Bertemu di Gereja, Terjalin Asmara

Jumat, 20 Desember 2013 – 14:42 WIB

jpnn.com - TOBASA - Kepada Metro Siantar (Grup JPNN), Kamis (19/12) tersangka MS mengaku pertama kali menyetubuhi korban sejak tahun 2003 lalu.

MS adalah oknum pendeta HKBP di Kabupaten Tobasa yang dilaporkan seorang bidan pegawai tidak tetap (PTT) di Kecamatan Silaen berinisial E br S (27) ke Polres Tobasa, Selasa (17/12). MS dilaporkan atas tuduhan perkosaan terhadap E br S, Selasa (10/12) lalu.

BACA JUGA: Oknum Pendeta Perkosa Bidan PTT

“Perbuatan itu saya lakukan tahun 2003 silam. Saat itu E br S masih duduk di bangku kelas 3 SMA. Hubungan layaknya suami istri itu kami lakukan atas dasar suka sama suka. Saya sendiri pun sudah tidak tahu berapa kali perbuatan itu kami lakukan,” ujar MS sembari mengaku telah bertugas selama 13 tahun sebagai pendeta HKBP di gereja tersebut.

Menurut dia, E br S dulu guru sekolah minggu. Kebetulan saat itu ia (MS) bertugas sebagai pendeta HKBP di gereja tersebut. Karena sering ketemu di gereja, mereka berdua akhirnya saling menyukai dan menjali hubungan asmara.

BACA JUGA: Libatkan Perempuan, Perampok Ikat Korban di Hutan

“Setelah resmi berpacaran, kami melakukan hubungan suami istri itu. Pertama kali kami melakukan persetubuhan itu di rumah dinas saya. Saat itu korban masih berusia 17 tahun,” sebutnya.

Tidak hanya itu, saat menjalin hubungan tersebut, MS juga sudah menikah dan memiliki istri. Istrinya juga selama ini mengetahui hubungan spesial yang dijalin MS dengan E br S.

BACA JUGA: Jelang Nikah Dicokok Polisi, Gara-gara Siswi SMA Lapor Dihamili

“Setelah korban tamat dari SMA, ia pun melanjut ke akademi kebidanan (Akbid) di luar Tobasa. Namun, apabila korban (E br S) pulang kampung, saya dan korban selalu bertemu. Hubungan suami istri itupun kerap kami lakukan,” terang pria yang sudah memiliki satu anak tersebut.

MS mengatakan, setelah E br S tamat dari Akbid, E br S pun bekerja sebagai bidan di Kecamatan Silaen. Sementara itu, hubungan suami istri tersebut semakin sering mereka lakukan di kos-kosan tempat korban.

“Hubungan suami istri itu sering kami lakukan. Kadang satu kali dalam seminggu, terkadang dua kali dalam seminggu. Biasanya saya masuk dari pintu belakang kalau ke kos-kosan E br S. Saya jarang masuk dari pintu depan kalau malam hari karena E br S masih kerja,” ucapnya. (jan/cr-01/mua/bersambung)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Diimingi Jadi Model, Bayi 6 Bulan Diculik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler