jpnn.com, JAKARTA - Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) akan segera berubah menjadi institut.
Perubahan ini terkait dengan proses transformasi digital.
BACA JUGA: 11 Mahasiswa Program MBKM di STP Trisakti, Simak Mata Kuliah yang Dipilih
Ketua Umum Badan Pengurus Yayasan Trisakti Djanadi Bimo Prakoso mengatakan, Trisakti didirikan untuk menjalankan mandat UUD 45, yaitu mandiri secara ekonomi, politik, dan budaya.
"Kami di Trisakti bukan cari uang, bukan cari aset, tetapi untuk tridarma. Tujuannya agar masyarakat makmur, akademik dan riset juga hebat," tutur Djanadi Bimo Prakoso di acara Apresiasi Mitra STP Trisakti, Selasa (26/7).
BACA JUGA: Kemendikbudristek Pilih STP Trisakti Kembangkan Program D2 Fast TrackÂ
Djanadi mengatakan di era digital saat ini, STP Trisakti pun harus bisa terus beradaptasi.
Oleh karenanya dia menekankan agar kolaborasi dan kerja keras perlu diperkuat untuk menghadapi derasnya arus perubahan zaman.
BACA JUGA: Mahasiswa Doktoral STP Trisakti Kembangkan Desa Wisata
Ketua STP Trisakti, Fetty Asmaniati mengatakan menghadapi perubahan dari sekolah tinggi ke institut, pihaknya terus menyiapkan mahasiswanya soal digitalisasi.
"STP terus menyiapkan diri menghadapi perubahan itu," ujarnya.
Perubahan status ini, kata Fetty berkat dukungan dari kalangan mitra industri, SMA/SMK, alumni, dan media.
Sebagai apresiasi, STP Trisakti memberikan penghargaan kepada para mitra dalam rangkaian acara Dies Natalis STP Trisakti ke-53.
"Terima kasih kepada mitra yang selama ini sudah mendukung STP Trisakti sehingga menjadi kampus unggulan di Indonesia," kata Fetty Asmaniati.
Dalam acara tersebut juga diadakan talkshow 'Strategi Kolaborasi Bisnis Digital Pariwisata melalui Digitalisasi'.
Direktur Pemberitaan Media Indonesia Gaudensius Suhardi yang tampil sebagai pembicara pertama mengatakan digital memudahkan informasi masuk ke ruang publik dan privat. Namun, dia mengingatkan digital hanyalah platform.
Tanpa narasi kuat, maka digital itu tidak bisa memberi informasi atau menarik minat masyarakat terkait destinasi wisata.
Dia juga menekankan pada pentingnya dunia pendidikan untuk mendukung promosi pariwisata secara digital.
"Mahasiswa di STP Trisakti dan perguruan tinggi lain perlu dibekali kemampuan komunikasi," ujarnya.
Pembicara lainnya, CEO - Co Founder TRIPWE, Sofian Lusa mengungkapkan di sektor pariwisata, pemanfaatan digital merupakan keharusan.
Mau tidak mau semua orang yang terlibat di dalam sektor tersebut harus terus meng-update atau mengikuti perkembangannya.
"Pariwisata kalau tidak diadaptasi dengan teknologi sebagai motornya itu akan ketinggalan," ucapnya.
Alumni STP Trisakti Trias Fajar Anugrah, yang menjadi pembicara ketiga mengatakan sebagai pelaku seni, digitalisasi menjadi tantangan baru sekaligus peluang.
Dia mencontohkan K-POP Korea sebagai bentuk promosi budaya yang benar-benar mencapai puncaknya dengan memaksimalkan platform digital.
"Itu perlu dicontoh Indonesia untuk mempromosikan budayanya seperti musik dangdut ke berbagai negara yang sekaligus meningkatkan minat asing datang ke Indonesia," pungkasnya. (esy/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Mesyia Muhammad