Besok, Penghuni Eks Lokalisasi Sudah Harus Hengkang

Rabu, 14 Desember 2016 – 21:08 WIB
Ilustrasi. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - KEDIRI - Pemkot Kediri terus berupaya melakukan proses eksekusi eks lokalisasi Semampir.

Bahkan tim satpol PP memasang spanduk di sudut-sudut RW 05 yang padat hunian.

BACA JUGA: Aset Pemkab tak Menarik, Ogah Dilirik

Intinya, spanduk tersebut bertulisan tanah bekas tempat prostitusi itu adalah milik pemkot.

Spanduk tersebut dipasang sebagai bentuk penegasan dan peringatan bahwa penggusuran bangunan di atas tanah itu tetap dilakukan sesuai rencana awal.

BACA JUGA: SPG Cantik Tertangkap saat Layani Tamu

Deadline pelaksanaan adalah sampai besok (15/12).

Dalam spanduk tersebut dijelaskan bahwa di aset pemkot itu, khususnya Sertifikat Hak Pakai (SHP) Nomor 50, akan dibangun fasilitas umum dan fasilitas sosial.

BACA JUGA: Tolong..Jembatan Darurat dari Bambu, Bisa Roboh Kapan Aja

Mengenai rencana tersebut, pemkot melakukan pengosongan pada 10-15 Desember.

''Apa yang tertulis di spanduk itu adalah isi SP (surat peringatan, Red) yang kemarin kami sebarkan,'' terang Kepala Satpol PP Kota Kediri Ali Mukhlis.

Dia menjelaskan, rencana eksekusi pemkot tetap berlanjut. Tidak ada lagi toleransi karena pihaknya sudah memberikan rentang waktu yang cukup panjang.

Mekanismenya pun sama seperti konsep awal. Yakni, mengevakuasi orang atau penghuni dan barang di wisma. Menurut Ali, pemkot sudah menyiapkan tempat penampungan sementara. Tiga pos barang dan orang telah didirikan.

Lokasinya berada di Masjid Baiturrahman, lapangan Semampir Gang V, dan kantor Kelurahan Semampir. Keamanan pun akan diperketat.

''Untuk detailnya, kami sampaikan besok (hari ini, Red),'' jelasnya.

Ali mengungkapkan, satpol PP bersama TNI dan Polri bakal mengadakan simulasi hari ini (14/12).

Upaya tersebut merupakan bentuk persiapan pemkot untuk pelaksanaan eksekusi yang sebenarnya.

''Akan kami laksanakan di lapangan Brimob Kediri,'' ungkapnya kepada Jawa Pos Radar Kediri.

Sementara itu, sebagian warga diketahui mulai boyongan sedikit demi sedikit. Sekitar 10-15 KK terlihat melakukan packing dan pindah.

Ada yang kembali ke tempat asalnya seperti Wates, Ngadiluwih, serta ada pula yang pindah ke kos-kosan sekitar.

''Mereka menyewa kendaraan sendiri karena mungkin pindahnya jauh-jauh,'' terang Kasi Ketenteraman dan Ketertiban (Trantib) satpol PP Nurkhamid.

Misalnya, yang dilakukan Rudianto, 57, kemarin. Pria asli Semampir tersebut diketahui sedang bersiap-siap pindah.

Sebagian besar barangnya sudah terangkut. Hanya tinggal satu lemari.

''Saya mau pindah ke kos-kosan di sekitar sini,'' katanya saat ditemui di rumahnya kemarin.

Meski begitu, Rudi mengaku tetap menunggu proses hukum yang tengah diupayakan. Makanya, meski sudah pindah, dia masih bertahan di rumah yang diwarisi dari kakeknya tersebut.

''Saya asli sini, kalau mau pindah mau kemana?'' tambahnya.

Bukankah ada rumah susun sewa sederhana (rusunawa) yang siap menampung? Rudi pun menggeleng dengan tatapan kosong.

Rusunawa hanyalah tempat tinggal. Sementara itu, untuk tempat usaha, dia harus mencari lahan baru.

''Mau makan dan bayar pakai apa kalau tidak bekerja?'' ucap pria yang bekerja sebagai tukang tambal ban tersebut. (dna/c22/diq/flo/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ngeri..Tanak Berderak, 20 Bangunan dan Satu Jembatan Rusak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler