Bertugas Dimarahi Anak, di Jalan Dimarahi Pemudik

Kamis, 08 Agustus 2013 – 02:12 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Liburan Lebaran adalah masa yang ditunggu segenap umat Muslim di Indonesia. Namun, nikmatnya libur Lebaran belum tentu berlaku untuk semua aparatur negara yang bertugas dalam bidang pelayanan publik seperti kepolisian, petugas medis maupun pelayanan umum untuk transportasi mudik.

Di tengah euforia mudik, para pelayan publik ini justru berhadapan dengan tugas mereka untuk memastikan pelayanan diberikan dengan baik.

BACA JUGA: SDA Tepis Anggapan Sidang Isbat Bermuatan Politis

Dalam perjalanan JPNN mengikuti rombongan tim liputan mudik pelayanan publik Kemenpan RB, para pelayan publik ini tersenyum mengisahkan pengabdian mereka untuk meninggalkan masa Lebaran bersama keluarga dan berada di jalanan.

Salah satunya adalah Brigadir Siswo, personil dari Polres Bangkalan, Jawa Timur. Ia bertugas pada Pos Pengamanan Mudik untuk mengatur lalu lintas Jembatan tol Suramadu dari Surabaya menuju Bangkalan.

BACA JUGA: Demokrat Minta SBY Jangan Selalu Difitnah

"Ya kalau sudah ditugasin kita jalankan. Shalat Id kita ikut. Tapi kalau pas ditugasin jaga, ya tetep jalankan," kata Siswo yang sesekali memperhatikan jalan di depan posnya.

Begitu juga dengan Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Martinus Sitompul yang ditemui JPNN saat melewati Cikampek. Pria yang akrab disapa Martin ini menyatakan terkadang saat libur nasional, personil polisi tidak dapat mengecap libur layaknya aparatur negara lainnya. Selalu ada pembagian jadwal untuk bertugas.

BACA JUGA: Jumlah Angka Kecelakaan Mudik Menurun

"Anak-anak kami suka marah karena waktu libur besar kita tidak bersama keluarga. Kalau yang merayakan Lebaran, pas tugas ya hanya bisa telepon keluarganya. Kadang anak bilang, ayah ini ayah kami, apa ayahnya siapa, kerja terus, " kata Martin sambil tertawa.

Ia menyatakan bertugas saat musim mudik termasuk tantangan yang besar bagi anggota kepolisian. Ribuan kendaraan berada di jalanan dan tak jarang melanggar aturan lalu lintas.

Namun, Martin menyatakan itu sudah menjadi tugas kepolisian yang harus dijalankan sebagai bagian dari pengabdiannya. Ia menyatakan kepolisian tetap memiliki kebanggaan tersendiri melayani masyarakat saat mudik. Apalagi jika semua pemudik dapat sampai di tempat tujuan dengan selamat.

"Namanya juga tugas harus dilaksanakan. Ditelepon dimarahi anak. Di jalan di marahi pemudik. Apalagi kalau kita alihkan arus, sepanjang jalan kita diumpat terus sama pengendara," kata Martin.

Tak jauh berbeda dengan dokter umum di RSUD Brebes, dokter Diah Kusumawardani. Ia menyatakan sudah menjadi hal yang wajar rumah sakit tetap membuka pelayanan meski libur nasional sekalipun. Rumah sakit tempat ia bekerja juga telah membuat jadwal kerja selama musim libur Lebaran, hingga arus balik Lebaran.

"Biasanya kalau di tempat kami waktu arus balik baru banyak dilewati kendaraan. Tapi kami berharap tidak ada yang mampir ke sini," kata Dokter Diah.

Sementara itu, Deputi Pelayanan Publik Kementerian PAN-RB Mira Soedjono menyatakan apresiasinya yang besar terhadap petugas layanan publik baik dari instansi pemerintah maupun BUMN dan swasta. Ia berharap masyarakat pun menghargai para pekerja layanan publik yang sudah berusaha melayani kegiatan mudik Lebaran.

"Saya apresiasi karena mereka bekerja ketika orang lain sedang berlibur. Pelayan publik yang bertanggungjawab harus seperti itu," kata Mira. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PD Bantah Diuntungkan Serangan Nazar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler