BACA JUGA: Satu-satunya Rumah yang Selamat
Bahkan, ada yang sudah berkomitmen untuk merelakan hak-hak pribadi "terampas" demi menjaga kewibawaan lembaga.Toyota Alphard hitam meluncur perlahan di depan gedung Menara Thamrin kemarin siang
BACA JUGA: Misteri Reruntuhan Ambacang
Sambil menebar senyum, dia melambaikan tangan kepada orang-orang yang berada di depan gedung tersebutSaat bersamaan, dari lobi gedung, seorang pria mengenakan kemeja putih plus dasi bergegas menghampiri mobil mewah tersebut
BACA JUGA: Peti Mati Digergaji, Mertua Pingsan
"Ini istri saya," kata Mas Achmad Santosa menunjuk wanita bernama Lilyana Santosa itu sambil menutup pintu mobilSelanjutnya, mobil membelah lalu lintas ibu kota menuju ke Istana PresidenPria 53 tahun itu merupakan salah seorang di antara tiga Plt pimpinan KPK yang kemarin dilantik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)Dua orang yang lain adalah mantan Wakil Ketua KPK Tumpak Hatorangan Panggabean dan mantan Deputi Pencegahan KPK WaluyoKetiganya menggantikan tiga pimpinan KPK, yaitu Antasari Azhar, Bibit Samad Riyanto, dan Chandra Hamzah, yang kini tersandung perkara hukum.
Sebelum melaksanakan prosesi pengucapan sumpah dan janji jabatan, Ota "panggilan Mas Achmad Santosa" kemarin juga masih melakukan seabrek aktivitas di lantai 8 gedung Menara Thamrin, tempat sehari-harinya dia berkantorOta adalah senior advisor di United Nations Development Program (UNDP)Di gedung itu dia menjalani banyak aktivitas, mulai menangani masalah-masalah seputar hak asasi manusia hingga program reformasi birokrasi.
"Hari ini kali terakhir saya di kantor iniTadi saya menuntaskan rapat terakhirSaya memutuskan mengundurkan diri," jelasnyaDi UNDP, Ota berkarir sejak enam tahun laluDi kantor PBB itu dia mendapatkan gaji sangat besarNamun, dia tak menyebutkan nilainya"Kalau mau masuk ke sini, saya harus mengirimkan lamaran lagi," selorohnya
Sejak kemarin pula Ota juga melepaskan jabatannya di sejumlah yayasanDi antaranya, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Yayasan Keanekaragaman Hayati, dan Indonesian Center Enviromental Law (ICEL)Ota kemudian bercerita soal keputusannya menjadi pimpinan KPK.Dia mengungkapkan, tawaran menjadi pimpinan KPK itu datang pada Jumat malam pekan lalu (25/9)Awalnya, SMS dari anggota tim lima Andi Mattalatta masuk ke ponselnyaIsinya, Andi ingin mengajak Ota berbicara secara khusus
Belum sampai dijawab, sebentar kemudian datang lagi panggilanKali ini datang dari anggota tim lima yang lain, mantan Ketua KPK Taufiequrachman RukieMantan polisi itu memberikan tawaran kepadanya untuk mengisi kekosongan pimpinan di lembaga penegak hukum paling angker tersebut.
Sejenak Ota berpikirHari itu jawaban tak langsung diberikanDia mau, tapi ada sejumlah syaratSalah satu di antaranya, dia harus tahu siapa saja dua kolega Ota lainnya saat memimpin KPK nantiEsok harinya, tim lima mengajak Ota bertemu di sebuah tempat yang dirahasiakanSelain tim tunjukan presiden itu, di tempat tersebut ada dua sosok lainMereka adalah Tumpak Hatorangan Panggabean dan WaluyoSalah seorang anggota tim menyebutkan bahwa dua orang itulah yang bakal mendampingi Ota memimpin KPK"Saya menyanggupi," ungkapnya.
Sebelumnya, Ota juga meminta pertimbangan sejumlah kolega dekatnyaDi antaranya, Sekjen Transparency International Indonesia (TII) Teten Masduki dan sejumlah pegiat antikorupsiDi antaranya, Ketua TII Rizal Malik.Bukan hanya ituOta juga meminta pertimbangan istri dan anak semata wayangnya"Saya berdiskusi bagaimana baik buruknyaMereka akhirnya sangat mendukung," ucapnya
Keluarganya juga harus menanggung konsekuensi jabatan itu"Ya, minimal saya tidak pernah mengajak mereka pergi ke mal," ujarnyaSebab, kode etik di KPK mengatur ketat perilaku pimpinanDia mengungkapkan bahwa saat di KPK nanti dirinya akan bekerja sangat keras"Semua bisa diukur dari hasil kerja saya nanti," ucapnya.
Pada hari pertama menjabat pimpinan KPK, Ota akan menggelar rapat pimpinanDi antaranya, membahas ketua KPK yang harus menggantikan AntasariNamun, soal itu Ota lebih condong kepada sosok Tumpak HatoranganDia beralasan, Tumpak adalah sosok tertua di komisi nanti"Dia juga senior," ujarnyaDia menerima tawaran itu karena usaha yang selama ini dirintis dalam pemberantasan korupsi tak ingin terputus begitu sajaSelama ini kiprah Ota dalam pembentukan KPK memang tak bisa diremehkanDia adalah sosok yang terlibat dalam menggodok pimpinan KPK saat ini"Chandra, Bibit, Jasin, dan Haryono itu pilihan saya," jelasnyaMeski terus-terusan diempas isu tak sedap soal kasus suap, di mata Ota, dua pimpinan yang kini tersandung masalah hukum itu masih memiliki integritasOta juga bersedia angkat kaki dari KPK kalau polisi menghentikan penyidikan Bibit dan Chandra.
Pria yang pernah bergiat 14 tahun di YLBHI itu mengungkapkan punya cerita soal terpilihnya Antasari"Saya ini orang yang paling kritis terhadap dia (Antasari) waktu itu," jelasnyaDia menyebutkan, tim panitia seleksi pernah mendesak Antasari soal upayanya memberikan sejumlah uang kepada wartawan yang mewawancaraiWartawan menolak pemberian Antasari dan mengadukan kepada tim panitia seleksi"Saya minta dia (Antasari) memberikan penjelasan soal itu," terangnya
Selain terlibat dalam tim panitia seleksi, Ota banyak terlibat dalam pembangunan hukum di tanah airDi antaranya, dia pernah ditunjuk sebagai koordinator ahli pembaruan Kejaksaan AgungItu terjadi saat Kejagung dipimpin mantan aktivis YLBHI Abdul Rahman Saleh"Pembaruan itu sekarang belum terjadi," jelasnyaDia juga menjadi ketua Tim Pembaruan Mahkamah Agung (MA).
Ota menambahkan bahwa sejak menerima jabatan itu, dirinya juga mewanti-wanti istrinya, Lelyana Santosa, yang berprofesi sebagai advokatSelama ini Lelyana adalah pemilik Law Firm Lubis Santosa Maulana (LSM)Dia membangun kongsi dengan advokat senior Todung Mulya LubisOta melarang keras istrinya untuk menangani kasus korupsiDi bagian lain, Tumpak menegaskan bahwa KPK adalah lembaga independen"Salah satu dari sumpah kami itu bahwa kami tidak akan mau diintervensi oleh siapa punItu jaminan dari kami, tekad kami," kata Tumpak
Sementara itu, Waluyo menyatakan akan langsung bekerja begitu ngantor kembali di KPK"Saya sebagai mantan deputi pencegahan di sana, insya Allah, bisa langsung bekerja," kata mantan direktur umum dan SDM PT Pertamina itu(kum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hidup, Setelah 17 Jam Tertindih Beton
Redaktur : Tim Redaksi