BI Kaji Redenominasi Rupiah

DPR Beri Lampu Hijau

Selasa, 03 Agustus 2010 – 02:20 WIB

JAKARTA - Rencana Bank Indonesia (BI) untuk mengusulkan redenominasi terus dikajiKepala Biro Humas BI Difi A

BACA JUGA: Investasi RI Terhambat Daya Saing

Johansyah mengatakan, saat ini, rencana redenominasi atau pengurangan pecahan mata uang tanpa mengurangi nilai dari uang tersebut masih dalam kajian riset
"Butuh waktu cukup lama dan persiapan matang," ujarnya di Jakarta, Senin (2/8).

Menurut Difi, yang harus dipahami masyarakat adalah, bahwa redenominasi berbeda dengan sanering atau pemotongan nilai mata uang

BACA JUGA: Tak Sesuai Identitas, Tiket Mudik Bakal Hangus

Dahulu, memang pernah melakukan kebijakan sanering yang terkenal dengan istilah Gunting Sjafrudin yang memangkas nilai mata uang Rupiah
"Kita perlu menghindari dampak yang merugikan masyarakat," katanya.

Difi menyebut, redenominasi bisa berhasil jika dilakukan saat inflasi dan ekspektasi inflasi stabil dan rendah

BACA JUGA: Siapkan Jalur KA Pelabuhan-Bandara-Stasiun

"Redenominasi intinya adalah penyederhanaan akunting dan sistem pembayaran saja tanpa menimbulkan dampak bagi ekonomi," terangnya.

Wacana redenominasi sebelumnya dilontarkan pjs Gubernur BI Darmin NasutionMenurut dia, bank sentral merasa perlu melakukan redenominasi karena uang pecahan Indonesia yang terbesar saat ini yang sebesar Rp 100.000 merupakan pecahan terbesar kedua di dunia, hanya kalah dari pecahan mata uang Vietnam yang mencetak 500.000 DongNamun, sebelumnya, Zimbabwe pernah memiliki uang pecahan yang satu lembarnya senilai 100 miliar dollar Zimbabwe"Rencana redenominasi ini akan dibicarakan dulu dengan pemerintah dan presiden dan harus melalui DPR," ujarnya.

Sementara itu, Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengaku belum mendengar rencana BI untuk melakukan redenominasi Rupiah"Apa itu redenominasi, ah gak mungkinMasa sih" (Nanti) saya "bahas dulu "yaSaya tidak tahu ya," katanya kemarin.

Sementara itu, dari DPR, lampu hijau untuk membahas redenominasi siap diberikanWakil Ketua Komisi XI DPR Harry Azhar Aziz mengatakan, redenominasi hanya terkait dengan masalah penyederhanaan pembayaran dan kemudahan transaksi"Sebab, uang kita yang terbesar kan Rp 100 ribuItu kan pecahan yang tergolong besar," ujarnya ketika dihubungi semalam.

Menurut Harry, jika BI memang mengusulkan redenominasi, maka yang harus dilakukan adalah sosialisasi kepada masyarakat bahwa redenominasi bukanlah untuk memotong atau mengurangi nilai mata uang"Jadi hanya terkait moneter sajaKalau memotong nilai mata uang, imbasnya bisa ke sosial politik, itu yang sulitTapi, kalau redenominasi saja, kami (DPR) siap membahasnya," katanya(Owi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lewat LIMAR, PLN Terangi Masyarakat Terpencil di NTB


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler