Besok, Pemerintah Luncurkan Buku Putih Stranas Pengembangan Ekonomi Digital Indonesia 2030

Selasa, 05 Desember 2023 – 06:51 WIB
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kemenko Perekonomian Rudy Salahuddin kepada awak media dalam media briefing di Media Center Kemenko Perekonomian terkait rencana peluncuran Buku Putih Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital Indonesia 2030, Senin (4/12). Foto: Dokumentasi Kemenko Perekonomian

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah berkomitmen terus mengupayakan transformasi digital dengan mempercepat pengembangan ekonomi digital sebagai pilar strategis dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

Komitmen tersebut juga mencerminkan fokus yang kuat pada pergeseran ekonomi menuju inovasi digital yang berkelanjutan serta mendukung kondisi masyarakat yang semakin mahir digital sejak pandemi Covid-19.

BACA JUGA: Menko Airlangga: Indonesia Siap jadi Produsen Kendaraan Listrik bagi Pasar Global

Menavigasi hal tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) dalam waktu dekat akan meluncurkan Buku Putih Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital Indonesia 2030.

Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital sendiri merupakan hasil dari upaya panjang dalam mengartikulasikan kerangka pengembangan ekonomi digital Indonesia sejak 2019, dan mencapai finalisasi pada tahun ini.

BACA JUGA: Tok, Menko Airlangga Perpanjang Masa Evaluasi Aturan DHE SDA

Lahirnya Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital ini juga telah melalui proses kolaborasi dengan kementerian atau lembaga, otoritas terkait, akademisi, pelaku industri, serta konsultan melalui beragam Focus Group Discussion (FGD), diskusi terbatas, hingga high level meeting.

“Kami memetakan Strategi Nasional Ekonomi Digital di enam pilar utama atau kluster, yakni infrastruktur, SDM, iklim bisnis dan keamanan siber, riset, inovasi, dan pengembangan usaha, pendanaan dan investasi, serta kebijakan dan regulasi," kata Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kemenko Perekonomian Rudy Salahuddin dalam keterangannya, Selasa (5/12).

BACA JUGA: Menko Airlangga: Generasi Muda Harus Mampu Merespons Pertumbuhan Teknologi

Deputi Rudy menyampaikan keenam pilar inilah yang masuk dalam Stranas Digital yang bisa jadi acuan, baik itu pemerintah maupun dunia usaha untuk sama-sama menuju kepada tujuan yang sama mendorong visi Indonesia Emas 2045.

"Stranas tersebut ada dalam Buku Putih yang menjadi semacam guideline,” ungkapnya.

Lebih lanjut Deputi Rudy menyampaikan nilai ekonomi digital Indonesia tercatat terus tumbuh dan menjadi yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara.

Tahun ini, nilai ekonomi digital Indonesia mencapai nilai sebesar USD 82 miliar dan diperkirakan akan mampu mencapai nilai sebesar USD 109 miliar pada 2025 mendatang.

Selain itu, 40 persen pangsa pasar ekonomi digital Asia Tenggara berada di Indonesia.

Digital Economy Framework Agreement (DEFA) Negotiation juga telah diluncurkan pada September 2023 dan diharapkan menjadi katalisator dalam meningkatkan nilai ekonomi digital ASEAN menjadi USD 2 triliun pada 2030.

“Kalau dilihat dari ekonomi digital kita, saat ini masih didominasi sektor e-commerce, 57 persen dari nilai ekonomi digital kita dari e-commerce. Lalu setelah itu ada Gojek, Grab dan lainnya. Kemudian yang ketiga online media. Pangsa dari e-commerce ini kalau tidak betul-betul kita kuatkan akan tergerus oleh negara lain," ujarnya.

Jadi, lanjut Rudy, pemerintah tidak hanya memperbaiki dari sisi digital, namun dari infrastruktur digital juga harus disiapkan.

Deputi Rudy juga menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur digital yang mendukung meratanya jangkauan internet dan kecepatan internet merupakan hal yang sangat penting dalam upaya transformasi digital.

Untuk itu, pemerintah telah meluncurkan Satelit SATRIA 1 yang diharapkan dapat memperluas coverage internet hingga ke daerah tertinggal, terdepan, dan terluar.

Dengan demikian, industri digital Indonesia diharapkan dapat semakin bersaing dengan negara lain.

Deputi Rudy juga menyampaikan pemerintah optimistis target 30 juta UMKM masuk dalam ekosistem digital pada 2024 akan tercapai.

Dari lebih dari 27 juta UMKM yang sudah Go Digital saat ini, Deputi Rudy menekankan yang terpenting bukan hanya tentang Go Digital, tetapi bagaimana produk-produk UMKM dapat terjual dan menjadi champion di pasar digital.

Menurut Rudy, salah satu yang jadi poin penting yang perlu didorong adalah bagaimana ekonomi digital ini inklusif.

"Artinya sektor non-formal pun dirangkul, misalnya penggunaan QRIS di pasar basah dan pedagang-pedagang lainnya. Paling tidak mereka sudah terdata, dan bisa kita bina lebih lanjut, perbankan bisa profiling mereka. Ini yang penting, supaya mereka bisa naik kelas ke depannya,” paparnya.

Deputi Rudy kembali menyampaikan bahwa Buku Putih Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital 2030 direncanakan akan diluncurkan pada Rabu (6/12) besok.

Dokumen ini akan menjadi pedoman dan panduan bagi kementerian atau lembaga dan pemangku kepentingan lainnya dalam melaksanakan pengembangan ekonomi digital serta menjadi rujukan dalam menentukan posisi Indonesia di dunia internasional. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler