jpnn.com, KAIRO - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menyatakan kesiapannya melanjutkan penguatan hubungan dengan Mesir, baik dalam skala politik maupun keilmuan keagamaan.
Hal itu disampaikan Hidayat saat saat memimpin kunjungan kerja delegasi MPR ke Mesir pada 28 April-3 Mei 2023.
BACA JUGA: HNW Kecam Aksi Teror Tentara Israel di Masjid Al Aqsa
Dia menyampaikan hubungan Mesir dan Indonesia sangat dekat, karena kedua negara sudah terbiasa berdiskusi tentang demokrasi dan pemerintahan, serta bertukar kunjungan pimpinan-pimpinan lembaga tinggi negara.
"Mesir bahkan merupakan negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada 22 Maret 1946,” kata Hidayat pada saat berdialog dengan pimpinan senat (Majelis Syuyukh) di Parlemen Mesir yang dipimpin Wakil I Senate Mesir Dr Bahaa El-Din Abu Shoka, Selasa (2/5).
BACA JUGA: Teken MoU Pembentukan JTC RI-Mesir, Mendag Zulhas: Solusi Atasi Hambatan Perdagangan
Solidaritas Mesir dan Indonesia juga tercermin dalam forum-forum internasional.
Kedua negara sama-sama pelopor Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Afrika-Asia dan sesama anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Kedua negara juga mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap masalah-masalah di negara Arab seperti Suriah, Palestina, dan Irak.
Hidayat menambahkan kedekatan Indonesia dan Mesir juga pada aspek budaya, sosial, dan peradaban, keilmuan dan keagamaan.
Bukti kedekatan tersebut, antara lain adanya kebun mangga Soekarno di kawasan Ismailiyah.
Kemudian jalan di Mesir dengan nama Soekarno, pertukaran budaya Indonesia yang rutin diadakan di Kairo, dan juga banyaknya alumni Al-Azhar yang bahkan dulu terlibat di dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, seperti KH Mas Mansur, dan KH Abdul Kahar Mudzakkir.
“Kami berterima kasih kepada Senate Mesir atas sambutan yang hangat. Semoga hubungan Indonesia-Mesir terus meningkat dan semakin kuat di masa yang akan datang,” ucap Hidayat.
Selain berkunjung ke Parlemen Mesir, HNW yang akrab disapa juga melakukan sosialisasi Empat Pilar MPR untuk kedubes dan berbagai latar warga Indonesia di Mesir.
Agenda lainnya menyaksikan laga final Garuda Super Cup yang diselenggarakan PPMI, dan menyampaikan orasi dalam rangka penyambutan untuk ratusan mahasiswa baru Indonesia di Universitas Al Azhar Mesir.
HNW juga diterima berdialog dengan Rektor dan Wakil Rektor Universitas Al-Azhar Mesir untuk mendiskusikan solusi bagi kemudahan dan penambahan penerimaan bagi mahasiswa Indonesia.
Dia menyampaikan apresiasi kepada Dr Salama Daoud, Rektor Universitas Al-Azhar Mesir, atas peran perguruan tinggi tersebut, uama dan alumninya terhadap pengembangan ilmu dan dakwah yang wasathiyyah di Indonesia, sejak zaman perjuangan kemerdekaan hingga di era reformasi.
HNW juga berterima kasih kepada Rektor Al-Azhar yang menerima dengan sangat baik mahasiswa Indonesia di Mesir yang dinilai beretika tinggi, terbuka untuk ilmu pengetahuan, mahir berbahasa Arab, dan mudah beradaptasi dengan budaya di Mesir.
Jumlah mahasiswa Indonesia di Al-Azhar Mesir merupakan yang terbanyak dari negara asing lainnya, yakni 12 ribu mahasiswa dari total 40 ribu mahasiswa asing dari 120 negara.
Menurut HNW, ini juga bukti kedekatan Indonesia dengan Mesir di bidang pendidikan.
“Apresiasi yang tinggi untuk institusi Al-Azhar yang terus menyebarkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, serta telah menerima dengan baik mahasiswa Indonesia yang belajar di sana," ujarnya.
Dia juga menyampaikan kesiapan bekerja sama dengan Universitas Al-Azhar untuk mensukseskan program-program penerimaan mahasiswa dari Indonesia.
"Apalagi banyak juga Anggota MPR yang merupakan lulusan dari Al-Azhar Mesir, dan semoga tren ini terus berlanjut dan meningkat,” pungkasnya.
Karenanya, HNW sapaan akrabnya menyatakan kesiapannya untuk melanjutkan penguatan hubungan dengan Mesir baik dalam skala politik maupun keilmuan keagamaan.
Wakil Ketua Majlis Syuyukh Mesir Dr Bahaa El Di Abu Shoka menyambut baik dan berharap melalui diplomasi parlemen dengan kunjungan langsung seperti ini akan berkontribusi positif untuk penguatan demokrasi dan hubungan antara kedua parlemen dan kedua bangsa dan negara. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi