BI: Drydocks Penyumbang Ekonomi Terbesar Kepri

Kamis, 29 April 2010 – 13:52 WIB
BATAM-  Pimpinan Bank Indonesia (BI) kantor Batam, Elang Tri Praptomo mengatakan, perusahaan Shipyard PT Drydocks menjadi salah satu penyumbang terbesar ekonomi Kepulauan RiauSetiap proyek yang mereka kerjakan, bisa menyumbang pendapatan Kepri sampai 200 juta dolar AS.

"Ekonomi Kepri bisa kita ukur, penyumbang ekonomi Batam terbesar adalah 50 persen dari proyek Shipyard," kata Elang dalam acara BI Coffee Morning di kantor Bank Indonesia, Batam Center, Rabu (28/4).

Perlu diketahui, kata Elang, yang menyelamatkan ekonomi Kepri pada 2009 lalu dari krisis global adalah sumbangan dari Drydocks delivery order senilai Rp2 triliun

BACA JUGA: Rabu Depan Drydocks Mulai Beroperasi Lagi

Bila itu tidak ada, pertumbuhan ekonomi bisa sampai pada level nol persen
"Jadi kita bersyukur adanya proyek tersebut," ujarnya lagi.

Pernyataan tersebut diperkuat data survey akurat BI yang disampaikan Analisis Ekonomi Muda Bank Indonesia, Oikos Mando Panjaitan, yang menyatakan, pertengahan Januari 2010 Drydocks World Pratama (ex.Pan United) menyelesaikan Jack Up Drilling Rigs L-205 Haven senilai 200 juta dolar AS untuk aktivitas eksplorasi di Norwegia.

Selain itu, perusahaan yang dilanda kerusuhan berbau SARA pekan lalu ini, juga mendapat proyek pembuatan kapal cepat rudal jenis KCR-40 kepada PT Palindo Marine Shipyard Batam oleh TNI AL dengan nilai proyek mencapai Rp60 miliar

BACA JUGA: Sri Mulyani Hanya Diperiksa 2,5 Jam

Juga turut membuat kapal yang akan dikirim keberbagai negara seperti Timur Tengah dan Eropa.

"Data survey yang kita peroleh, pemesanan kapal untuk PT Drydocks sampai tahun 2012 mencapai 22 unit
Itu artinya, perusahaan ini masih tetap menjadi salah satu penyumbang ekonomi dan tenaga kerja terbesar di Kepri khususnya Batam," ujar Oikos Mando.

Sementara kerusuhan di Drydock World Graha yang terjadi pekan lalu yang mengakibatkan kerugian akibat rusaknya berbagai fasilitas dan terbengkalainya waktu kerja karyawan

BACA JUGA: Boediono Diperiksa di Istana Wapres

BI mengatakan, hal itu tidak mempengaruhi iklim investasi kota Batam.  "Masalah yang terjadi sifatnya sangat internal, dan respon cepat pemerintah dan kepolisian sangat membantu dalam meredam masalah," ujar Elang.

Lantas terjadinya eksodus lebih dari 178 pekerja asing ke luar negeri dan menurunnya tingkat occupancy hotel sebesar 40 persen di Batam sebagai dampak dari kerusuhan berdarah di Drydocks tersebut, kembali mengatakan, tidak akan mempengaruhi kondisi ekonomi daerah secara signifikan.

"Kejadian ini sifatnya kagetan kepada warga asing, nanti mereka akan kembali dengan sendirinyaKita langsung bereaksi dengan cepat, mesti investor sempat kaget, tapi setelah tim kita jelaskan tidak ada masalah, mereka maklum, sehingga arus dana tidak pelarian secara ekonomi," masih kata Elang.

Meski demikian, para petinggi BI mengatakan, kejadian kerusuhan berdarah Drydock menjadi awal yang baik bagi perbaikan ekonomi dan perbaikan kinerja pemerintah untuk merekrut tenaga kerja asing.  "Semua instansi harus berkaca dari kejadian iniPerlu diketahui, bila ekonomi melesu di Batam, galangan kapal menjadi primadona bagi para pencari kerja, karena perusahaan ini yang paling banyak menyerap tenaga kerja," tambah Elang.

Pernyataan tidak ada dampak bagi investasi ini semakin diperkuat dengan realisasi ekspor industri manufkatur ke Singapura juga semakin meningkat menuju level normal dari level pertumbuhan 2,2 persen pada kwartal empat 2009 menjadi 30 persen di kuartal pertama 2010(cha)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hujan Deras, Demo Bubar


Redaktur : Auri Jaya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler