jpnn.com - JAKARTA - Setiap tahunnya pemerintah menggelar sidang isbat untuk menentukan awal bulan Ramadan dan 1 Syawal dalam kalender Islam. Menteri Agama Suryadharma Ali (SDA) menegaskan bahwa sidang tersebut tidaklah bermuatan politis.
"Lagi-lagi ini bukan klenik, bukan politik. Tetapi ini berdasarkan ilmu pengetahuan," kata Suryadharma usai sidang isbat di kantor Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (7/8).
BACA JUGA: Demokrat Minta SBY Jangan Selalu Difitnah
Untuk menggelar sidang isbat, pemerintah mengundang seluruh organisasi masyarakat (ormas) Islam. Hanya saja, ormas Muhammadiyah kerap kali tidak hadir dalam sidang tersebut.
Padahal, organisasi yang didirikan oleh mendiang Kyai Haji Ahmad Dahlan tersebut kerap bersebrangan dengan pemerintah dalam penentuan awal puasa maupun hari Idul Fitri. Tahun ini, pengikut Muhammadiyah berpuasa sehari lebih awal dibandingkan waktu yang ditetapkan pemerintah.
BACA JUGA: Jumlah Angka Kecelakaan Mudik Menurun
Menurut Suryadharma, sebenarnya sidang isbat adalah forum pendidikan publik. Khususnya terkait ilmu astronomi, ilmu falak, dan ilmu hisab.
"Ini adalah forum pendidikan kita bersama. Tadi kita sudah memulai, mendapatkan informasi dari negara tetangga, dari Malaysia. Dari Emirat Arab juga akan kita hadirkan. Tapi karena ada halangan, tidak bisa hadir," paparnya.
BACA JUGA: PD Bantah Diuntungkan Serangan Nazar
Menteri asal PPP ini memastikan bahwa tahun depan sidang isbat tetap akan digelar. Ia menuturkan, sidang isbat selanjutnya tidak hanya mendengarkan masukan dari ormas Islam lokal tetapi juga perwakilan negara-negara sahabat.
"Tahun depan, Insya Allah akan jauh lebih baik lagi, mendengarkan pemaparan penetapan awal bulan di negara-negara mayoritas (penduduknya) Islam. Bisa juga nanti kita undang negara-negara minoritas Islam, seperti dari China, Myanmar," tandasnya. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Malam Takbiran di HI Dihiasi Pesta Kembang Api
Redaktur : Tim Redaksi