JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat angka kredit macet perbankan hingga April 2011 mencapai Rp 33,732 triliun atau naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 28,871 triliunMeski demikian, angka ini menurut bank sentral masih di bawah ambang batas yang ditentukan
BACA JUGA: Kalibata City Gandeng Farmers Market
Deputi Gubernur BI Muliaman Hadad menyatakan, pihak BI mengacu pada rasio NPL yang saat ini secara netto masih di bawah 1 persen
BACA JUGA: Perkuat Jaringan Internasional, BTN Didukung WSBI
"Pada dasarnya NPL itu turun
BACA JUGA: Indeks Saham Ditekan Krisis Yunani
Saya pikir sudah sangat kecil dan saya bisa mengatakan indikator keuangan perbankan Indonesia sangat bagus," kata Muliaman di Jakarta, Kamis (16/6).Berdasarkan data yang dirilis BI, jumlah kredit bermasalah (non performing loan/NPL) perbankan per April 2011 mencapai Rp 52,49 triliun, naik Rp 5,43 triliun dibandingkan April 2010 yang sebesar Rp 47,06 triliunRasio NPL perbankan di April 2011 mencapai 2,85 persen.
Sementara itu, masih dari data BI, hingga April 2011, perbankan telah mengucurkan kredit sebanyak Rp 1,84 triliunAngka tersebut menunjukkan kenaikan ketimbang periode sama tahun lalu yakni mencapai Rp 1,49 triliun.
Dijelaskan, redit di April itu antara lain sebanyak Rp 1,70 masuk dalam kategori kredit lancarKedua, Rp 10,08 triliun dalam kategori kurang lancar, ketiga, sebesar Rp 8,68 triliun masuk kategori diragukanTerakhir, sebesar Rp 33,73 merupakan kategori kredit macet
Sementara itu, tagihan perusahaan pembiayaan yang macet juga naikBapepam-LK mengungkap yang per April ini tercatat sebesar 1,32 persen atau naik dibanding Maret 2011 sebesar 1,3 persenSementara jumlah tagihan yang diragukan sebanyak 1,01 persen, atau naik dibanding posisi Maret 2011 sebesar 0,99 persen.
Tagihan macet per April 2011 tersebut berasal dari sewa guna usaha (SGU) sebesar 0,46 persen dari Rp 55,23 triliun, anjak piutang 2,71 persen dari Rp 2,7 triliun, kartu kredit 4,02 persen dari Rp 901 miliar, dan pembiayaan konsumen 1,61 persen dari Rp 144,56 triliunNamun per April 2011, perusahaan pembiayaan masih mencatatkan laba sebesar Rp 3,24 triliun(lum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tarif Baru Pajak Film Bakal Lebih Murah
Redaktur : Tim Redaksi