jpnn.com - KARO - Gunung Sinabung Desa Kuta Gugung Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo, Minggu (15/9) sekira pukul 02.51 WIB dinihari meletus.
Erupsi material gunung setinggi 2.460 meter dpl berupa larva pijar dan debu vulkanik ini telah menaikkan status gunung tertinggi di Propinsi Sumatera Utara ini ke Siaga ( Level III).
BACA JUGA: Warga 11 Desa Dievakuasi
Besar kemungkinan letusan kemarin masih akan berlanjut hingga pihak berwenang mengeluarkan rekomendasi warga dalam 3 Km dari kawah aktif Sinabung, harus mengungsi.
Meletusnya gunung yang terakhir kali terjadi di tahun 2010 kemarin berlangsung secara tiba- tiba. Ini pun diakui Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi , Armen Putra.
BACA JUGA: Sinabung Meletus, Lima Gunung Berapi Berstatus Siaga
Walaupun dalam beberapa surat berkala sebelumnya ke Pemkab Karo dan jajaran kerap disampaikan adanya perubahan yang terjadi di Gunung Api Sinabung, Armen mengaku kalau pada detik detik terakhir tidak ada indikasi yang menguatkan jika gunung itu akan meletus.
"Kita bekerja selama 24 jam disini, selalu saja ada petugas yang memantau, tapi dinihari tadi (kemarin) erupsi datang tanpa terprediksi waktunya. Hingga langkah langkah cepat kita lakukan," ujar Armen.
BACA JUGA: Empat Formasi CPNS Disiapkan bagi Honorer K2
Pria asal Kutacane, Propinsi NAD ini pun menerangkan soal perubahan yang mereka maksud di surat yang sebulan dikirim terkait aktivitas di gunung api Sinabung.
Yang mencolok dari sana adalah terjadinya getaran gempa sejak bulan Agustus 2013, bahkan hingga sebelum meletus gempa vulkanik yang ukurannya tidak masuk hitungan MMI telah berlangsung selama 200 an kali lebih.
Tak hanya bagi petugas, masyarakat juga sangat mendadak mengetahui aktivitas bahaya Sinabung ini. Seperti diterangkan Sasmita Pelawi (58) warga Desa Suka Meriah melihat secara langsung letusan gunung, yang dimulai dengan gemuruh hujan deras, lantas ia dibangunkan oleh sang istri dan gemuruh kembali terdengar.
Baru kemudian keluar material menyerupai bola api merah yang mengalir ke bawah. Dari sana merekapun langsung berkemas mengendarai kenderaan Kepala Desa.
Letusan kemarin, tambah Armen, secara detail mengeluarkan material dari gunung api Sinabung berupa larva merah yang berada di sekitar puncak gunung dan debu larva yang juga terlihat dan dirasakan oleh warga di sekitar kaki gunung.
Kondisi itu lantas membuat pihaknya tegas Armen mengeluarkan rekomendasi evakuasi bagi desa desa yang berada di radius 3 kilometer , yakni Desa Suka Meriah ( Kecamatan Payung), Bekerah dan Sigarang Garang ( Kecamatan Naman Teran).
Bukan itu saja, status waspada ( level II) yang melekat pada gunung yang pertama kali meletus antara 900 - 1.200 tahun yang lampau ini sejak tahun 2010 juga dianikkan ke atasnya, yaitu Siaga ( level III). Bukan hanya itu, kemungkinan kalau Sinabung akan meletus kembali juga tak dapat dielakkan, semua ini didasari masih tingginya tingkat kegempaan disana.
Dari catatan di stasiun seismograph Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung, Desa Ndokum Siroga Kecamatan Simpang Empat, mulai letusan Minggu dinihari itu diikuti kemudian oleh gempa vulkanik sebanyak delapan kali mulai antara pukul 06.00 - 12.00 WIB dengan ukuran tertinggi mencapai 100 milimeter.
Selain itu, walaupun ada kecendrungan menurun namun tremor di Gunung Sinabung masih terus saja bergerak aktif. Di aktivitas ini, petugas mencatat tremor yang ukurannya kira kira 15 milimeter. Fakta-fakta ini membuat Armen dan kawan-kawan yang bertugas ektra keras guna memastikan apa yang bakal terjadi di gunung api Sinabung ke depannya.
"Apapun yang berlangsung kita sampaikan, bahkan kita secara terbuka menerima masyarakat yang hadir ke Pos Pengamatan, karena stasiun ini memang diperuntukkan buat masyarakat luas dengan mudah mengaksses informasi kerja aktivitas gunung api Sinabung.
Mendadaknya letusan ini berakibat masyarakat sedikit kurang percaya pada pengamatan yang dilangsungkan PVMBG. Rata Sitepu (43), penduduk Desa Naman , Kecamatan Naman Teran adalah salah satunya, ditemui di Bundaran Tugu Perjuangan Berastagi, 1 jam usai letusan.
Rata yang mengungsi pasca gemuruh panjang Sinabung mengatakan kalau dengan kondisi ini ia kini kurang percaya pada kinerja petugas.
"Kami minta sekali lagi ketelitian dan antisipasi tinggi dari pihak Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung lebih ditingkatkan , agar tidak lagi secara tiba tiba atau setelah meletusnya gunung baru kami diberitahu," harap Sitepu. (nang/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggap Bupati Pasuruan Tak Transparan soal Proyek Umbulan
Redaktur : Tim Redaksi