaan, Bupati Banyuwangi Merdekakan Tukik

Saat disambangi Riau Pos (JPNN Grup), Re kemudian memanggil ayahnya, P (40) yang sedang berada di dalam rumah. "Yah, ayah, ada orang datang," panggil R.

Sesosok pria paruh baya mulai keluar menjumpai Riau Pos. "Ya, cari siapa ya," tanya P.

BACA JUGA: Rano Karno: Merdeka Bukan Berarti Harus Menang

Sembari memperkenalkan diri Riau Pos kemudian meminta izin untuk menanyakan kondisi kaki anak pertamanya yang dipasang rantai.

"Oh..., itu agar dia tidak meninggalkan rumah, sebab beberapa bulan terakhir anak kami mulai jarang pulang, bahkan sampai dua hari. Padahal usianya baru 10 tahun tetapi sudah sering kabur dari rumah untuk bermain warnet," ungkapnya memulai pembicaraan.

Menurutnya, rantai yang dipasang tersebut dibiarkan begitu saja tanpa diikatkan ke media lain. Sehingga R tetap bisa berjalan sambil mengangkat rantai, mondar-mandir di di dalam rumah.

"Rantai ini tidak selalu kami pasang, kalau ia mengakui kesalahannya dan berjanji untuk tidak mengulanginya, rantai kemudian kami lepaskan. Tetapi kalau mulai berulah lagi dengan tidak pulang ke rumah, rantai kembali saya pasang," jelas P.

Pemasangan rantai ini menurut bapak tiga anak tersebut jauh lebih baik untuk membuat efek jera pada anaknya dibanding harus mencubit atau memukul. "Saya sangat menyayanginya sehingga lebih baik begini dan tidak menyakiti dengan mencubit atau memukulnya," terang P.

Akibat buruk pergaulan dan menjamurnya warnet di seputaran Jalan Imam Munandar menjadi salah satu sebab anaknya mulai jarang pulang ke rumah dan memilih bermain warnet. Selain menjadi betah menginap di warnet, P mengaku khawatir jika anaknya semakin sering bermain warnet dan mendapatkan pengaruh buruk dari konten-konten negatif dunia maya.

"Sungguh kami kewalahan dan sudah sering saat dini hari saya harus memeriksa satu warnet dan warnet lainnya agar bisa menjemput anak saya. Untuk itu kami sangat berharap pemerintah bisa mengatur waktu beroperasi warnet, ataupun usia anak yang masuk ke dalamnya," harapnya.

Menurutnya, pemilik warnet hanya memikirkan untung bisnisnya tanpa memikirkan kehancuran masa depan anak-anak. (***)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lontaran Lava Pijar Gunung Slamet Hingga 2 Kilometer


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler