jpnn.com, SURABAYA - Calon Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjamin bahwa Kota Pahlawan ke depan tidak boleh ada istilah minoritas dan mayoritas agama dalam menjalankan ibadah.
Eri pengin memantapkan program kerukunan antarumat beragama dan menjamin kebebasan beribadah bagi seluruh agama kepada anak-anak sejak dini di sekolah.
BACA JUGA: Cerita Istri Eri Cahyadi saat Berkunjung ke Kampung Masa Kecil Suaminya
Pernyataan tersebut disampaikan calon wali kota nomor urut 1 itu usai mendengarkan keluh kesah salah satu peserta atau anggota Indonesia Link (Indolink), yang menyoroti perkembangan anak di tengah toleransi antarumat beragama.
"Saya pernah melakukan program belajar dan bermain, anak-anak Tionghoa main ke sekolah anak Jawa. Di sana terjadi interaksi mengenal keberagaman antarumat beragama. Dan terlihat asyik dan senang melihat mereka bisa bermain bersama," ucap Sally Azaria, anggota Indolink.
BACA JUGA: Kalimat Jokowi ke Rizal Ramli: Kalau Cuma Modal Berani, ya Preman
Eri Cahyadi saat bersilaturahmi dengan Indolink. Foto: source for JPNN
Eri langsung mengaku sepakat dengan program seperti itu. Karena dia pikir bahwa sekolah saat ini sudah jarang ada siswa dari Jawa, Arab dan China yang berada di dalam satu kelas.
BACA JUGA: Eri Cahyadi: Santri dan Kota Surabaya Tak Terpisahkan
"Saya setuju dengan yang sudah disampaikan. Saya ingat zaman dulu waktu sekolah di dalam satu kelas masih ada campuran murid dari Jawa, Arab dan China. Dan kenapa saat ini tidak ada yang seperti itu, maka insyaallah kalau saya terpilih akan memunculkan kembali sekolah seperti itu," tutur Eri dalam acara silaturahmi dengan Indolink di Surabaya, Minggu (25/10).
Acara tersebut dihadiri sejumlah tokoh, di antaranya Ongko Digdojo, Totok Lusida, Hermawan Santoso, Ferry Sangeroki, Kusno Sugeng, Herman Kwan, Reno Halsamer, Pdt. Simon Filantropi, Gatot Santoso, Irwan Pontoh dan Budi Santoso.
Eri menambahkan, semua masyarakat Surabaya harus mendapatkan hak yang sama dalam melaksanakan ibadah.
"Saya juga tidak ingin di Kota Surabaya masih ada paham radikalisme yang merusak tatanan kehidupan masyarakat di Surabaya. Dan mulai dulu hingga nanti kalau insyaallah, saya jadi wali kota maka saya akan tetap memerangi paham dan kelompok radikal di Surabaya," katanya. (*/adk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adek