jpnn.com - JAKARTA--Warga Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut), kemarin dini hari (15/9) dikejutkan suara letusan Gunung Sinabung. Gunung berapi itu mengalami erupsi dan memuntahkan abu vulkanik. Letusan mendadak tersebut membuat ribuan warga dievakuasi.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat, Gunung Sinabung meletus pukul 02.51 WIB. Sepuluh menit kemudian, status gunung setinggi 2.460 meter tersebut langsung dinaikkan dari level waspada ke siaga.
BACA JUGA: Empat Formasi CPNS Disiapkan bagi Honorer K2
"Warga yang tinggal di radius tiga kilometer dari kawah diungsikan," terang Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho. Berdasarkan penetapan status siaga, tidak boleh ada aktivitas dalam radius tersebut.
Masyarakat lima desa di dua kecamatan di Kabupaten Karo langsung mengungsi begitu mendengar suara letusan. Mereka mengungsi ke sejumlah gedung dan jambur (aula tempat berkumpulnya warga) di Kecamatan Kabanjahe dan Brastagi, tidak jauh dari kantor Bupati Karo.
BACA JUGA: Anggap Bupati Pasuruan Tak Transparan soal Proyek Umbulan
Sebaran pengungsi ada di jambur Taras Brastagi (650 jiwa), jambur Sempakata (750), jambur klasis GBKP Kabanjahe (590), jambur Desa Payung (320), dan kompleks GBKP Kabanjahe (1.400). Belum ada laporan korban jiwa sebagai dampak dari erupsi tersebut.
Beberapa dapur umum telah dibangun di lokasi pengungsian. Sejumlah logistik dan peralatan juga telah didatangkan dari Medan untuk mencukupi kebutuhan pengungsi. TNI membantu evakuasi warga, sedangkan Polri mengawasi perkampungan yang ditinggal penghuninya untuk mencegah pencurian.
BACA JUGA: Pengendara Motor Usia Kurang 17 Tahun Langsung Ditangkap
Gunung Sinabung sudah cukup lama tidak aktif. Setelah letusan dahsyat pada 1.600, gunung tersebut tidak pernah lagi meletus hingga 2010. Pada 27 Agustus 2010, Sinabung menyemburkan asap dan abu vulkanis. Statusnya kala itu langsung dinaikkan menjadi awas. Kemudian, pada 7 September 2010, gunung itu kembali meletus. Setelahnya, tidak ada lagi aktivitas vulkanis hingga akhirnya meletus kemarin.
Kepala Pusat Vulkanolgi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendrasto menjelaskan, sepanjang kemarin terjadi 31 gempa vulkanik di Sinabung. Tim darurat telah diberangkatkan ke lokasi pada pukul 17.00 WIB kemarin. Jika dibandingkan dengan letusan yang terjadi pada 2010, karateristiknya hampir sama. Yakni, terlihat api diam di atas gunung dan letusan yang berupa abu. Dia menduga larva d telah mencapai puncak gunung. "Segala kemungkinan bisa saja terjadi. Tidak dapat langsung dipastikan saat ini untuk situasi kedepan," tandasnya.
PVMBG mencatat saat ini ada lima gunung di Indonesia yang berstatus siaga. Pertama, Gunung Ibu yang terletak di Halmahera, Maluku Utara. Gunung tersebut hingga hari ini masih mengeluarkan api dari puncak. Kedua, Gunung Karangetang yang terletak di Pulau Siau, Sulawesi Utara. Sejak 3 September lalu, larva dari gunung tersebut masih mengalir hingga 2 km dari lokasi.
Ketiga, Gunung Lokon di Tomohon, Sumatera Utara. Pekan lalu Lokon menyemburkan abu hingga ketinggian 2500 meter. Keempat adalah Gunung Rokatenda yang pada Agustus lalu kembali meletus dan mengakibatkan hampir seluruh warga Pulau Palue, NTT, mengungsi. Nah, yang kelima adalah Gunung Sinabung.
Meletusnya Sinabung langsung direspons Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dengan menurunkan tim. Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Dirjen P2PL) Tjandra Yoga Aditama mengatakan, Dinas Kesehatan Kabupaten karo sudah mendirikan posko kesehatan. Tim dari Medan juga telah menuju ke lokasi. "Kalau diperlukan, tim KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) Medan siap membantu," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Danis H Sumadilaga mengatakan siap menerjunkan tim untuk membantu warga. Namun, pihaknya masih menunggu kabar dari petugas di lapangan. "Secepatnya kami akan mendata kebutuhan apa yang diperlukan warga di sana dan akan kami umumkan," terangnya. (byu/mia/dod/ca)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rokok Indonesia Laris Manis di Tawau
Redaktur : Tim Redaksi