Berpamitan untuk Selamanya

Kamis, 08 Oktober 2009 – 10:32 WIB
Masih Ada Beberapa bocah yang terpoendam di rumah ini, Disinilah Moran Cucu Ungku ditemukan tewas saat menyaksikan televisi bersama sekitar 15 teman-temannya. FOTO :Frizal/JP

Bencana alam gempa bumi yang mengoyak ranah minang terus menyisakan cerita-cerita pedihKali ini, giliran Ungku Kutar seorang kakek yang sedih ditinggal cucu semata wayangnya Moran untuk selamanya.Ia menyesali, mengapa waktu itu tidak mencegah kepergian Moran, beberapa saat setelah gempa mengoyak bumi.



Ungku Kutar, tak henti mengusap tetesan air mata yang jatuh membasahi pipinya

BACA JUGA: Tak Lagi Bebas ke Mal, Larang Istri Praktik Advokat

Cucu semata wayangnya terbujur kaku di halaman rumahnya
Warga Nagari Sikacua, V Koto Timur, Padangpariaman ini seakan menyesali diri sendiri, mengapa Moran cucunya dibiarkan pergi begitu saja

BACA JUGA: Satu-satunya Rumah yang Selamat

Seandainya ia berupaya mencegah kepergian Moran, mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini.

Sore itu Moran, cucu Ungku pamit akan pergi jauh bersama keluarga egi
Egi adalah teman sepermainan Moran

BACA JUGA: Misteri Reruntuhan Ambacang

Sambil mengayuhkan sepedanya, Moran berteriak "Kek, kami mau pergi jauh bersama keluarga Egi," teriaknyaUngku memang tidak menanggapi celotehan Moran dengan seriusIa hanya sempat bertanya balik, "Moran mau pergi jauh kemana?"

Belum sempat menjawab pertanyaan kakek, Moran sudah mengayunkan sepedanya meninggalkan UngkuTidak firasat buruk dibenak Ungku"Seperti biasa, kalau Moran pergi pastilah menonton televisi di rumah temannya," kata Ungku seperti menyesali keadaan.

Egi adalah teman bermain dan juga sekolah MoranIa tinggal di dusun sebelah Nagari Padang Alai, tak jauh dari tempat tinggal UngkuNagari Sikacua dan Nagari Padang Alai, merupakan dua dusun yang saling bertetanggaDari kota Pariaman, dua dusun ini bisa ditempuh selama tiga puluh menit.

Di desa Nagari Sikacua ini, Ungku tinggal berdua dengan cucunya MoranKetika Moran pergi ke rumah teman, Ungku pun tinggal sendirian di rumahnyaKetika gempa mengguncang, sebenarnya Nagari ini masih aman-aman sajaBahkan, kepergian MOran  menonton televisi ke rumah temannya karena didorong keinginan untuk menyaksikan siaran langsung televisi yang menyiarkan kejadian gempa di kotanya.

Usai gempa Rabu pekan lalu, listrik langsung padam di kawasan ituKarena berita gempa, membuat hasrat Moran menonton televisi tak terbendungBersama belasan anak-anak lainnya, siswi kelas V SD ini menyimak berita yang disajikan berbagai stasiun televisi, yang ada di rumah sahabatnya di rumah  EgiKeluarga Egi, tergolong berada di Nagari Padang AlaiKeluarga ini memiliki perangkat (receiver), yang bisa menangkap hampir seluruh channel televisi

Saat gerimis mengucur di kawasan itu sekitar pukul 19.40 WIB, kawasan itu tiba-tiba bergejolakUsai adzan Isya berkumandang, perbukitan yang ada di sekitar Nagari Padang Alai mengalami terban hingga menimpa tiga nagari yang ada di bawahnyaKorban pun berjatuhanTak heran, laporan sementara perangkat nagari Padang Alai, korban yang menonton televisi di rumah Egi sekitar 15 orangDari 15 orang itu, baru tujuh orang yang berhasil dievakuasi dari rumah Egi hingga Rabu (7/10)

Moran semenjak berusia 3 tahun, telah ditinggal pergi ke dua orang tuanyaAyah dan Ibu Moran meninggal dalam sebuah kecelakaan lalu lintasKarena tak ada orang yang akan mengasuh lagi, Moran dibesarkan sang kakek Ungku KutarPada Rabu (30/9) lalu, sang kakek yang telah lama kehilangan istri berikut anak-anaknya itu, harus kembali merasakan duka yang mendalamCucu sebagai pewaris keturunannya, juga telah dipanggil keharibaan illahi“Kenapa tidak saya saja yang diambilKenapa harus dia,” kata Ungku Kutar dengan kalimat terbata-bata.

Ungku Kutar tidak pernah menyangka dan membayangkan, akan kehilangan Moran dalam waktu secepat iniNamun, Ungku Kutar akan tetap berusaha tabah dalam menghadapi cobaan hidup ini

Menurutnya, di balik segala sesuatu yang terjadi itu, pasti ada hikmahnya, yang pastinya kita sebagai manusia harus tetap tabah menerima apapun yang akan di takdirkan oleh Allah SWTSaat ini, Ungku Kutarpun hidup sebatang kara dan tinggal menerima nasib yang telah di tuliskan oleh-Nya(r/aj)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Peti Mati Digergaji, Mertua Pingsan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler