Indeks Saham Ditekan Krisis Yunani

Jumat, 17 Juni 2011 – 05:27 WIB

JAKARTA - Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) masih akan berada di bawah tekananSepanjang perdagangan indeks diprediksi tetap akan  bermain di zona merah

BACA JUGA: Tarif Baru Pajak Film Bakal Lebih Murah

Memburuknya bursa global dianggap sebagai hantu kemerosotan indeks
”Kekhawatiran lanjutan sentimen negatif akan menepikan indeks ke area negatif,” ungkap Jeff Tan, analis Sinarmas Sekuritas, ketika dihubungi di Jakarta, Kamis (16/6)

BACA JUGA: Sawit Tak Berdaya Saing di Pakistan



Pergerakan bursa regional masih tergantung perkembangan krisis utang Eropa
Data-data perumahan dan tenaga kerja Amerikas Serikat (AS) juga dinanti pelaku pasar

BACA JUGA: 24 Ribu Rumah di Daerah Bakal Dibantu APBN

Krisis utang Yunani menguap dan menemui ketidakpastian masih menjadi penyumbang terbesar kepanikan pelaku pasar”Investor tidak akan agresif masuk marketMereka khawatir dengan fakta yang terjadi saat ini,” imbuhnya.

Karena itu,  sebut Jeff Tan, indeks sepanjang perdagangan hari ini akan bergerak melemahIndeks menjelajah zona merah di kisaran support 3710 dan resistence 3783Saham-saham laik untuk dikoleksi antara lain, Semen Gresik (SMGR), Indosat (ISAT), International Nickle (INCO) dan, Telekomunikasi Indonesia (TLKM)

”Anjloknya harga komoditas dunia mengikuti buruknya bursa regional meruntuhkan konfidensi pelaku pasarDan, itu diperkirakan akan tetap berlanjut sepanjang perdagangan lanjutan hari ini,” tukas Purwoko Sartono, Research Analyst, Panin Sekuritas

Sentimen negatif itu sebut Purwoko, tidak lepas dari kondisi makro ekonomi global memburukEfeknya, bukan sekadar saham-saham komoditas yang terdampar tetapi juga saham sektor pertambangan ikut tertekanKuatnya pengaruh eksternal dan minimnya sentimen positif dari dalam negeri jelas akan menghantui gerak indeks”Jadi, kami perkirakan indeks akan bergerak pada kisaran support-resistance 3.705-3.775,” ulasnya.

Mengakhiri perdagangan, Kamis (16/6), Indeks terkapar 53,780 poin (1,42 persen) ke level 3.740,471Sementara Indeks LQ45 terperosok 10,250 poin (1,52 persen) ke level 661,912Saham-saham komoditas, berbasis agrikultur dan pertambangan menjadi yang paling banyak terkena tekanan jual, indeksnya masing-masing melemah lebih dari dua persenTak satu pun sektor yang bisa menguat.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 92.777 kali pada volume 5,294 miliar lembar saham senilai Rp 4,235 triliunSebanyak 33 saham naik, 234 saham turun, dan 59 saham stagnanInvestor asing mulai lakukan profit taking setelah mengakumulasi sahamPemodal asing melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 166,307 miliar pada seluruh pasar.

Bursa-bursa Asia rata-rata memburukIndeks Komposit Shanghai jatuh 41,01 poin (1,52 persen) ke level 2.664,42Indeks Hang Seng ambruk 390,66 poin (1,75 persen) ke level 21.953,11Indeks Nikkei 225 anjlok 163,04 poin (1,70 persen) ke level 9.411,28Indeks Straits Times terpangkas 34,45 poin (1,13 persen) ke level 3.020,37. 

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Multibreeder (MBAI) naik Rp 700 ke Rp 25.700, Roda Vivatex (RDTX) naik Rp 500 ke Rp 4.500, Lionmesh (LMSH) naik Rp 350 ke Rp 5.800, dan Semen Gresik (SMGR) naik Rp 200 ke Rp 9.600Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Delta Jakarta (DLTA) turun Rp 5.000 ke Rp 120.000, Dian Swastatika (DSSA) turun Rp 1.200 ke Rp 14.800, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 1.000 ke Rp 45.400, dan Merck (MERK) turun Rp 1.000 ke Rp 118.000(far)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bapepam-LK Diminta Konsultasi ke MK


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler