Bertemu Tim Prabowo,  Jumhur Sampaikan Kekhawatiran 1 Juta Pekerja Bakal di PHK

Jumat, 20 September 2024 – 16:34 WIB
Jumhur menyampaikan kekhawatiran satu juta pekerja berpeluang di PHK akibat kebijakan elektrifikasi kendaraan bermotor. Foto: KSPSI.

jpnn.com - BEKASI - Ketua KSPSI Moh. Jumhur Hidayat berharap pemerintah menerapkan kebijakan elektrifikasi kendaraan bermotor secara bertahap.

Jumhur khawatir jika tidak bertahap mengakibatkan satu juta tenaga kerja kehilangan pekerjaan.

BACA JUGA: Berisiko Kebakaran, Mobil Listrik Dilarang Parkir di Basement

Dia menyatakan pandangannya pada tim ekonomi presiden terpilih hasil Pemilu 2024 Prabowo Subianto yang memenuhi undangan DPP Federasi Serikat Pekerja Logam, Elektronik dan Mesin (FSP LEM) SPSI untuk berdiskusi.

Diskusi mengangkat tema 'Dampak Kendaraan Elektronik Berbasis Baterei (Battery Electric Vehicles, BEV)'. Digelar di Harris Convention Hall, Summarecon, Bekasi, Kamis (19/9).

BACA JUGA: Jumhur Usul PSN Dikelola Negara Karena Banyaknya Kasus Lahan

Alasan lain, Jumhur menilai industri otomotif di Indonesia juga belum siap, sehingga dikhawatirkan bisa menimbulkan banyak kecelakaan kerja.

Menurut Jumhur jika alasannya untuk menurunkan emisi, bisa dikompensasikan dengan kebijakan menanam pohon. Misalnya, produksi tiga mobil wajib menanam satu pohon.

BACA JUGA: Bertemu Ketua Serikat Buruh di Gaza, Jumhur Kecam Tindakan Brutal Israel

"Ini justru bisa menambah perekrutan tenaga kerja sekaligus mengurangi produksi karbon,"  ujar Jumhur.

Jumhur menyatakan usul yang disampaikan merupakan bagian dari policy input karena pemerintah yang akan datang  menjanjikan setiap perencanaan berbasis science dan pengetahuan.

Sementara itu anggota Dewan Pakar Tim Ekonomi Prabowo Subianto, Prof. Dr. Darwin Ginting meminta kalangan buruh atau pekerja di industri otomotif tidak resah.

Dia menyatakan presiden terpilih Prabowo Subianto tidak akan mempersulit anak bangsa dan tidak ingin ada orang miskin di republik ini.

Prof. Darwin Ginting juga menyatakan pemerintah wajib mencegah kerusakan lingkungan. Karena itu kebijakan mobil listrik tentu terkait dengan upaya mengurangi tingginya emisi.

Namun demikian, Darwin meminta para pekerja tidak berpikir akan adanya PHK massal.

"Semuanya sudah dipikirkan," kata Darwin.

Sementara itu Staf Ahli Tim Ekonomi Prabowo Subianto, Agung C. Wibowo mengatakan pihaknya akan mengolah setiap masukan untuk kebijakan ekonomi pemerintah sebagaimana disampaikan KSPSI.

Agung yang sudah malang melintang di industri otomotif nasional ini mengemukakan bahwa penyebab polusi tertinggi bukan dari kendaraan bermotor karena itu elektrifikasi kendaraan bukan kebutuhan mendesak.

"Kredit karbon Indonesia masih plus, masih cukup baik untuk menyubsidi karbon kredit di dunia," katanya.

Meski demikian Agung mengingatkan para pekerja di industri otomotif untuk meningkatkan skill dan pengetahuan agar bisa mengikuti perkembangan teknologi.

Sebelumnya akademisi ITB Dr. Ir. Agus Purwadi, M.T. menyampaikan bahwa Tiongkok, Eropa, dan AS adalah negara yang paling serius mempersiapkan diri mengalihkan industri otomotif dari berbasis energi fosil ke elektrik.

Menurut Agus, Tiongkok bahkan menyiapkan  hingga USD 230 miliar untuk mengembangkan industri otomotif listrik. Mulai dari infrastruktur, regulasi, hingga salesnya.

"Target China adalah pasar dalam negeri sendiri yang memang besar," katanya.

Namun demikian Agus tidak memungkiri invasi produksi kendaraan listrik Tiongkok mencemaskan produsen kendaraan sejenis di Eropa dan AS.

Sementara di Indonesia sendiri jumlah pasar mobil dan motor listrik baru mencapai 1 persen. (gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mobil Listrik GM Kemungkinan Pakai Baterai Buatan Tiongkok


Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler