BI Optimistis Ekonomi Domestik Tumbuh 5,1 Persen

Senin, 10 Februari 2020 – 23:17 WIB
Kawasan Berikat merupakan salah satu fasilitas fiskal yang diberikan Bea Cukai kepada para perusahaan guna mendorong investasi dan peningkatan ekonomi negara. Foto: Humas Bea Cukai

jpnn.com - Di tengah mewabahnya virus corona yang dikhawatirkan memengaruhi perekonomian global, Bank Indonesia (BI) tetap optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 berada pada kisaran 5,1-5,5 dengan limit 5,3 persen.

"Wabah virus corona memang persoalan global. Tapi dunia tetap melihat itu sifatnya temporer. Dengan sudah ditemukannya vaksin, diperkirakan kejadian tersebut berlangsung selama enam bulan," kata Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo di Mataram, Senin.

BACA JUGA: Kondisi Ekonomi Sudah Parah, Buat Apa Memikirkan WNI Eks ISIS

Menurut Budi, pertumbuhan ekonomi pada semester I 2020 kemungkinan melambat. Tapi setelah itu diperkirakan akan membaik seiring dengan proses pemulihan dampak virus corona yang dilakukan oleh Pemerintah China.

"Kuncinya seberapa cepat China menemukan vaksin. Tapi kalau dilihat, semua kebijakan Pemerintah China sudah sangat ekspansif untuk menyelesaikan permasalahan yang ada," ujarnya.

BACA JUGA: Tingkatkan Efisiensi Ekonomi, Bea Cukai dan Korea Customs Service Teken AEO MRA

Budi juga menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 bisa lebih tinggi dibandingkan 2019 yang ditutup pada posisi stabil, yakni 5,02 persen.

Faktor yang mendorong adalah kebijakan BI yang menurunkan suku bunga sejak pertengahan 2019. Kebijakan tersebut seharusnya mulai berdampak 2020.

BACA JUGA: Wabah Virus Corona Berpotensi Rusak Stabilitas Ekonomi Indonesia

Selain itu, perdagangan Amerika Serikat dan China pada fase pertama sudah ditandatangani, dan sudah masuk pada fase kedua. Hal itu memberi optimisme bahwa ekonomi perdagangan dunia akan lebih baik dibandingkan pada 2019.

Jika perdagangan dunia sudah membaik maka akan mendorong harga komoditas meningkat. Kondisi tersebut diharapkan bisa mempengaruhi kinerja ekspor, sehingga pendapatan eksportir bertambah. Begitu juga dengan pendapatan nasional meningkat dan konsumsi juga lebih baik.

"Kalau ekspor meningkat, maka kebutuhan untuk produsen, untuk barang yang diekspor akan lebih besar. Jadi akan meningkatkan pendapatan nasional dan investasi juga meningkat," kata Budi. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler