jpnn.com - JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengimbau kepada pemerintahan baru mendatang agar tak menunda-nunda kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara mengatakan kenaikan harga BBM perlu segera dilakukan demi menjaga fiskal Indonesia, yang hingga saat ini masih terus terbebani dengan neraca impor migas.
BACA JUGA: Minggu Depan, Tarif Tol Arah Bandara Soetta Naik
"Sebaiknya kalau bisa (kenaikan harga BBM, red) dilakukan di kuartal empat akan sangat baik, tapi kalau bisa jangan lewat dari jangka waktu Februari," kata Mirza di kompleks Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (12/9).
Lebih lanjut ia katakan bahwa dengan menaikkan harga BBM, hal itu juga dapat memberikan ruang kepada pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla untuk lebih menyesuaikan program-programnya, terutama di sektor-sektor yang produktif dan tepat sasaran.
BACA JUGA: Berebut Investasi Rp 15,349 Miliar
Selain itu menurutnya, kenaikan harga BBM nanti lebih baik dilakukan satu kali tanpa harus bertahap dengan nominal kenaikan yang langsung sesuai harga keekonomian.
"Kalau BBM naik Rp 1.000 itu kan tetap saja terjadi inflasi, tapi mengatasi defisit anggaran untuk tahun anggaran 2015-nya dan defisit Current Account 2015 kan lebih kecil daripada bertahap, efeknya sama," tegas Mirza.
BACA JUGA: Pertumbuhan Kredit Bank Tak Capai Rencana Bisnis
Sebelumnya, Jokowi berharap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menaikkan harga BBM sebelum bergantinya kepemimpinan nasional pada Oktober 2014.
Namun hal itu ditolak SBY karena ia menilai rakyat sudah terbebani dengan kenaikan tarif dasar listrik dan harga gas elpiji yang telah naik Rp 18 ribu per tabung. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengusaha Tuntut Larangan Premium SPBU Jalan Tol Dicabut
Redaktur : Tim Redaksi