jpnn.com, TEGAL - Rombongan kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bersilaturahim dengan Rais Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tegal, KH Misbahul Mustofa, di kediamannya di Kota Tegal, Jawa Tengah.
BACA JUGA : Habib Soleh Anggap Neno Warisman Menista Allah dan Nodai Islam
BACA JUGA: Simpati Masyarakat ke Prabowo â Sandiaga Turun setelah Ada Puisi Neno Warisman
Dalam kesempatan itu, Ketua Umum DPP PSI Isyana Bagoes Oka dan Kiai Misbahul bersepakat untuk saling bahu-membahu dalam memerangi peredaran hoaks yang membanjir menjelang pemilu April 2019.
“Seperti PSI, NU juga memperjuangkan kebinnekaan di Indonesia. Sebab kami menyadari bahwa yang berjuang untuk negara ini bukan cuma orang Islam,” ujar Kiai Misbahul di Tegal.
BACA JUGA: Kapitra Ampera: Mereka Mau Murtad Masif?
“Mengacu pada piagam Madinah yg dicanangkan oleh Rasulullah, apa pun agamanya, selagi kita bisa bermanfaat untuk orang lain, mempertahankan negara warisan leluhur kita adalah sebuah kewajiban. Itulah manusia yang memiliki ahlak baik sesungguhnya,” sambung Kiai Misbahul.
BACA JUGA : Apa Neno Warisman Merasa cuma Kelompoknya yang Beribadah?
BACA JUGA: Anggap Puisi Neno Dahsyat, Habib Novel Sebut Pemrotesnya Sesat
Terkait polemik puisi yang dibacakan Neno Warisman dalam Munajat 212 beberapa waktu lalu, Kiai Misbahul turut menyorotinya.
“Betul doa itu pernah dipanjatkan Rasulullah. Namun, konteksnya saat itu 300 orang kaum Muslimin tengah berperang dengan kafir Quraisy yang berjumlah 3 kali lipat," tegas Kiai Misbahul.
“Dalam munajatnya itu Rasulullah berprihatin, siapa yang kelak bisa menyembah-Mu ya Allah jika kaum Muslim dibiarkan habis saat itu? Kalau sekarang ummat Muslim jumlahnya kan bukan 300 orang. Sekarang siapa yang berperang dengan siapa? Apa yang mereka anggap sebagai ‘lawan’ itu dianggap bukan penyembah Allah SWT semua?” kata Kiai Misbahul.
BACA JUGA : Guru Besar UI Nilai Puisi Neno Warisman Bisa Bikin Umat Islam Tersinggung
Menurutnya, saat ini pemerintah sekarang memang serba salah menanggapi banyak kasus.
"Memproses pemuka agama yang melakukan tindak pidana nanti dibilang kriminalisasi ulama. Padahal ulamanya yang intoleran, ulama-ulama radikal,” kata Kiai Misbahul.
Dia juga menyoroti terkait penyebaran hoaks saat ini yang kian masif membombardir masyarakat.
“Kebohongan yang terus diulang lama-kelamaan akan diterima sebagai kebenaran. Hoaks tidak akan serta merta hilang tanpa diperjuangkan," tuturnya.
“Di NU ber-Islam itu butuh kecerdasan. Kalau mereka kan tidak. Makanya mudah termakan doktrin,” jelasnya Kiai Misbahul.
Senada dengan pernyataan Kiai Misbahul, Ketua DPP PSI Isyana menambahkan partainya punya semangat yang sama.
"Bibit radikalisme dan intoleransi tidak boleh berkembang di bumi yang pluralis ini,” tegas Isyana.
Kota Tegal merupakan pemberhentian keempat dalam rangkaian Solidarity Tour PSI di Jawa Tengah. Sebelumnya PSI telah mengunjungi Semarang, Karanganyar, Wonosobo, dan Purwokerto. Setelah Tegal, PSI akan mengakhiri safari politiknya di Kudus. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Habib Soleh Anggap Neno Warisman Menista Allah dan Nodai Islam
Redaktur & Reporter : Natalia