jpnn.com, JAKARTA PUSAT - Ketua DPR RI Puan Maharani melakukan pertemuan bilateral dengan Chairman of the Verkhovna Rada of Ukraine, Olena Kondratiuk di pembukaan the 8th G20 Parliamentary Speakers’ Summit (P20) di Gedung Perlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (5/10).
Dalam pertemuan tersebut, Puan mendorong agar terciptanya perdamaian antara Ukraina-Rusia yang hingga kini masih berperang.
BACA JUGA: Forum Parlemen P20, Mbak Puan Ajak Parlemen Bangun Kerja Sama Multilateralisme
Wanita 49 tahun itu mengatakan keprihatinan atas terjadinya perang di Ukraina yang menimbulkan banyak korban jiwa dan berdampak bagi keadaan global di dunia.
“Langkah konkrit kami untuk membantu komunikasi antar Parlemen dalam penyelesaian perang di Ukraina,” kata Puan.
BACA JUGA: Puan Ajak Parlemen Dunia Berkontribusi Menyelesaikan Krisis Global
Proklamator RI Bung Karno itu mengapresiasi hubungan bilateral Indonesia-Ukraina yang sudah terjalin selama 30 tahun tetap berjalan hangat meskipun di tengah situasi tidak pasti karena perang.
Indonesia, lanjutnya, merupakan salah satu mitra dagang terbesar Ukraina di Asia Tenggara.
“Saya memahami perang di Ukraina mempengaruhi upaya kami semua memulihkan perekonomian pascapandemi Covid-19,” ucap ibu dua anak itu.
BACA JUGA: Puan Maharani Dorong Parlemen Dunia Atasi Dampak Gejolak Ekonomi Global
Menurut dia, kunjungan Presiden Joko Widodo ke Ukraina dan Rusia pada Juni lalu dilakukan untuk membawa pesan perdamaian.
Kunjungan tersebut, ungkap dia, juga mempromosikan safe passage untuk pangan dan pupuk dari Ukraina dan Rusia.
Puan menambahkan, Indonesia menyambut baik dimulainya kembali ekspor biji-bijian dari Ukraina di bawah the Black Sea Initiative.
Perjanjian itu memainkan peran penting dalam mengurangi dampak perang terhadap rantai pasokan global.
“Langkah positif ini harus diikuti dengan kemudahan akses ekspor produk makanan dan pupuk dari Rusia, sebagaimana disepakati dalam perjanjian Istanbul,” terang Puan.
Mantan Menko PMK itu berharap negara lain menghormati kesepakatan tersebut.
Puan meminta agar semua negara dapat memastikan implementasi yang seimbang dari Perjanjian Istanbul.
Dia juga berharap inisiatif tersebut juga dapat membawa perdamaian di Kawasan.
“Indonesia berharap agar inisiatif untuk membuka alur pasok pangan (Black Sea Grain Initiative) tetap dilanjutkan, untuk kepentingan bersama seluruh pihak,” tuturnya.
Diketahui, Ukraina dan Rusia menandatangani perjanjian di Istanbul pada Juli lalu untuk menyalurkan jutaan ton gandum Ukraina ke pasar global.
Langkah itu dilakukan untuk meringankan krisis pangan yang semakin parah bagi jutaan orang di negara-negara berkembang.
Ukraina sendiri menjadi pemasok gandum terbesar kedua ke Indonesia.
Dalam berbagai pertemuan dengan pimpinan parlemen lain, Puan terus mendorong agar dunia internasional untuk tetap mendukung jalur dialog dan diplomasi sebagai, salah satu upaya menghentikan perang Ukraina dan Rusia.
Politikus DPIP itu menegaskan Indonesia menghormati tujuan dan prinsip piagam PBB serta hukum internasional terkait perang Ukraina dan Rusia.
Prinsip dalam piagam PBB yang dijunjung Indonesia di antaranya adalah penyelesaian sengketa secara damai dan menjunjung tinggi integritas wilayah hingga kedaulatan negara.
“Indonesia mendorong Rusia dan Ukraina untuk tetap membuka jalur dialog sebagai salah satu upaya menghentikan perang dan menuju perdamaian,” papar Puan.
Dia lantas menyinggung hasil Sidang Umum Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-144 di Bali pada Maret lalu yang sepakat membentuk IPU Task Force on Ukraine di mana Indonesia menjadi salah satu inisiatornya.
Menurut Puan, Satuan Tugas dari IPU itu juga diharapkan dapat menjadi mediator perbedaan antara Rusia dan Ukraina, serta memfasilitasi komunikasi dua negara tersebut.
“Sebagai tindak lanjut dari hal ini, Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen DPR berangkat ke Ukraina pada Juli lalu untuk membuka kanal dialog demi mengakhiri konflik,” sambung Ketua Majelis Sidang Umum IPU ke-144 itu.
Indonesia bersama task force IPU nantinya akan menyampaikan hasil kunjungan ke Ukraina tersebut di hadapan Sidang Umum IPU ke-145 yang akan digelar di Kigali, Rwanda pada Oktober 2022.
Di sisi lain, DPR terus memastikan hubungan bilateral antarparlemen dapat terjalin dengan lebih baik lagi, termasuk dengan Ukraina.
Puan berharap Grup Kerja Sama Bilateral dengan Parlemen Ukraina dapat semakin mengokohkan hubungan kedua negara.
“DPR RI memandang penting diplomasi parlemen, baik secara bilateral dan multilateral, di level regional ataupun global karena perang di Ukraina membawa dampak yang berat bagi banyak negara di dunia,” tutup Puan Maharani. (jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Magna Charta Politika: AHY dan Puan Puncaki Elektabilitas Cawapres 2024
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian